Ada saja gebrakan yang dilakukan oleh penjual kambing kurban di Godegan RT10, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Dulu pria bernama Adi Karnadi itu sempat viral karena menggunakan SPG seksi untuk melayani pelanggannya. Sekarang, ia beralih menggunakan mahasiswi berpakaian kantoran untuk berjualan kambing.
Pemilik kandang kambing Mutiara Eva, itu mengatakan, menjelang Idul Adha kembali berjualan kambing kurban dengan cara unik. Namun, saat ini Adi memilih tidak menggunakan SPG.
"Ya karena konsep yang kemarin menggunakan konsep SPG seperti di mal, dan lumayan seksi. Karena itu sekarang saya pakai konsep mahasiswi menggunakan pakaian kantoran," katanya kepada wartawan di Kasihan, Bantul, Selasa (6/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para SPG mahasiswi saat melayani pembeli kambing kurban di Godegan RT.10, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja |
Menurutnya, mahasiswi yang membantunya berjualan kambing kurban melalui proses penjaringan. Pasalnya Adi membuka lowongan untuk pekerjaan menjual kambing tersebut.
"Saya itu buka lowongan SPG untuk mahasiswi dan yang melamar 60-70 orang, lalu saya seleksi akhirnya menjadi empat orang," ucapnya.
Mengenai alasan memilih mahasiswi untuk membantu berjualan kambing kurban, Adi mengaku, untuk meningkatkan penjualan sekaligus mengedukasi. Edukasi itu adalah agar generasi muda menghargai pekerjaan dan tidak memandang sebelah mata jual beli ternak.
"Tahun ini saya menggunakan konsep yaitu mahasiswi karena saya yakin bahwa generasi penerusnya biar tahu kalau sebenarnya bisa mencari uang dengan cara apapun tapi yang halal," ujarnya.
"Jadi walaupun kelihatannya hanya SPG kambing sebenarnya hasilnya sangat bagus. Karena itu saya mencari mahasiswi yang cantik agar menjadi daya tarik pembeli," lanjut Adi.
Selain itu, mahasiswi bisa lebih mengenal dunia peternakan dan pertanian. Di mana hal tersebut bisa menjadi bekal jika sudah lulus dari bangku perkuliahan.
"Tahun ini penjualannya online dan offline, dan ada targetnya juga untuk para SPG itu," ucapnya.
Karena tahun ini Adi menargetkan penjualan kambing kurban sekitar 700 ekor. Namun target itu jelas berbanding lurus dengan honor untuk mahasiswi tersebut.
"Saya membayar mahasiswi dengan cara bagi hasil, jadi satu ekor saya budget Rp 100 ribu. Nah, kalau sampai sehari bisa sekitar 10 ekor saya kasih tambahan Rp 300 ribu. Jadi lumayan, jual 10 ekor bisa dapat Rp 1,3 juta," katanya.
Para SPG mahasiswi saat melayani pembeli kambing kurban di Godegan RT.10, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja |
Adapun harga kambing kurban di tempat Adi mulai harga Rp 2,5-10 juta. Selanjutnya pembeli bisa menitipkan kambing hingga H-1 Iduladha.
"Karena SPG mahasiswi ini juga stay (berada) di sini sampai H-1 Idul Adha," ujarnya.
Salah satu mahasiswi yang menjadi SPG kambing, Nia Putri mengaku awalnya sempat ragu. Namun setelah menjalaninya ternyata mampu meraup pendapatan yang baginya cukup.
"Awalnya kan aku ditawarin ternyata saat dijalani hasilnya wow banget. Apalagi jualannya bisa online dan offline, jadi fleksibel juga," katanya.
Mahasiswi semester akhir ini juga mengaku menjual kambing kurban juga menjadi tantangan tersendiri. Namun hal itu tidak membuatnya berkecil hati karena pendapatan berbanding lurus dengan penjualan.
"Dan unik juga jualan kambing ini, karena lebih menantang dan target pasar baru juga buat kita," ujarnya.
(apl/ahr)














































Komentar Terbanyak
Termasuk Roy Suryo, Ini Daftar 8 Tersangka Kasus Tudingan Ijazah Palsu Jokowi
Apa Bedanya Hamengku Buwono, Paku Alam, Paku Buwono, dan Mangkunegara?
Pandji Pragiwaksono Dituntut 50 Kerbau gegara Candaan Adat Pemakaman Toraja