Soal Waktu Pindahan, Pedagang Pasar Induk Godean Terbelah

Soal Waktu Pindahan, Pedagang Pasar Induk Godean Terbelah

Dwi Agus - detikJogja
Selasa, 24 Des 2024 18:14 WIB
Lokasi calon lahan parkir di Utara Pasar Induk Godean, Selasa (19/11/2024).
Lokasi calon lahan parkir di Utara Pasar Induk Godean, Selasa (19/11/2024). (Foto: Dwi Agus/detikJogja)
Sleman -

Pedagang Pasar Godean terbelah soal waktu perpindahan dari relokasi ke Pasar Induk Godean. Kubu Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Pasar Godean Sleman ingin segera pindah, sementara Paguyuban Pedagang Pasar Godean memilih pindah setelah Lebaran 2025.

Pihak APPSI menginginkan perpindahan sebelum Natal dan Tahun Baru. Penyebabnya adalah, sepinya omzet di pasar relokasi dan bangunan Pasar Induk Godean yang sudah jadi.

"Pasar sudah jadi, bentuknya bagus kan harusnya segera ditempati. Ini kok masih bertahan di relokasi, padahal tidak ideal untuk jualan," jelas Ketua APPSI Komisariat Pasar Godean Rubiyanto saat ditemui di kediamannya di Sidoagung, Godean, Sleman, Selasa (24/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentang enggan pindah karena belum ada lahan parkir, menurutnya adalah alasan yang mengada-ada. Dia menilai pedagang tidak perlu fokus memikirkan lahan parkir. Justru harus terkonsentrasi pada aktivitas transaksi jual beli.

Keputusan pindah setelah Lebaran 2025, lanjutnya, juga hanya inisiasi Paguyuban Pedagang Pasar Godean. Keputusan ini merugikan karena akan merusak tatanan pasar. Selain itu perekonomian tidak berjalan ideal karena infrastruktur telah ada.

ADVERTISEMENT

"Dari APPSI, begitu diresmikan Pak Jokowi kemarin segera pindah. Tidak ada masalah kalau belum ada parkir. Tapi Paguyuban gondeli, kalau kami tetap ingin pindah sekarang juga," katanya.

Rubiyanto juga mengaku telah berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan Sleman. Hasilnya telah disiapkan lahan parkir sementara. Menempati sejumlah lahan di sekitar Pasar Induk Godean.

"Kami pakai argumen Dishub bahwa telah disiapkan lahan parkir sementara di sekitar pasar. Tapi kami juga soroti taman, harusnya itu bisa untuk truk atau bus. Parkir, utamanya yang dekat aktivitas malah jadi taman," ujarnya.

Atas kondisi ini, Rubiyanto dan pedagang yang tergabung dalam APPSI ingin meminta kompensasi. Ini karena pemerintah tidak tegas dalam kebijakan perpindahan ke Pasar Induk Godean. Imbasnya adalah perekonomian yang tidak stabil.

Dia juga berencana untuk membawa permasalahan ini ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Langkah ini diambil apabila pedagang tetap pindah ke Pasar Induk Godean setelah Lebaran 2025.

"Kami minta kompensasi jika memang pindahnya setelah Lebaran. Tapi kalau tidak digubris ya terpaksa PTUN," katanya.

Tanggapan Paguyuban Pedagang Pasar Godean

Sekretaris Paguyuban Pedagang Pasar Godean Eni Yuliyanti tak mempermasalahkan keinginan APPSI. Menurutnya, langkah tersebut adalah hak sebagai pedagang Pasar Godean. Namun dia mengingatkan bahwa kesepakatan bersama adalah pindah setelah Lebaran 2025.

Keputusan ini bukan tanpa alasan yang kuat. Paling utama adalah menunggu pembangunan lahan parkir. Agar pasar tidak semrawut dan perekonomian berjalan dengan aman, nyaman dan lancar.

"Parkir penting, ruwet kalau tidak ada. Pembeli nyaman maka transaksi enak. Kalau naik kendaraan tapi tidak ada parkir maka enggan mampir. Kalau asal parkir pasti semrawut juga jalan sekitarnya dan nanti malah macet," ujarnya saat ditemui di Pasar relokasi Godean, Selasa (24/12/2024).

Dalam rembug awal, para pedagang sepakat bahwa mengutamakan adanya lahan parkir sebelum pindah ke Pasar Induk Godean. Bahkan beberapa pedagang yang kini berseberangan juga sempat mengikuti aksi unjuk rasa di DPRD Sleman.

Eni menuturkan Paguyuban Pedagang Pasar Godean awalnya tidak mengetahui adanya gerakan yang diinisiasi APPSI. Walau begitu, dia memastikan bahwa pihaknya tidak terlalu mempermasalahkan. Ini karena mayoritas pedagang tetap ingin pindah usai Lebaran 2025.

"Jadi kemarin ada pedagang yang ikut aksi di DPRD Sleman, awalnya juga menginginkan pindah nanti sebelum fasilitas jadi. Tapi ternyata kemarin ikut aksi berbeda di DPRD DIY yang minta segera pindah ke Pasar Induk Godean. Ya kami tidak masalah, tapi kaget iya," katanya.

Walau begitu, dalam beberapa keluhan, kedua asosiasi pedagang ini ada kata sepakat. Seperti pembangunan lahan parkir yang tidak bersamaan dengan Pasar Induk Godean. Selain itu juga mempertanyakan taman yang alih-alih bisa menjadi area parkir.

Selain itu wajah depan Pasar Induk Godean yang berubah pada sisi utara. Padahal pasar yang lama menghadap selatan. Sehingga aksesnya dapat langsung dari Jalan Godean.

"Sepakat bahwa pembangunan pasar harusnya diimbangi dengan pembangunan lahan parkir. Tapi kemarin terpisah, pasar sama PUPR tapi Pemkab tidak bersamaan buat lahan parkir. Lalu hadap utara dan menyisakan lahan luas sekali," ujarnya.

Eni memastikan pembagian lapak berlangsung secara terbuka dan transparan. Tidak ada perbedaan antara APPSI maupun Paguyuban Pedagang Pasar Godean. Semuanya akan menempati sesuai zonasi komoditi.

Tercatat saat ini ada sebanyak 1.837 pedagang. Seluruhnya terbagi menjadi 12 komoditi berdagang. Sehingga pembagian zonasi akan sesuai dengan objek barang dagangan.

"Ada 1837 pedagang yang terbagi 12 komoditi. Untuk gledekan sudah selesai, sekarang tinggal ploting zonasi. Nanti diwakili oleh 12 komoditi, diletakkan kebutuhan primer dimana lalu ada ikon setiap lantai. Tidak mudah dari awalnya 1 lantai sekarang jadi 3 lantai. Tapi semua terbuka dan transparan," katanya.




(aku/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads