Beredar survei di media sosial terkait rencana pengaktifan kembali Stasiun Kalasan, Sleman. Adanya wacana ini guna melihat kebutuhan masyarakat, khususnya penumpang commuter line (KRL). Lantas seperti apa kondisi Stasiun Kalasan saat ini?
detikJogja mengunjungi Stasiun Kalasan di Jalan Jogja-Solo tepatnya di Padukuhan Dogongan, Kalurahan Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman pada Rabu (24/9/2025) siang. Tampak bangunan stasiun tampak masih berdiri kokoh. Hanya saja stasiun itu kini nampak tidak terawat dan ditumbuhi ilalang.
Tampak dua pohon beringin tumbuh subur di samping kiri dan kanan pintu masuk Stasiun Kalasan. Sebagian dahan pohon sudah dipangkas agar tidak menimpa atap stasiun yang seakan hampir roboh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ada papan nama bertuliskan Stasiun Kalasan, hanya ada tulisan Kalasan +126M di pintu masuk dan bekas peron stasiun.
Masuk stasiun, lantai penuh dengan sampah plastik, puntung rokok, botol minuman, dan pecahan keramik lantai. Kaca stasiun juga sudah copot.
Coretan-coretan dan gambar menghiasi seluruh dinding stasiun dan di setiap ruangan, bahkan tiang bangunan. Stasiun itu seperti mati suri. Sepi, sunyi.
Tampak ada beberapa ojol maupun sopir truk ekspedisi yang berlindung dari sengatan matahari. Maklum, area stasiun masih rindang dengan kehadiran dua pohon beringin tersebut.
Di depan stasiun, terdapat dua jalur rel kereta api. Keduanya merupakan jalur aktif. Sempat KRL melintas disusul kereta jarak jauh bergantian, sesuai jadwal.
![]() |
Sementara di seberang rel, terdapat kebun yang didominasi tanaman pisang. Sementara itu di kanan dan kiri stasiun ditumbuhi semak belukar. Pun di depan pintu masuk stasiun.
Salah satu warga Kalasan, Muhammad Ansori (32), mengenang stasiun itu sudah lama tak beroperasi. Kala masih anak-anak, dia kerap datang untuk bermain di stasiun yang jaraknya tak begitu jauh dari rumahnya.
"Dulu semasa kecil sering main sampai area sekitar Stasiun Kalasan cari daun wadang buat diambil kulit ari daun buat dijadiin bola-bola mainan," kata Ansori kepada detikJogja saat ditemui siang ini.
Sebagai orang asli Kalasan, dia menyambut baik wacana reaktivitas stasiun itu. Meskipun hanya untuk berhenti KRL.
"Sebagai orang Kalasan, wacana pengaktifan stasiun patut diapresiasi dan didukung, terlebih Kapanewon Kalasan jadi salah satu kawasan industri di Yogyakarta sekaligus memiliki beberapa destinasi wisata candi," ujarnya.
Perputaran ekonomi warga sekitar pun disebut juga akan ikut terpengaruh dengan aktifnya stasiun itu.
"Dengan adanya stasiun, mobilitas masyarakat untuk mengakses industri dan wisata di kalasan jadi lebih mudah. Tentu saja hal itu berdampak ke perputaran ekonomi masyarakat sekitar," ujarnya.
"Sayang sekarang kondisinya kurang terurus, padahal lokasinya strategis," imbuh dia.
![]() |
Wacana Reaktivasi Stasiun Kalasan
Sebelumnya, Manajer Humas KAI Daop 6 Jogja, Feni Novida Saragih, membenarkan informasi tersebut. Feni mengatakan, survei tersebut untuk mengetahui kebutuhan masyarakat terkait rencana reaktivasi Stasiun Kalasan.
"Betul belum fix, makanya sedang disurvei dulu seperti apa kebutuhan masyarakat penggunanya," ujar Feni saat dihubungi detikJogja, Rabu (24/9).
Feni melanjutkan, alasan pemilihan Stasiun Kalasan untuk dioperasikan kembali yakni untuk mengetahui potensi penumpang di wilayah tersebut.
"KAI Daop 6 hanya ingin mengetahui seperti apa potensi pasar Angkutan Penumpang khususnya KRL (Kereta Rel Listrik) di Stasiun Kalasan," ujar dia.
Adapun Feni mengatakan, rencana pembukaan Stasiun Kalasan tersebut khusus untuk naik turun penumpang KRL saja.
"Iya untuk KA Lokal KRL, seperti (Stasiun) Maguwoharjo," tegasnya.
(ams/ahr)
Komentar Terbanyak
Mencicip Kue Kontol Kejepit di Keramaian Pasar Kangen Jogja
Sederet Fakta Heboh Surat Perjanjian SPPG Minta Rahasiakan Kasus Keracunan
Asal-usul Nama Kue Kontol Kejepit yang Unik, Kenapa Dinamakan Demikian?