Harga Sembako Jogja Hari Ini 2 November 2024: Tongkol Rp32 Ribu Sekilo

Harga Sembako Jogja Hari Ini 2 November 2024: Tongkol Rp32 Ribu Sekilo

Nur Umar Akashi - detikJogja
Sabtu, 02 Nov 2024 12:53 WIB
Pekerja menata ikan tongkol hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Samudera, Banda Aceh, Aceh, Jumat (12/1/2024). Harga ikan jenis tongkol kecil sejak beberapa hari empat hari terakhir anjlok dari Rp20.000 per kilogram menjadi Rp1.500 hingga Rp4.000 per kilogram tergantung kualitas disebabkan banyaknya hasil tangkapan nelayan di ujung barat pulau Sumatera. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/rwa.
Ilustrasi ikan tongkol. Foto: Antara Foto/Irwansyah Putra
Jogja -

Harga sembako dapat berubah setiap harinya akibat pengaruh berbagai faktor. Bagi detikers yang membutuhkan informasi tentangnya, simak daftar harga sembako Jogja 2 November 2024 berikut ini.

Informasi terkait harga sembako begitu penting untuk masyarakat. Pasalnya, berbekal pengetahuan ini, warga Jogja dapat menentukan prioritas bahan makanan yang akan dibeli dan jumlahnya. Tak hanya konsumen, pedagang dan produsen juga dapat menentukan langkah yang diambil berdasarkan naik-turunnya harga suatu sembako.

Apakah hari ini ada bahan pokok yang berubah harga? Temukan jawabannya dalam daftar harga sembako Jogja, Sabtu, 2 November 2024 menurut data Badan Pangan Nasional berikut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daftar Harga Sembako Jogja 2 November 2024 Versi Bapanas

Selain PIHPS, sumber kredibel lainnya yang bisa dipakai untuk mengetahui perkembangan harga sembako sehari-hari adalah panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dikutip dari situs resminya pada Sabtu, 2 November 2024 pukul 12.40 WIB, harga sembako di Kota Jogja hari ini adalah:

  • Beras premium: Rp14.250/kg
  • Beras medium: Rp12.750/kg
  • Beras SPHP: Rp12.500/kg
  • Kedelai biji kering impor: Rp9.500/kg
  • Bawang merah: Rp25.500/kg
  • Bawang putih bonggol: Rp34.500/kg
  • Cabai merah keriting: Rp15.000/kg
  • Cabai rawit merah: Rp27.930/kg
  • Daging sapi murni: Rp130.000/kg
  • Daging ayam ras: Rp35.000/kg
  • Telur ayam ras: Rp27.000/kg
  • Gula konsumsi: Rp17.000/kg
  • Minyak goreng kemasan sederhana: Rp16.000/liter
  • Minyak goreng curah: Rp16.000/liter
  • Tepung terigu curah: Rp9.000/kg
  • Tepung terigu kemasan: Rp11.000/kg
  • Garam halus beryodium: Rp12.000/kg
  • Ikan kembung: Rp35.500/kg
  • Ikan bandeng: Rp42.500/kg
  • Ikan tongkol: Rp32.500/kg

Faktor-faktor Penyebab Naiknya Harga Sembako

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan harga bahan pokok naik. Dirangkum dari Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' karya Nur Azizah Nasution dkk, ini poin-poinnya:

ADVERTISEMENT

1. Faktor Produksi

Tanpa adanya produksi, para pedagang sembako di pasar akan kekurangan jumlah barang. Penyebabnya bervariasi, mulai dari hasil panen yang tidak maksimal, keterbatasan biaya petani, hingga cuaca buruk. Alhasil, barang langka membuat harga melambung.

2. Faktor Distribusi

Semakin lama proses distribusi, makin naik pula harga sembako. Lebih-lebih, jika terjadi keterlambatan dalam prosesnya. Akibatnya, pedagang mesti menaikkan harga sembako demi dapat meraup laba.

3. Faktor Sumber Pasokan

Mirip dengan faktor pertama, sumber pasokan dapat memengaruhi naik-turunnya harga sembako. Semakin banyak barang yang tersedia, harganya akan semakin murah, begitu pula sebaliknya.

4. Faktor Permintaan dan Penawaran

Ketika permintaan terhadap suatu barang naik, para pedagang akan menaikkan harga. Hal ini juga berlaku sebaliknya.

5. Faktor Jumlah Pedagang Pesaing

Semakin banyak pesaing, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif pasaran. Sebagai contoh, di pasar A hanya ada dua pedagang sembako. Kondisi ini membuat keduanya bersaing dengan lebih ekstrem ketimbang pasar B yang memiliki 10 pedagang sembako. Sebab, keduanya mesti bersaing ketat untuk memperebutkan pasar.

Demikian informasi harga sembako di Jogja, Sabtu, 2 November 2024. Perlu dicatat bahwa harga yang ditemui di pasaran bisa saja berbeda. Hal ini disebabkan adanya disparitas untuk masing-masing bahan pokok. Semoga bermanfaat.




(par/par)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads