Harga sembako (sembilan bahan pokok) dapat berubah setiap harinya akibat pengaruh berbagai faktor. Bagi detikers yang membutuhkan informasi tentangnya, simak daftar harga sembako Jogja 28 Februari 2025 di bawah ini.
Apa saja yang termasuk sembako? Berdasar Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 115/MPP/Kep/2/1998 tentang Jenis Barang Kebutuhan Pokok Masyarakat, sembilan bahan pokok atau sembako adalah beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, jagung, minyak tanah, dan garam beryodium.
Tentunya, di samping sembako, informasi seputar harga bahan lainnya juga penting untuk diketahui. Pasalnya, berbekal pengetahuan ini, warga Jogja dapat menentukan prioritas bahan makanan yang akan dibeli dan jumlahnya. Tak hanya konsumen, pedagang maupun produsen juga dapat menentukan langkah yang diambil berdasarkan naik-turunnya harga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 28 Februari 2025, harga cabai rawit merah tercatat turun drastis di daerah Kota Jogja. Jadi berapa? Informasi lengkapnya bisa detikers baca melalui daftar harga sembako Jogja 28 Februari 2025 berdasar data Bapanas berikut ini!
Daftar Harga Sembako Jogja 28 Februari 2025 Versi Bapanas
Sumber kredibel yang bisa digunakan untuk mengetahui perkembangan harga sembako sehari-hari adalah panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dikutip dari situs resminya pada Jumat, 28 Februari 2025 pukul 10.57 WIB, daftar lengkap harga sembako Kota Jogja hari ini adalah sebagai berikut:
- Beras premium: Rp 14.045/kg
- Beras medium: Rp 13.000/kg
- Beras SPHP: Rp 12.500/kg
- Kedelai biji kering (impor): Rp 9.600/kg
- Bawang merah: Naik dari 34.429 menjadi Rp 34.857/kg
- Bawang putih bonggol: Naik dari Rp 39.571 menjadi Rp 40.375/kg
- Cabai merah keriting: Turun dari Rp 50.000 menjadi Rp 48.571/kg
- Cabai merah besar: Rp 55.714/kg
- Cabai rawit merah: Turun dari Rp 88.143 menjadi Rp 83.571/kg
- Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
- Daging ayam ras: Rp 35.667/kg
- Telur ayam ras: Naik dari Rp 29.833 menjadi Rp 29.900/kg
- Gula konsumsi: Naik dari Rp 17.950 menjadi Rp 18.000/kg
- Minyak goreng kemasan: Turun dari Rp 19.450 menjadi Rp 19.409/liter
- Minyak goreng curah: Turun dari Rp 17.917 menjadi Rp 17.714/liter
- Minyakita: Turun dari Rp 16.425 menjadi Rp 16.175/liter
- Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
- Tepung terigu kemasan: Rp 11.000/kg
- Garam konsumsi: Naik dari Rp 11.667 menjadi Rp 11.700/kg
- Ikan kembung: Naik dari Rp 36.500 menjadi Rp 37.833/kg
- Ikan tongkol: Naik dari Rp 33.500 menjadi Rp 34.500/kg
- Ikan bandeng: Naik dari Rp 41.333 menjadi Rp 41.667/kg
Sebagai catatan, data harga bahan pangan di atas diambil dari menu 'Tabel Perkembangan Harga' dengan mencantumkan jenis data panel konsumen, wilayah Provinsi DIY, Kota Jogja, dan periode 27-28 Februari 2025. Berhubung data yang disajikan masih bisa berubah, detikers dapat mengakses perkembangan harga terbaru via tautan https://panelharga.badanpangan.go.id/tabel-rekap.
Dari data yang disajikan Bapanas, selama seminggu terakhir, harga cabai rawit merah di Kota Jogja berfluktuasi. Per 21 Februari 2025, harganya ada di angka Rp 78.000-an sekilo. Kemudian, pada 23 Februari, harganya naik menjadi Rp 80.000-an per kilo.
Tiba-tiba, 2 hari kemudian, yakni 25 Februari, harga cabai rawit merah ngegas menjadi Rp 85.000. Keesokan harinya, 26 Februari, harganya kembali melonjak, kali ini menjadi Rp 91.000-an sekilo.
Dua hari selanjutnya, harga cabai rawit merah Kota Jogja tampak alami tren penurunan. Per 27 Februari, angkanya turun kurang lebih 3 ribu rupiah menjadi Rp 88.143/kg. Adapun hari ini, banderolan cabai rawit merah kembali turun, yakni dari Rp 88.143 menjadi Rp 83.571.
Faktor-faktor Penyebab Naiknya Harga Sembako
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan harga bahan pokok naik. Dirangkum dari Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' karya Nur Azizah Nasution dkk, ini poin-poinnya:
1. Faktor Produksi
Tanpa adanya produksi, para pedagang sembako di pasar akan kekurangan jumlah barang. Penyebabnya bervariasi, mulai dari hasil panen yang tidak maksimal, keterbatasan biaya petani, hingga cuaca buruk. Alhasil, barang langka membuat harga melambung.
2. Faktor Distribusi
Semakin lama proses distribusi, makin naik pula harga sembako. Lebih-lebih, jika terjadi keterlambatan dalam prosesnya. Akibatnya, pedagang mesti menaikkan harga sembako demi dapat meraup laba.
3. Faktor Sumber Pasokan
Mirip dengan faktor pertama, sumber pasokan dapat memengaruhi naik-turunnya harga sembako. Semakin banyak barang yang tersedia, harganya akan semakin murah, begitu pula sebaliknya.
4. Faktor Permintaan dan Penawaran
Ketika permintaan terhadap suatu barang naik, para pedagang akan menaikkan harga. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
5. Faktor Jumlah Pedagang Pesaing
Semakin banyak pesaing, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif pasaran. Sebagai contoh, di pasar A hanya ada dua pedagang sembako. Kondisi ini membuat keduanya bersaing dengan lebih ekstrem ketimbang pasar B yang memiliki 10 pedagang sembako. Sebab, keduanya mesti bersaing ketat untuk memperebutkan pasar.
Demikian informasi harga sembako di Jogja, Jumat, 28 Februari 2025. Perlu dicatat bahwa harga yang ditemui di pasaran bisa saja berbeda. Hal ini disebabkan adanya disparitas untuk masing-masing bahan pokok. Semoga bermanfaat.
(sto/dil)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi