Harga sembako (sembilan bahan pokok) dapat berubah setiap harinya akibat pengaruh berbagai faktor. Perubahan harga-harga tersebut harus diketahui masyarakat agar bisa menentukan prioritas bahan makanan yang akan dibeli.
Sebelum itu, apa saja yang masuk kategori sembako? Berdasar Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 115/MPP/Kep/2/1998 tentang Jenis Barang Kebutuhan Pokok Masyarakat, sembako meliputi beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, jagung, minyak tanah, dan garam beryodium.
Di samping sembako, informasi seputar bahan pokok lainnya juga penting diketahui karena mungkin naik-turun sehari-hari, seperti ikan, cabai, dan bawang. Bukan hanya konsumen, melainkan juga pedagang dapat mengambil manfaat dari informasi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cabai rawit merah menutup pekan ketiga Agustus 2025 dengan lagi-lagi, penurunan harga. Sekarang berapa sekilonya? Simak informasi lengkap harga bahan pokok Jogja 22 Agustus 2025 berdasar data PIHPS dan Bapanas berikut ini.
Daftar Harga Sembako Jogja 22 Agustus 2025 Versi PIHPS Nasional
PIHPS adalah singkatan dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional. Laman ini dikelola oleh Bank Indonesia sejak 2016. PIHPS menyajikan data seputar barang pokok yang dinilai memiliki kekuatan signifikan dalam membentuk angka inflasi.
Dilihat pada Jumat (22/8/2025) pukul 11.13 WIB, daging ayam ras dan cabai rawit merah tampak mengalami perubahan harga. Sisanya masih dibanderol dengan harga yang berlaku kemarin, Kamis (21/8/2025).
Cabai rawit merah tercatat kembali meneruskan tren penurunan harganya. Hari ini, angkanya melorot dari Rp 27.500 menjadi Rp 26.750 per kilogram. Dengan demikian, hanya dalam 1 minggu saja, terhitung dari 18 Agustus, cabai rawit merah sudah turun sebanyak 3 kali.
Sebagai pembanding, harga rata-rata cabai rawit merah di seluruh Indonesia hari ini adalah Rp 43.200 sekilo. Harga tertinggi berlaku di pasar-pasar Papua, yakni 93.000 rupiah sekilo. Sementara itu, yang terendah ada di Bengkulu, yakni Rp 23.800/kg.
Berlainan dengan cabai rawit merah yang dihantam badai turunnya harga, daging ayam ras segar justru naik. Grafik PIHPS menunjukkan, harga per kilonya naik 500 rupiah hari ini, terhitung dari Rp 32.500 menjadi Rp 33.000.
Perlu diketahui, harga pangan yang disajikan PIHPS untuk wilayah Jogja diambil dari angka rata-rata Pasar Beringharjo dan Kranggan. Lebih lengkapnya, berikut daftar harga sembako di Kota Jogja per 22 Agustus 2025:
- Bawang merah ukuran sedang: Rp 41.250/kg
- Bawang putih ukuran sedang: Rp 39.500/kg
- Beras kualitas bawah I: Rp 13.400/kg
- Beras kualitas bawah II: Rp 12.400/kg
- Beras kualitas medium I: Rp 15.150/kg
- Beras kualitas medium II: Rp 14.400/kg
- Beras kualitas super I: Rp 16.250/kg
- Beras kualitas super II: Rp 15.250/kg
- Cabai merah besar: Rp 37.500/kg
- Cabai merah keriting: Rp 31.750/kg
- Cabai rawit hijau: Rp 35.500/kg
- Cabai rawit merah: Turun dari Rp 27.500 menjadi Rp 26.750/kg
- Daging ayam ras segar: Naik dari Rp 32.500 menjadi Rp 33.000/kg
- Daging sapi kualitas 1: Rp 140.000/kg
- Daging sapi kualitas 2: Rp 132.500/kg
- Gula pasir kualitas premium: Rp 18.250/kg
- Gula pasir lokal: Rp 16.750/kg
- Minyak goreng curah: Rp 18.000/kg
- Minyak goreng kemasan bermerk 1: Rp 21.750/kg
- Minyak goreng kemasan bermerk 2: Rp 21.000/kg
- Telur ayam ras segar: Rp 27.150/kg
Perlu diketahui, harga yang disajikan PIHPS masih mungkin berubah hingga pukul 13.00 WIB dan dalam kondisi tertentu, sampai hari berikutnya. Oleh karena itu, detikers dapat memantau perkembangan harganya via tautan https://www.bi.go.id/hargapangan/home/index.
Daftar Harga Sembako Jogja 22 Agustus 2025 Versi Bapanas
Selain PIHPS, sumber kredibel yang bisa digunakan untuk mengetahui perkembangan harga sembako sehari-hari adalah panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dikutip dari situs resminya pada Jumat, 22 Agustus 2025 pukul 11.19 WIB, daftar lengkap harga sembako Kota Jogja hari ini adalah sebagai berikut:
- Beras premium: Rp 14.500/kg
- Beras medium: Rp 13.000/kg
- Beras SPHP: Rp 12.500/kg
- Kedelai biji kering (impor): Rp 9.200/kg
- Bawang merah: Turun dari Rp 43.286 menjadi Rp 40.714/kg
- Bawang putih bonggol: Turun dari Rp 29.750 menjadi Rp 29.571/kg
- Cabai merah keriting: Naik dari Rp 27.571 menjadi Rp 28.143/kg
- Cabai merah besar: Naik dari Rp 32.857 menjadi Rp 33.571/kg
- Cabai rawit merah: Turun dari Rp 24.286 menjadi Rp 24.000/kg
- Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
- Daging ayam ras: Naik dari Rp 31.500 menjadi Rp 32.167/kg
- Telur ayam ras: Turun dari Rp 27.000 menjadi Rp 26.938/kg
- Gula konsumsi: Turun dari Rp 17.318 menjadi Rp 17.273/kg
- Minyak goreng kemasan: Rp 18.818/liter
- Minyak goreng curah: Naik dari Rp 17.143 menjadi Rp 17.214/liter
- Minyakita: Rp 15.700/liter
- Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
- Tepung terigu kemasan: Turun dari Rp 10.889 menjadi Rp 10.875/kg
- Garam konsumsi: Rp 11.625/kg
- Ikan kembung: Rp 37.833/kg
- Ikan tongkol: Rp 34.333/kg
- Ikan bandeng: Rp 41.000/kg
Sebagai catatan, data harga bahan pangan di atas diambil dari menu 'Tabel Perkembangan Harga' dengan mencantumkan jenis data panel konsumen, wilayah Provinsi DIY, Kota Jogja, dan periode 21-22 Agustus 2025. Berhubung data yang disajikan masih bisa berubah, detikers dapat mengakses perkembangan harga terbaru via tautan https://panelharga.badanpangan.go.id/tabel-rekap.
Bukan hanya data PIHPS, data Bapanas juga menampakkan turunnya harga cabai rawit merah. Tercatat, angkanya turun tipis dari Rp 24.286 menjadi Rp 24.000 per kilogram. Angka ini turun jauh dari harga tertinggi rawit merah selama 22 hari bulan Agustus yang menyentuh Rp 32.333 sekilo.
Data Bapanas memang menunjukkan sedikit kebangkitan harga cabai rawit merah dari level terendah per 20 Agustus yang dibanderol Rp 23.750 sekilo. Hanya saja, harga rawit merah hari ini bahkan belum bisa menyamai angkanya saat memulai Agustus 2025, yakni Rp 28.143/kg.
Faktor-faktor Penyebab Naiknya Harga Sembako
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan harga bahan pokok naik. Dirangkum dari Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' karya Nur Azizah Nasution dkk, ini poin-poinnya:
1. Faktor Produksi
Tanpa adanya produksi, para pedagang sembako di pasar akan kekurangan jumlah barang. Penyebabnya bervariasi, mulai dari hasil panen yang tidak maksimal, keterbatasan biaya petani, hingga cuaca buruk. Alhasil, barang langka membuat harga melambung.
2. Faktor Distribusi
Semakin lama proses distribusi, makin naik pula harga sembako. Lebih-lebih, jika terjadi keterlambatan dalam prosesnya. Akibatnya, pedagang mesti menaikkan harga sembako demi dapat meraup laba.
3. Faktor Sumber Pasokan
Mirip dengan faktor pertama, sumber pasokan dapat memengaruhi naik-turunnya harga sembako. Semakin banyak barang yang tersedia, harganya akan semakin murah, begitu pula sebaliknya.
4. Faktor Permintaan dan Penawaran
Ketika permintaan terhadap suatu barang naik, para pedagang akan menaikkan harga. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
5. Faktor Jumlah Pedagang Pesaing
Semakin banyak pesaing, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif pasaran. Sebagai contoh, di pasar A hanya ada dua pedagang sembako. Kondisi ini membuat keduanya bersaing dengan lebih ekstrem ketimbang pasar B yang memiliki 10 pedagang sembako. Sebab, keduanya mesti bersaing ketat untuk memperebutkan pasar.
Demikian informasi harga sembako di Jogja, Jumat, 22 Agustus 2025. Perlu dicatat bahwa harga yang ditemui di pasaran bisa saja berbeda. Hal ini disebabkan adanya disparitas untuk masing-masing bahan pokok. Semoga bermanfaat.
(par/ahr)
Komentar Terbanyak
UGM Batalkan Sewa Gedung untuk Launching Buku Roy Suryo dkk
Ditolak UGM, Launching Buku Roy Suryo dkk Pindah ke Kafe
Judul Buku Roy Suryo dkk yang Batal Dilaunching di UC UGM: Jokowi's White Paper