Warga Dusun Gancahan VIII, Sidomulyo, Kapanewon Godean, Sleman, Nudyo Sanyoto (78) menerima uang ganti rugi (UGR) tol Jogja-YIA Rp 2,4 miliar. UGR sebesar itu sebagai ganti atas sawahnya yang seluas 892 meter persegi.
Ditemani anak sulungnya, Saryanto (53), Nudyo hari ini mengikuti tata cara pencairan di Kantor Kalurahan Sidomulyo, Sleman.
"Terdampak sekitar 800-an meter persegi dan dapat kompensasi sekitar Rp 2 miliar," kata Saryanto yang mendampingi ayahnya saat ditemui di Kantor Kalurahan Sidomulyo, Jumat (22/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nudyo diketahui sebagai penerima UGR tertinggi di Dusun Gancahan VIII. Tapi dia juga harus kehilangan seluruh petak sawah miliknya. Sebab, sawahnya berada di tengah trase tol Jogja-Solo-YIA.
Ditanya soal UGR-nya, Saryanto bilang akan ditabung dulu karena sudah tidak bisa bekerja lagi sebagai petani.
"Sementara disimpan dulu karena sudah tidak ada penghasilan lagi karena sawahnya semua dibeli. Jadi tidak ada pemasukan lagi sebagai petani," ujarnya.
Saryanto mengatakan sawah ayahnya tergolong produktif. Tapi beberapa bulan ini sempat paceklik karena kelangkaan air irigasi dan serangan hama tikus.
Saat ditanya apakah ayahnya akan kembali menjadi petani, Saryanto belum bisa memastikan. Hanya saja dia memastikan UGR itu akan dimanfaatkan sebaik mungkin.
"Nanti ngobrol sama keluarga dulu. Tapi nanti minimal ada usaha apa lah. Intinya dari aset kembali ke aset, tapi belum tahu bentuknya apa," ucap dia.
Cerita Penerima UGR Terendah
Warga lain, Sanikem (73), terbilang sebagai penerima UGR terendah di Gancahan VIII. Dia menerima kompensasi Rp 19,7 juta karena pojok sawahnya, seluas 7 meter persegi, turut tergerus tol.
Sanikem menuturkan lahan 7 meter persegi itu merupakan sisi sudut petak sawah.
"Kena 7 meter, hanya pojok saja. Diinfo sudah lama, ikhlas meski hanya kena 7 meter, nggak apa-apa," ujarnya.
Sanikem pun bersyukur karena total sawahnya yang seluas sekitar 660 meter persegi masih utuh.
"Total luasan sawah saya itu 660 meter persegi, terus cuma kena 7 meter persegi. Masih bisa ditanami lagi. Tapi kalau sekarang memang tidak tanam dulu karena airnya sulit," kata dia.
Sanikem akan memanfaatkan UGR itu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan juga buat tambahan modal menjelang masa tanam.
"Tetap alhamdulillah meski cuma sedikit dapatnya," ujarnya.
Total UGR di Gancahan VIII
Untuk diketahui, total luas tanah di Gancahan VIII yang terlewati tol Jogja-YIA ada 28.744 meter persegi yang terbagi dalam 124 bidang tanah. UGR totalnya mencapai Rp 53.695.876.800.
Proses pembayaran UGR berlangsung selama dua hari di Kantor Kalurahan Sidomulyo, Godean, Sleman. Sesi pertama, Kamis (21/11), dihadiri 87 pemilik tanah dan bangunan. Sesi kedua, Jumat (22/11), ada 37 pemilik tanah yang hadir.
"Jumlah anggarannya mencapai Rp 53.695.876.800. Sebenarnya ada 132 bidang yang diusulkan ke Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), tapi 124 yang tervalidasi," kata Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman, Hary Listantyo Prabowo, Jumat (22/11).
Menurut catatan Hary, UGR tertinggi mencapai Rp 2,4 miliar untuk lahan seluas 892 meter persegi. Sedangkan UGR terendahnya Rp 19,7 juta untuk tanah seluas 7 meter persegi.
"Kebetulan keduanya menerima pembayaran UGR di hari kedua ini," pungkas Hary.
Progres UGR Tol Jogja-YIA
Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman, Hary Listantyo Prabowo menyebut 526 bidang tanah telah mendapatkan kompensasi pembayaran uang ganti rugi (UGR) Tol Solo-Jogja-YIA seksi 3 ruas Jogja-YIA. Sehingga untuk saat ini telah mencapai 22,18 persen dari total 2744 bidang tanah.
Hary menargetkan untuk tahun ini pembayaran ruas tol Jogja-YIA bisa mencapai 25 persen. Bulan depan, November, direncanakan ada agenda pembayaran UGR untuk Kalurahan Nogotirto, Gamping. Hanya saja belum diketahui jumlah bidang tanah yang terdata.
"Kemarin itu 402 bidang tanah, tambah hari ini 124 bidang jadi totalnya sudah 526 bidang tanah yang sudah terbayarkan. Kalau presentasenya sekitar 22,18 persen dari total 2744 bidang tanah," jelasnya saat ditemui di Kantor Kalurahan Sidomulyo, Godean, Jumat (22/11/2024).
Terkait waktu pembayaran UGR, Hary memprediksi berlangsung awal bulan Desember 2024. Hanya saja belum diketahui tanggalnya karena masih menunggu pemberitahuan dari LMAN.
"Setelah ini harusnya Nogotirto, mungkin awal Desember. Awal Desember juga musyawarah lagi di sini (Sidomulyo) tapi untuk Gancahan VII," katanya.
Hary menuturkan pembayaran UGR akan berlangsung intensif mulai Februari 2025. Ini karena seluruh data musyawarah telah dikirimkan ke Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Sehingga tinggal menunggu tahapan validasi sebelum memasuki pembayaran UGR.
"Nanti itu banyak pembayaran di bulan Februari 2025. Khususnya yang sesi 3 ruas Jogja-YIA. Harapan kami, awal tahun 2025 mungkin sudah bisa sampai ke 70 persen untuk validasi sehingga nanti pembayaran lancar tahun depan," ujarnya
(dil/rih)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas