Harga sembako dapat berubah setiap harinya akibat pengaruh berbagai faktor. Bagi detikers yang membutuhkan informasi tentangnya, simak daftar harga sembako Jogja 6 Januari 2025 di bawah ini.
Informasi terkait harga sembako begitu penting untuk masyarakat. Pasalnya, berbekal pengetahuan ini, warga Jogja dapat menentukan prioritas bahan makanan yang akan dibeli dan jumlahnya. Tak hanya konsumen, pedagang dan produsen juga dapat menentukan langkah yang diambil berdasarkan naik-turunnya harga suatu sembako.
Pada awal pekan kedua Januari 2025, sejumlah bahan pokok tercatat naik, seperti cabai rawit merah dan cabai merah besar. Selain itu, apa saja yang naik dan turun? Mari, telaah daftar lengkap harga sembako Jogja 6 Januari 2025 berdasar data PIHPS dan Badan Pangan Nasional berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daftar Harga Sembako Jogja 6 Januari 2025 Versi PIHPS Nasional
PIHPS adalah singkatan dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional. Laman ini dikelola oleh Bank Indonesia sejak 2016. PIHPS menyajikan data seputar barang pokok yang dinilai memiliki kekuatan signifikan dalam membentuk angka inflasi.
Dilihat pada Senin (6/1/2025) pukul 11.04 WIB, 5 bahan pokok berubah harga. Cabai merah besar, cabai rawit hijau, dan cabai rawit merah naik harga, sedangkan cabai merah keriting dan telur ayam ras turun.
Pertama, cabai merah besar naik dari Rp 71.250 menjadi Rp 80.000 per kilogram. Kendati tidak sesignifikan cabai merah besar, harga cabai rawit hijau juga naik, dari Rp 57.500 menjadi Rp 61.250.
Senada dengan dua tipe cabai lainnya, cabai rawit merah juga naik. Jika pada Jumat, 3 Januari 2025 harganya masih dibanderol Rp 81.250, hari ini, cabai rawit merah dihargai Rp 98.750 per kilo. Sebagai informasi, pada 30 Desember 2024 lalu, harga satu kilo cabai rawit merah masih ada di angka Rp 72.500.
Di tengah kenaikan cabai-cabai lain, cabai merah keriting justru turun harga. Hari ini, harganya tercatat turun dari Rp 77.500 menjadi Rp 75.000 per kilogram. Terakhir, telur ayam ras segar turun dari Rp 31.000 menjadi Rp 30.000/kg.
Sebagai informasi, harga pangan yang disajikan PIHPS untuk wilayah Jogja diambil dari angka rata-rata Pasar Beringharjo dan Kranggan. Lebih lengkapnya, berikut ini daftar harga sembako di Kota Jogja pada 6 Januari 2025:
- Bawang merah ukuran sedang: Rp 41.250/kg
- Bawang putih ukuran sedang: Rp 44.500/kg
- Beras kualitas bawah I: Rp 13.000/kg
- Beras kualitas bawah II: Rp 12.150/kg
- Beras kualitas medium I: Rp 14.650/kg
- Beras kualitas medium II: Rp 13.900/kg
- Beras kualitas super I: Rp 16.000/kg
- Beras kualitas super II: Rp 15.150/kg
- Cabai merah besar: Naik dari Rp 71.250 menjadi Rp 80.000/kg
- Cabai merah keriting: Turun dari Rp 77.500 menjadi Rp 75.000/kg
- Cabai rawit hijau: Naik dari Rp 57.500 menjadi Rp 61.250/kg
- Cabai rawit merah: Naik dari Rp 81.250 menjadi Rp 98.750/kg
- Daging ayam ras segar: Rp 36.250/kg
- Daging sapi kualitas 1: Rp 140.000/kg
- Daging sapi kualitas 2: Rp 132.500/kg
- Gula pasir kualitas premium: Rp 17.900/kg
- Gula pasir lokal: Rp 17.250/kg
- Minyak goreng curah: Rp 18.000/liter
- Minyak goreng kemasan bermerk 1: Rp 21.400/liter
- Minyak goreng kemasan bermerk 2: Rp 20.250/liter
- Telur ayam ras segar: Turun dari Rp 31.000 menjadi Rp 30.000/kg
Perlu diketahui, harga yang disajikan PIHPS masih bisa berubah hingga pukul 13.00 WIB dan dalam kondisi tertentu, sampai hari berikutnya. detikers bisa memantau perkembangan harga terkini via tautan https://www.bi.go.id/hargapangan/home/index.
Daftar Harga Sembako Jogja 6 Januari 2025 Versi Bapanas
Selain PIHPS, sumber kredibel lainnya yang bisa dipakai untuk mengetahui perkembangan harga sembako sehari-hari adalah panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dikutip dari situs resminya pada Senin, 6 Januari 2025 pukul 10.54 WIB, perubahan harga sembako Kota Jogja adalah sebagai berikut:
- Beras premium: Rp 14.000/kg
- Beras medium: Turun dari Rp 13.000 menjadi Rp 12.500/kg
- Beras SPHP: Rp 12.500/kg
- Kedelai biji kering impor: Rp 9.200/kg
- Bawang merah: Turun dari Rp 35.780 menjadi Rp 32.000/kg
- Bawang putih bonggol: Turun dari Rp 38.880 menjadi Rp 36.000/kg
- Cabai merah keriting: Turun dari Rp 68.640 menjadi Rp 62.000/kg
- Cabai rawit merah: Naik dari Rp 87.180 menjadi Rp 100.000/kg
- Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
- Daging ayam ras: Rp 36.000/kg
- Telur ayam ras: Naik dari Rp 29.500 menjadi Rp 30.000/kg
- Gula konsumsi: Naik dari Rp 17.250 menjadi Rp 17.500/kg
- Minyak goreng kemasan sederhana: Rp 16.000/liter
- Minyak goreng curah: Naik dari Rp 17.000 menjadi Rp 17.500/liter
- Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
- Tepung terigu kemasan: Rp 11.000/kg
- Garam halus beryodium: Rp 12.000/kg
- Ikan kembung: Naik dari Rp 37.500 menjadi Rp 38.000/kg
- Ikan bandeng: Naik dari Rp 41.470 menjadi Rp 43.000/kg
- Ikan tongkol: Naik dari Rp 34.500 menjadi Rp 35.000/kg
Sebagai catatan, informasi data pangan dirilis keseluruhan dirilis Bapanas setiap pukul 14.00 WIB. Oleh karena itu, bila detikers ingin mengetahui naik turunnya harga sembako di seluruh wilayah Indonesia, bisa mengeceknya pada waktu tersebut via tautan https://panelharga.badanpangan.go.id/.
Faktor-faktor Penyebab Naiknya Harga Sembako
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan harga bahan pokok naik. Dirangkum dari Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' karya Nur Azizah Nasution dkk, ini poin-poinnya:
1. Faktor Produksi
Tanpa adanya produksi, para pedagang sembako di pasar akan kekurangan jumlah barang. Penyebabnya bervariasi, mulai dari hasil panen yang tidak maksimal, keterbatasan biaya petani, hingga cuaca buruk. Alhasil, barang langka membuat harga melambung.
2. Faktor Distribusi
Semakin lama proses distribusi, makin naik pula harga sembako. Lebih-lebih, jika terjadi keterlambatan dalam prosesnya. Akibatnya, pedagang mesti menaikkan harga sembako demi dapat meraup laba.
3. Faktor Sumber Pasokan
Mirip dengan faktor pertama, sumber pasokan dapat memengaruhi naik-turunnya harga sembako. Semakin banyak barang yang tersedia, harganya akan semakin murah, begitu pula sebaliknya.
4. Faktor Permintaan dan Penawaran
Ketika permintaan terhadap suatu barang naik, para pedagang akan menaikkan harga. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
5. Faktor Jumlah Pedagang Pesaing
Semakin banyak pesaing, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif pasaran. Sebagai contoh, di pasar A hanya ada dua pedagang sembako. Kondisi ini membuat keduanya bersaing dengan lebih ekstrem ketimbang pasar B yang memiliki 10 pedagang sembako. Sebab, keduanya mesti bersaing ketat untuk memperebutkan pasar.
Demikian informasi harga sembako di Jogja, Senin, 6 Januari 2025. Perlu dicatat bahwa harga yang ditemui di pasaran bisa saja berbeda. Hal ini disebabkan adanya disparitas untuk masing-masing bahan pokok. Semoga bermanfaat.
(par/apl)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu