Tanah di Pinggir Ring Road Gamping Sleman Kena Proyek Tol, UGR-nya Fantastis!

Tanah di Pinggir Ring Road Gamping Sleman Kena Proyek Tol, UGR-nya Fantastis!

Dwi Agus - detikJogja
Selasa, 12 Nov 2024 15:03 WIB
Prosesi musyawarah warga Kradenan terdampak tol Jogja-Solo-YIA di Kantor Kalurahan Banyuraden, Gamping, Sleman, Selasa (12/11/2024).
Prosesi musyawarah warga Kradenan terdampak tol Jogja-Solo-YIA di Kantor Kalurahan Banyuraden, Gamping, Sleman, Selasa (12/11/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja
Sleman -

Sebanyak 150 bidang tanah di Dusun Kradenan, Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping, Sleman terlalui tol Jogja-Solo-YIA sesi 3 ruas Jogja-YIA. Nilai uang ganti rugi (UGR) terendah berada di kisaran Rp 3,2 juta per meter persegi. Merupakan kategori tanah sawah yang tak memiliki akses jalan.

Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman, Hary Listantyo Prabowo, menuturkan nilai appraisal tanah tersebut telah pasti. Terlebih saat ini telah memasuki fase musyawarah. Berlangsung selama 3 hari hingga Kamis (14/11) di Kantor Kalurahan Banyuraden.

"Total tanah terdampak itu 150 bidang tanah. Dari total tersebut hanya 141 bidang tanah yang mengikuti musyawarah hari ini. Mayoritas tanah persawahan dengan nilai minimal Rp 3,2 juta per meter perseginya," jelasnya saat ditemui di Kantor Kalurahan Banyuraden, Selasa (12/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hary menuturkan mayoritas tanah ini berada di barat Ring Road Gamping. Masuk dalam wilayah Perkampungan Kradenan. Dari 141 bidang tanah, hanya 7 bidang tanah yang di atasnya berdiri bangunan rumah tinggal.

Berdasarkan data Panitia Pengadaan Tanah Jalan Tol, nilai tertinggi mencapai Rp 11,3 juta per meter perseginya. Merupakan kategori tanah pekarangan yang berada di sisi Ring Road Gamping. Setelahnya ada tanah sawah sisi ring road dengan nilai appraisal Rp 7,3 per meter persegi.

ADVERTISEMENT

"Kalau sawah ada akses jalan ring road itu Rp 7,3 (juta). Kalau pekarangan di ring road Rp 11,3 juta per meternya. Ini masih bertambah karena belum nilai nonfisik. Kalau misal sawah tadi minimal Rp 3,2 juta bisa jadi Rp 3,5 juta," katanya.

UGR mencapai Rp 11,3 juta per meter persegi itu merupakan salah satu nilai tertinggi yang pernah dibayarkan di Sleman. Merujuk pada data yang didapat detikJogja, terdapat beberapa UGR bernilai fantastis yang muncul saat appraisal.

Seperti di kawasan Simpang Empat Demak Ijo, Gamping. Tercatat ada tanah pekarangan dengan akses ke ring road simpang empat yang nilai appraisalnya mencapai Rp 12.369.000 per meter persegi.

"Per meter Rp 12 juta itu tertinggi di wilayah (simpang empat) Demak Ijo Gamping. Termahal ya di situ," ucap Hary di Kantor Kalurahan Nogotirto pada 22 Oktober 2024.

Berdasarkan data yang sama, nilai appraisal untuk pekarangan dengan akses jalan selebar 4 meter mencapai Rp 6,8 juta per meter persegi. Selanjutnya tanah pekarangan dengan jalan selebar 2 meter senilai Rp 5,4 juta per meter persegi.

Untuk kategori tanah sawah jalan paving selebar 2 meter memiliki nilai appraisal Rp 3,8 juta per meter persegi. Nilai apparisal terendah adalah kategori tanah sawah tanpa akses jalan senilai Rp 3,2 juta per meter perseginya.

"Dari data kami mayoritas di Kradenan ini adalah tanah sawah. Kalau hunian rumah itu cuma ada 7 bidang tanah," ujarnya.

Hary menjelaskan dalam tahapan musyawarah, setiap pemilik tanah mendapatkan surat dalam amplop tertutup. Isinya berupa nilai appraisal untuk fisik dan non fisik terdampak. Besaran nilai appraisal sudah dipastikan tetap dan tak berubah.

"Kalau sudah musyawarah itu nilainya sudah pasti. Jikalau pun ada yang belum terhitung bisa disampaikan kepada satgas saat musyawarah baik untukterdampak fisik maupun non fisik," katanya.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads