Perajin Wakul di Kulon Progo Naik Kelas, Kini Tembus Pasar Internasional!

Perajin Wakul di Kulon Progo Naik Kelas, Kini Tembus Pasar Internasional!

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Sabtu, 02 Agu 2025 15:33 WIB
Produk bambu karya Jagad Bamboo Craft di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (2/8/2025).
Produk bambu Neti di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (2/8/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Warga Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berhasil menaikkan 'derajat' usaha keluarganya. Dari yang awalnya hanya menjual tempat nasi dari bambu, kini usaha dari Kulon Progo itu merambah pasar internasional.

Penjual tersebut bernama Neti Ratnaningsih (39), warga Turus, Kalurahan Tanjungharjo, Kapanewon Nanggulan, Kulon Progo. Dia berhasil mengembangkan usaha turun temurun keluarganya yang semula fokus berjualan tempat nasi atau wakul jadi aneka jenis karya berbahan baku bambu.

"Awal mulanya itu sebenarnya saya ini turunan ketiga dari Simbah, bapak terus saya, jadi dulu itu awalnya cuma wakul nasi, terus lama kelamaan dikembangkan karena ada yang custom. Akhirnya kita coba komunikasi ke perajin dan ternyata bisa dan makin banyak dan berkembang seperti sekarang," ujar Neti saat ditemui di tempat usahanya bernama Jagad Bamboo Craft, Turus, Tanjungharjo, Nanggulan, Sabtu (2/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Neti mengatakan kini ada 350 item yang dijual Jagad Bamboo Craft. Selain wakul, ada besek, keranjang, wadah lampu, tempat seserahan, serta mainan tradisional yang seluruhnya terbuat dari bambu.

"Jenisnya ada macem-macem, mulai dari besek, keranjang, basket sama mainan tradisional. Kalau ditotal yang mungkin ada 350-an, cuma saya nggak pernah ngitung pastinya," ujarnya.

ADVERTISEMENT
Produk bambu karya Jagad Bamboo Craft di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (2/8/2025).Produk bambu karya Jagad Bamboo Craft di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (2/8/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Neti mengatakan bahan baku bambu didapat dari wilayah Samigaluh, Kulon Progo. Untuk proses pembuatannya menyesuaikan pesanan dari customer.

Jika ingin dibuat keranjang, bambu akan dibersihkan dulu, lalu dipotong tipis menyerupai penggaris. Selanjutnya potongan bambu itu dianyam dengan pola tertentu sampai akhirnya berwujud keranjang.

Neti mengatakan usaha yang sudah dia geluti sejak lebih dari 5 tahun terakhir ini telah mengalami perkembangan pesat. Produknya juga sudah dikirim ke sejumlah daerah di Indonesia bahkan merambah mancanegara.

"Produk kami dijual lokal dan luar. Untuk lokal biasanya kerja sama dengan rumah makan atau restoran, hotel. Jadi kalau Lebaran gitu kita punya kerja sama juga dengan UKM kue kering dan sebagainya. Terus kalau keluar kita sudah ke Abu Dhabi, terakhir itu kirim ke Rusia, Belanda, Italia, terus Malaysia sama Australia, itu kita kirim repeat order juga," terangnya.

Meski sudah mengekspor produknya ke mancanegara, harga jual produk buatannya pun tergolong masih ramah di kantong. Harganya mulai dari Rp 5.000 hingga paling mahal Rp 500.000.

"Untuk harga kisaran Rp 5000 sampai Rp 500.000. Nggak ada yang sampai jutaan rupiah," terang Neti.




(apu/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads