Operator Trans Jogja Buka Suara soal Wacana Subsidi Dipangkas Tahun 2026

Operator Trans Jogja Buka Suara soal Wacana Subsidi Dipangkas Tahun 2026

Adji G Rinepta - detikJogja
Rabu, 27 Agu 2025 21:34 WIB
Uji coba contraflow Trans Jogja di Jalan Pasar Kembang (Sarkem), Selasa (31/10/2023).
Ilustrasi bus Trans Jogja. Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Operator Trans Jogja, PT Anindya Mitra Internasional (AMI), angkat bicara soal rencana pemangkasan subsidi Trans Jogja 2026. PT AMI memilih fokus untuk bagaimana menambah pendapatan guna menutupi pemangkasan subsidi itu.

Direktur Utama PT AMI, Priyatno Bambang Hernowo, menjelaskan subsidi yang diterima dihitung dari Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dikurangi pendapatan.

BOK, lanjutnya, berisi beberapa biaya seperti biaya investasi, biaya Sumber Daya Manusia (SDM), biaya sparepart, biaya bahan bakar, dan pendukung lainnya misalnya aplikasi, sewa pool dan sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 128 unit yang kita operasikan, 116 dioperasikan artinya yang beroperasi tiap hari saat ini, 12 cadangan. Itu tetap akan berjalan di 2026 walaupun ada pemotongan (subsidi), rute juga tetap sama," jelasnya saat dihubungi, Rabu (27/8) malam.

ADVERTISEMENT

"Kami juga punya pendapatan, yaitu dari tarif. Tarif itu dikalikan jumlah penumpang dihitung jadi pendapatan tarif. Ada pendapatan nontarif, dalam hal ini berupa branding-branding yang ada di badan bus," sambung Priyatno.

Penampakan kertas tuntutan di Halte Trans Jogja jalan Kenari, Kota Jogja, Selasa (26/8/2025).Penampakan kertas tuntutan di Halte Trans Jogja jalan Kenari, Kota Jogja, Selasa (26/8/2025). Foto: Adji Ganda Rinepta/detikJogja

Priyatno sadar betul jika subsidi dipotong maka konsekuensi sebagai operator adalah menambah pendapatan. Meski menurutnya BOK tahun depan dipastikan akan naik, ditambah tuntutan untuk tidak mengurangi kualitas fasilitas.

"Dishub menyampaikan bahwa di 2026 operasional tetap 116, artinya 116 bus tetap di jalur. Artinya BOK-nya seperti tahun ini atau ada kenaikan karena ada SDM yang mungkin UMR naik gitu ya," ujarnya.

Untuk itu, kata Priyatno menambah pendapatan nontarif adalah hal mutlak yang bisa dilakukan. Minimal, sesuai dengan jumlah pemotongan subsidi atau bahkan lebih.

Priyatno bilang, hingga saat ini baru ada 55 bus yang sudah dipasangi branding dari total bus yang ada. Hal itu dikarenakan adanya aturan-aturan bus yang boleh dipasangi branding, namun ia tak memaparkannya.

"Maka yang akan dikejar ya pendapatan nontarif, dalam hal ini branding-branding yang ada di badan bus," papar Priyatno.

"Tantangannya adalah bisa dapat atau tidak, nah kita itu di 2026 akan ada penambahan 25 unit bus yang di 2025 belum bisa kita pasang karena umurnya belum ada 3 tahun, katakanlah karena itu baru dibeli 2023. Nah itu sekarang bisa kami pasarkan untuk itu gitu, nah itu potensinya," lanjutnya.

Selain itu, kata Priyatno, dukungan pihak-pihak juga sangat penting untuk menunjang pendapatan, utamanya pendapatan tiket. Salah satunya dengan menggencarkan kampanye penggunaan transportasi umum.

"Kedua, saya berharap bahwa dari sisi penumpang itu juga ada kenaikan, dan berusaha untuk bisa mendapatkan jumlah penumpang yang besar. Ini butuh dukungan dari semua pihak," ungkapnya.

"Butuh dukungan, butuh kampanye, butuh role model. Kalau ada role model maka akan ikut, apalagi opinion leader itu mengkampanyekan penggunaan transportasi umum," pungkas Priyatno.

Sebelumnya, Komisi C DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengusulkan pemangkasan subsidi Trans Jogja 2026. Wacana itu pun kini tengah dikaji Dinas Perhubungan DIY.

"Masih akan kami kaji kembali. Kami berupaya optimalisasi rute dan pendapatan, doakan saja tidak mengurangi layanan kepada masyarakat," terang Kepala Dishub DIY, Chrestina Erni Widyastuti, saat dihubungi, Selasa (26/8).

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, menegaskan kualitas layanan Trans Jogja tidak boleh menurun jika subsidi jadi dipangkas. Pihaknya pun mendorong operator Trans Jogja lebih kreatif untuk menambah cuan alias keuntungan.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads