Bagi kalian yang mempunyai hobi berkebun, mungkin pernah berpikir atau merencanakan budidaya suatu tanaman. Nah, tanaman cabai merupakan salah satu komoditas tanaman yang sering dibudidayakan.
Dikutip dari buku Menanam Cabe oleh Dayat Suryana, masyarakat Indonesia umumnya mengonsumsi dua jenis cabai ini yaitu, cabai kecil atau cabai rawit (Capsicum frutescens) dan juga cabai besar (Capsicum annuum). Kedua jenis cabai tersebut memang sangat mudah untuk ditemui.
Jika kalian memerlukan informasi terkait teknik dan tata cara budidaya tanaman cabai, yuk simak!
Teknik dan Tata Cara Budidaya Cabai
Berikut merupakan rangkuman berbagai teknik dan tata cara budidaya tanaman cabai dari masa tanam sampai panen.
A. Teknik dan Tata Cara Budidaya Cabai Rawit
Dikutip dari laman resmi Dinas Pertanian dan Pangan Magelang, berikut merupakan teknik dan tata cara budidaya cabai rawit.
Teknik
Cabai rawit menjadi tanaman berumur panjang yaitu, dua sampai tiga tahun. Meskipun demikian, tanaman ini harus dipelihara dengan baik agar dapat tumbuh dan hidup tahan lama.
Nah, detikers harus sangat memperhatikan jarak penanaman dan juga pemberian pupuknya. Biasanya, pemupukan yang lebih banyak akan menghasilkan umur tanaman cabai yang lebih panjang.
Ternyata tanaman cabai dapat tumbuh di dataran tinggi maupun rendah, namun lebih cocok ditanam pada ketinggian 0-500 mdpl. Lalu, tanaman ini juga cocok tumbuh di tanah yang gembur, kaya akan bahan organik dan mengandung pH netral (6-7).
Tata Cara
1. Persemaian
Dalam 1 hektar tanah membutuhkan benih cabai sekitar 100-125 gram. Buat bedengan persemaian dengan arah utara ke selatan yang menghadap timur.
Media semai dapat dibuat dengan campuran tanah dan kompos steril dengan perbandingan 1:1. Lalu, benih cabai ditaburkan secara merata di atas media semai dan ditutup dengan tanah tipis, disiram serta ditutup dengan daun pisang.
Setelah tujuh hari, buka daun pisang dan pindahkan semaian cabai ke bumbunan yang terbuat dari daun pisang yang diisi campuran tanah dan kompos steril dengan perbandingan 1:1.
Jangan lupa memilih bibit yang sehat dan pertumbuhannya bagus. Ketika bibit telah berumur sekitar 30-35 hari atau telah muncul 5-6 helai daun maka segera pindahkan ke tanah lapangan.
2. Penyiapan Lahan dan Penanaman
Jika lahan yang akan digunakan merupakan lahan kering atau tegal, maka tanah harus dibajak, dicangkul sedalam 30-40 cm terlebih dahulu dan juga dibalik. Selanjutnya, bongkahan tanah dihaluskan dan jangan lupa bersihkan sisa penanaman sebelumnya agar tidak menjadi sumber penyakit atau hama.
Buat bedengan selebar 1-1,2 m (sesuai dengan kondisi saat hujan agar tanaman tetap terjaga dan tidak rusak tergenang air hujan) dan tinggi 40-50 cm (sesuai dengan kemudahan pemeliharaan agar proses drainase berjalan baik). Permukaan bedengan dibuat agak setengah lingkaran agar mempermudah pemasangan mulsa.
Jangan lupa berikan kapur pertanian jika kondisi tanah terlalu asam (lakukan saat pengolahan tanah dua sampai tiga minggu sebelum penanaman), taburkan secara tipis pada permukaan tanah dan campurkan sampai rata. Kemudian, berikan juga pupuk kandang dan juga pemasangan mulsa plastik hitam perak.
Selanjutnya, untuk jarak tanaman cabai adalah 70 cm x 70 cm ataupun 60 cm x 70 cm. Diantara jarak tersebut buat lubang mulsa plastik dengan kaleng panas (kedalaman lubang sekitar 15-20 cm dan diameter 20-25 cm) biarkan semalaman dulu sebelum menanam bibit cabai di dalamnya.
3. Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan terdiri dari penyulaman, pemasangan ajir, penyiraman, pengaturan drainase, penyiangan, penggemburan, hingga pemupukan. Pertama, lakukan penyulaman bibit yang mati setelah usia tanam sekitar 2 minggu.
Kemudian, pemasangan ajir di dekat tanaman dengan bilah bambu dengan tinggi sekitar 1 meter. Untuk penyiraman harus sangat diperhatikan, terutama ketika musim kemarau agar tanaman tidak kekeringan.
Pada musim hujan, selalu perhatikan pengaturan drainase, karena serangan hama dan penyakit dapat muncul dari kelembaban yang berlebihan. Jika tanaman sudah berusia 1 bulan maka lakukan penyiangan untuk menghindari gulma.
Dalam hal pemberian pupuk, harus disesuaikan dengan kondisi lahan yang digunakan. Kebutuhan pupuk terdiri dari, 10-30 ton/ha pupuk kandang, Urea 200-300 kg/ha, SP-36 200-300 kg/ha dan KCl 150-250 kg/ha.
Selanjutnya, pemberian pupuk kandang dan kapur pertanian dilakukan saat pembuatan bedengan. Pupuk buatan sebagai pupuk dasar diberikan dengan cara membuat larikan berjarak 25-30 cm dari tepi bedengan dan jarak antar larikan 70cm, kemudian taburkan pupuk secara merata pada larikan tersebut. Pemberian pupuk dasar ini dilakukan sebelum pemasangan mulsa sebanyak setengah dosis.
Saat tanaman berusia sekitar 1 bulan, berikan pupuk susulan dengan sisa pupuk dasar. Lakukan dengan menyiram tanaman cabai dengan 150-250 ml larutan pupuk.
Larutan tersebut dibuat menggunakan larutan air 100 liter dengan 1,5-3 kg pupuk buatan. Jangan lupa untuk melakukan pemupukan ulang sesuai dengan kebutuhan, mengingat tanaman cabai rawit dapat bertahan cukup lama sekitar dua sampai tiga tahun.
4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Kalian dapat mengendalikan hama lalat buah dengan memasang perangkap lalat buah yang mengandung metil eugenol. Lalu, untuk berbagai hama pengisap (kutu daun, trips, dan kutu kebul) dapat dikendalikan dengan pemasangan mulsa plastik hitam perak dan pemasangan perangkap lekat kuning.
Selain itu, kalian harus memperhatikan penggunaan varietas yang tahan dan juga fungisida untuk mencegah penyakit antraknosa.
5. Panen dan Pasca Panen
Ketika masa panen, sebaiknya segera singkirkan buah cabai yang rusak. Serta jangan lupa untuk memasukkan hasil panen ke dalam karung jala dan simpan di tempat yang kering, sejuk, serta terdapat sirkulasi udara yang baik.
B. Teknik dan Tata Cara Budidaya Cabai Merah Besar
Masih dikutip dari sumber sebelumnya, berikut merupakan teknik dan tata cara budidaya cabai merah besar.
Teknik
Cabai merah besar menjadi salah satu komoditas sayuran yang bernilai ekonomi tinggi dan juga prospek pasar yang sangat menarik. Sama seperti cabai rawit, cabai jenis ini cocok dibudidayakan di dataran rendah rendah maupun tinggi (namun umumnya terletak di antara 0-1.000 mdpl).
Untuk jenis tanah yang cocok untuk penanaman cabai merah besar adalah tanah gembur yang bertekstur remah dan juga kaya akan bahan organik dengan kandungan pH sekitar 6-7.
Tanaman cabai ini sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan untuk lahan sawah, sedangkan lahan tegalan pada musim hujan. Pemilihan musim penanaman tersebut sangatlah berpengaruh pada pertumbuhan cabai yang baik.
Tata Cara
1. Varietas yang Dianjurkan
Varietas yang dapat digunakan untuk budidaya cabai merah di Indonesia yaitu, Lembang-1, Tanjung-2, Hot Chilli, hingga Hot Beauty. Pada tiap 1 hektar lahan dibutuhkan benih sejumlah 250-350 gram.
2. Persemaian
Pertama, rendam benih terlebih dahulu selama satu jam dengan air hangat sekitar 50 derajat celcius. Lalu, benih dapat disebar secara merata pada bedengan pesemaian berupa media campuran dan pupuk kandang atau kompos 1:1 (tutup dengan daun pisang selama 2-3 hari).
Setelah tanaman berusia sekitar 7-8 hari, lakukan pemindahan bibit ke dalam pot plastik dengan media yang sama. Jangan lupa untuk melakukan penyiraman di setiap harinya (bibit siap dipindahkan ke lahan lapangan ketika sudah berusia 4-5 minggu).
3. Pengolahan Lahan
Lahan kering/tegalan: cangkul terlebih dahulu sedalam 30-40 cm sampai gembur dan dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, dan jarak antar bedengan 30 cm. Kemudian, lubang tanam dibuat dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm) atau 50 cm x 70 cm, sehingga dalam tiap bedengan terdapat 2 baris tanaman.
Lahan sawah: lakukan proses pencangkulan tanah sampai gembur dan buat bedengan dengan lebar 1,5 m dan antara bedengan dibuat parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Jangan lupa buat lubang tanam dengan jarak 50 cm x 40 cm. Namun, jika pH tanah kurang dari 5,5 lakukan pengapuran dengan Kaptan/Dolomit 1,5 ton/ha pada 3-4 minggu sebelum tanam (sekaligus lakukan pengolahan tanah dengan cara disebar di permukaan tanah dan diaduk rata).
4. Pemupukan
Jika penanaman cabai dilakukan secara monokultur di lahan kering, sebelum proses tanam berikan pupuk dasar berupa pupuk kandang kuda atau sapi sejumlah 20-40 ton dan pupuk buatan TSP 200-225 kg untuk ukuran 1 hektar.
Jangan lupa berikan pupuk susulan berupa Urea 100-150 kg/ha, ZA 300-400 kg/ha, serta KCl 150-200 kg/ha diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah penanaman.
5. Penggunaan Mulsa
Pada musim kemarau, mulsa untuk tanaman cabai merah besar dapat berupa jerami setebal 5 cm dengan ukuran 1 hektar membutuhkan sekitar 10 ton jerami. Sedangkan mulsa plastik hitam perak dapat digunakan untuk musim kemarau dan musim hujan setelah usia dua minggu penanaman.
6. Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan paling lama satu sampai dua minggu setelah penanaman untuk mengganti bibit yang mati atau sakit. Lalu, pengairan dapat diberikan dengan cara digenangi atau dengan disiram perlubang.
Sedangkan penggemburan tanah dilakukan bersamaan dengan pemupukan kedua atau pemupukan susulan. Jangan lupa berikan ajir (bilah bambu) untuk menopang berdirinya tanaman. Serta, tunas air yang tumbuh di bawah cabang utama sebaiknya dipangkas saja.
7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Pengendalian OPT dapat dilakukan dengan berbagai cara menyesuaikan jenis OPT-nya, sebagai berikut:
- Penggunaan border 4-6 baris jagung
- Penggunaan musuh alami (predator:Menochilussex maculatus)
- Penggunaan perangkap (kuning, methyleugenol)
- Penggunaan pestisida nabati
8. Panen dan Pasca Panen
Masa panen cabai merah besar pertama dilakukan pada usia tanam sekitar 70-75 hari untuk dataran rendah, dan empat sampai lima bulan untuk dataran tinggi. Jika ada buah cabai yang rusak, sebaiknya segera singkirkan saja.
Jangan lupa, jika buah akan dijual segar jangan panen ketika sudah matang. Untuk buah yang dikirim jarak jauh panen ketika matang hijau, dan buah yang akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh.
Pengemasan cabai untuk transportasi jarak jauh sebaiknya menggunakan menggunakan karung jala atau kemasan berlubang angin. Apabila hendak disimpan sebaiknya disimpan ditempat penyimpanan yang kering, sejuk dan bersirkulasi udara baik.
C. Teknik dan Tata Cara Budidaya Cabai di Lahan Belakang Rumah
Dikutip dari laman resmi IPB Digitani, hal pertama yang harus kalian lakukan untuk budidaya cabai di lahan belakang rumah adalah melakukan pemeriksaan kondisi tanah di lahan yang akan digunakan. Meskipun cabai dapat tumbuh dalam segala jenis tanah, namun tanah yang subur, gembur, kaya akan bahan organik, dan tidak mudah tergenang air, dan bebas nematoda dengan pH di antara 5,5-6,8 akan memberikan dampak pada kesuburan tanaman (lakukan pengapuran tanah jika pH kurang dari 5,5).
Persiapan Lahan
- Bersihkan lahan terlebih dahulu dari gulma atau rumput-rumput liar terutama babadotan.
- Lanjutkan dengan mencangkul dan mentraktor lahan, lalu diamkan selama satu minggu.
- Jangan lupa buat bedengan dengan ukuran lebar 1-1,2 m dan jarak antar bedengan 30-50 cm.
- Tanah di atas bedengan dicangkul kembali dan pupuk dasar dihamparkan (biarkan tanah selama satu minggu).
- Setelah, satu minggu kemudian tanah di atas bedengan dihaluskan dan pasang mulsa di atas bedengan.
Persemaian
- Lakukan penyemaian benih di tempat persemaian, pada tahap ini dilakukan perlakuan benih sebelum disemai agar memperoleh bibit yang baik.
- Media persemaian berupa campuran pupuk kandang dan tanah halus (1:1) yang telah disterilisasi dengan uap air panas selama empat sampai enam jam.
- Persemaian dapat dibuat bedengan atau menggunakan wadah semai kantong plastik (volume sekitar 13 cm3), bumbungan daun pisang atau nampan plastik 128 lubang (volume 13 cm3).
- Bedengan persemaian mengarah Utara ke Selatan dan menghadap ke sebelah Timur. Jangan lupa beri naungan untuk melindungi bibit.
- Lakukan penyiraman setiap pagi hari. Naungan persemaian dibuka dan penyiraman dilakukan bertahap sebelum bibit dipindah ke lapangan.
- Setelah berumur antara tiga sampai empat minggu, bibit sehat mempunyai empat sampai lima helai daun dengan tinggi sekitar 5-10 cm (siap dipindah tanam).
Penanaman
- Lakukan penanaman cabai pada sore hari, satu benih per lubang tanam. Jarak tanam cabai 50 x 60 cm atau 40 x 50 cm.
- Gunakan pupuk kandang ayam (15-20 ton/ha) atau kompos (5-10 ton/ha) dan SP-36 (300-400 kg/ha) sebagai pupuk dasar, dan juga berikan pada umur 0-7 hari sebelum penanaman.
- Pemberian pupuk dilakukan dengan cara dibuat lubang di sekitar tanaman menggunakan tugal atau pun pupuk dimasukkan ke dalam lubang lalu ditutup dengan tanah.
Pemeliharaan
- Jangan lupa lakukan penyiraman setiap 3 hari sekali atau sehari sekali jika suhu sedang panas, menghindari tanaman kering.
- Berikan pupuk susulan berupa, urea (150-200 kg/ha), ZA (400-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha) atau pupuk NPK 16-16-16 (1,0 ton/ha), lakukan pupuk 3 kali pada umur 0,1 dan 2 bulan setelah tanam.
- Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti, membuat lubang di sekitar tanaman menggunakan tugal, masukkan pupuk ke dalam lubang lalu ditutup dengan tanah, melarutkan pupuk urea (maksimal 8-10 kg/ 1.600 m2 untuk setiap penyiraman) lalu menyiramkannya di sekitar batang.
- Berikan ajir dengan bilah bambu sebagai penopang agar tanaman cabai tidak mudah roboh.
- Lakukan perompesan agar tanaman tetap tegak. Hilangkan tunas muda yang baru tumbuh, dilakukan mulai usia 20 HST (lakukan 3 hari sekali hingga terbentuk cabang).
- Penyiangan gulma dilakukan satu minggu sekali atau sesuai kebutuhan.
- Jangan lupa juga untuk melakukan pengawasan terhadap OPT, sehingga dapat dilakukan pengendalian segera dengan tepat.
Pemanenan
- Masa panen dapat dilakukan sekitar 75 HST.
- Ciri-ciri buah yang dapat dipanen adalah matang penuh dan cabai berwarna merah sempurna.
- Namun, untuk panen cabai hijau besar dapat dilakukan satu bulan sebelum panen merah atau buah dirasa telah mengeras.
Nah, demikianlah uraian rangkuman mengenai berbagai teknik dan tata cara budidaya cabai dari masa tanam hingga panen yang dapat kalian coba. Semoga dapat menjadi referensi, Dab.
(sto/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM