BBWSSO Bakal Tambah Frekuensi Penutupan Selokan Mataram-Van Der Wijck

BBWSSO Bakal Tambah Frekuensi Penutupan Selokan Mataram-Van Der Wijck

Adji G Rinepta - detikJogja
Senin, 25 Agu 2025 18:56 WIB
Lokasi begal payudara Nmax teror 2 perempuan di Selokan Mataram, Bamping, Sleman. Foto diambil Kamis (15/8/2024).
Ilustrasi. Selokan Mataram wilayah Gamping, Sleman. Foto: dok. detikJogja
Jogja -

Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) mengungkap rencana menambah frekuensi penutupan Selokan Mataram dan selokan Van Der Wijck. Hal ini dilakukan untuk pemeliharaan terhadap struktur bangunan yang semakin menua.

Kepala Bidang Operasi Pemeliharaan BBWSSO, Vicky Aryanti mengatakan selama ini penutupan dua saluran itu hanya dilakukan dua kali dalam sebulan. Itu pun hanya beberapa jam.

"Minimal pematian itu sekitar 2 minggu sebenarnya, untuk pemeliharaan saluran," jelas Vicky saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Senin (25/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sekarang kan hanya ada pematian Selasa minggu kedua dan keempat, tapi itu kan hanya untuk kami menggelontorkan tong lumpur sebenernya, 12 jam sudah bisa ngalir lagi, tapi itu tidak cukup kalau kita akan menelusur 30-an kilometer saluran itu," sambungnya.

Penambahan frekuensi ini pun menurut Vicky sangat penting dilakukan karena berkaitan dengan pemeliharaan struktur bangunan yang semakin menua. Pada masa pemeliharaan, pihaknya akan melakukan inspeksi menyeluruh terhadap dua saluran itu.

ADVERTISEMENT

Vicky menambahkan, pihaknya mengusulkan penutupan saluran dilakukan minimal sepakan dalam setahun. Itu pun bisa dilakukan saat masa tanam para petani usai.

"Kami tetap mengusulkan tahun-tahun tetap ada pematian entah satu minggu tapi terjadwal tiap tahunnya. Mungkin pas musim-musim sudah ada hujan, November awal," papar Vicky.

"Ya bangunan ini sudah ratusan tahun usianya, kalau kita tidak berusaha membuat pematian yang terjadwal, tiba-tiba nanti ada yang bocor jebol, itu aja takut kami," sambungnya.

Selain itu, kata Vicky, penutupan terjadwal juga akan mendisiplinkan masa tanam petani sesuai yang diatur dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur DIY Nomor 255 Tahun 2023.

"Itu sekaligus diedukasi, mendisiplinkan masa tanam yang baru saja diterbitkan SK Gubernurnya tahun lalu juga. Jadi per akhir masa tanam tiga menuju masa tanam satu mungkin ada jeda seminggu lah minimal untuk itu," ungkapnya.

Lebih lanjut Vicky mengatakan, penambahan frekuensi penutupan bisa mulai dilakukan tahun ini. Namun hal itu masih belum pasti karena masih dalam pembahasan.

"Penutupan bisa dilakukan pada akhir Oktober atau bergeser ke November, tapi masih belum diputuskan," pungkasnya.




(afn/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads