Inflasi merupakan salah satu istilah dalam suatu gejala ekonomi yang menjadi perhatian penting oleh berbagai pihak. Nah, apakah kalian telah mengetahui pengertian, penyebab, dampak, jenis, cara mengatasi, hingga contoh dari inflasi?
Dikutip dari buku berjudul Inflasi yang ditulis oleh peneliti Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia, pengertian dari inflasi merujuk pada kondisi naiknya jumlah uang yang beredar serta meningkatnya harga barang maupun jasa secara umum dan terus menerus. Kedua kondisi tersebut tentu saja berhubungan, sebab adanya kenaikan jumlah uang yang beredar menyebabkan harga barang dan jasa juga ikut meningkat.
Lantas apa penyebab terjadinya inflasi? Yuk langsung saja simak baik-baik rangkuman informasi lengkap tentang inflasi di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab Inflasi
Dikutip dari buku Modul Ekonomi Kelas XI KD 3.4, penyebab dari inflasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti berikut ini:
- Demand pull inflation atau kenaikan permintaan melebihi penawaran. Kenaikan permintaan barang dan jasa secara keseluruhan dapat menyebabkan inflasi.
- Cost push inflation atau kenaikan biaya produksi. Semakin meningkatnya biaya produksi, maka harga barang yang ditawarkan akan mengalami kenaikan dan dapat menyebabkan inflasi.
- Money in circulation atau jumlah uang yang beredar di masyarakat meningkat. Kondisi jumlah uang yang beredar semakin banyak, maka produsen juga akan menaikkan harga barang.
- Imported inflation atau inflasi dari luar negeri. Melakukan kegiatan impor barang di luar negeri yang sedang terjadi inflasi.
- Domestic inflation atau inflasi dalam negeri. Semakin meningkatnya pengeluaran pemerintah atau terjadi defisit anggaran negara.
- Jumlah barang di pasaran menurun atau penawaran barang semakin berkurang. Jika stok barang sedikit, dan permintaan barang banyak, maka harga barang akan naik dan bisa saja terjadi inflasi.
Dampak Inflasi
Tetap dikutip dari sumber sebelumnya, berikut ini merupakan rangkuman mengenai berbagai dampak jika terjadi Inflasi.
- Pertumbuhan ekonomi negara terhambat, karena semakin berkurangnya minat menabung masyarakat dan juga investasi.
- Penurunan nilai mata uang, karena adanya kenaikan harga barang dan jasa secara keseluruhan.
- Kemungkinan terjadi banyak pengangguran, karena pemerintah akan berusaha menekan harga untuk mengurangi inflasi.
- Masyarakat berpenghasilan rendah tidak dapat memenuhi kebutuhan, karena harga yang semakin tinggi.
- Masyarakat berpenghasilan tidak tetap akan mengalami penurunan ekonomi yang cukup timpang, sehingga terjadi kesenjangan pendapatan yang semakin lebar.
- Masyarakat berpenghasilan tetap juga tidak dapat menyesuaikan kenaikan harga di pasar, sehingga beban ekonomi masyarakat semakin berat.
- Masyarakat cenderung lebih memilih untuk menimbun barang dibandingkan dengan menyimpan uang, bahkan mencari pinjaman atau hutang.
Jenis Inflasi
Tetap dikutip dari sumber yang sama, di bawah ini merupakan penjelasan dari berbagai jenis inflasi. Jenis-jenis dari inflasi pun juga dapat terbagi menjadi beberapa golongan seperti, sumber, kecepatan, hingga ukurannya.
Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya
- Imported inflation atau inflasi dari luar negeri merupakan inflasi yang terjadi karena melakukan kegiatan impor barang di luar negeri yang sedang terjadi inflasi.
- Domestic inflation atau inflasi dalam negeri merupakan kondisi semakin meningkatnya pengeluaran pemerintah atau terjadinya defisit anggaran negara.
Jenis Inflasi Berdasarkan Kecepatannya
- Wild inflation atau inflasi lunak merupakan inflasi yang tingkat kecepatannya di bawah 5% per tahun.
- Galloping inflation atau inflasi cepat merupakan inflasi yang tingkat kecepatannya sekitar 5%-10% per tahun.
- Skyrocketing inflation atau inflasi meroket merupakan inflasi yang kecepatannya lebih dari 10% per tahun.
Jenis Inflasi Berdasarkan Ukurannya
- Inflasi ringan merupakan inflasi yang terjadi di di bawah 10% per tahun. Keadaan ini masih mudah untuk dikendalikan dan belum mengganggu kegiatan perekonomian.
- Inflasi sedang merupakan inflasi yang terjadi di antara 10% hingga 30% per tahun. Keadaan ini belum terlalu berbahaya, namun telah memengaruhi adanya penurunan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan tetap.
- Inflasi berat merupakan inflasi yang terjadi di antara 30% hingga 100% per tahun. Keadaan ini telah mengacaukan perekonomian suatu negara, sebab masyarakat akan cenderung lebih memilih menimbun barang dibandingkan menyimpan uang atau menabung.
- Inflasi sangat berat atau hiperinflasi merupakan inflasi yang terjadi di atas 100% per tahun. Keadaan ini telah mengacukan seluruh kegiatan ekonomi suatu negara dan sangat sulit untuk diatasi atau dikendalikan.
Cara Mengatasi Inflasi
Masih dikutip dari buku yang ditulis oleh peneliti Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia dan Modul Ekonomi Kelas XI KD 3.4, dalam mengatasi inflasi permintaan karena jumlah uang yang beredar terlalu banyak, maka cara mengatasi yang harus dilakukan adalah kebijakan moneter, sebagai berikut:
- Discount policy atau politik diskonto, bank sentral menaikkan suku bunga agar masyarakat tertarik untuk menabung.
- Open market policy atau politik pasar terbuka, bank sentral menjual surat berharga kepada masyarakat.
- Cash ratio policy atau politik cadangan kas, bank sentral menentukan jumlah cadangan kas minimum di bank-bank umum, sehingga kredit yang diberikan ke masyarakat dapat dikendalikan.
- Kebijakan kredit selektif, bank sentral semakin memperketat syarat-syarat pemberian kredit untuk masyarakat atau lebih dikenal dengan syarat 5C (Character, Capacity, Collateral, Capital dan Condition).
- Moral suasion atau kebijakan dorongan moral, bank sentral memberikan pengumuman, edaran, ataupun pidato berupa ajakan atau larangan terkait pinjaman dan tabungan di bank terhadap masyarakat luas.
Selanjutnya, untuk mengatasi inflasi yang disebabkan dari faktor penawaran, maka cara mengatasi yang harus dilakukan berupa kebijakan fiskal.
- Mengatur sistem perpajakan, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak untuk memperkuat kas negara.
- Melakukan politik anggaran, pemerintah menekan laju inflasi dengan menetapkan anggaran surplus.
- Pinjaman pemerintah, dilakukan penjualan Surat Utang Negara (SUN) untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan juga menekan laju inflasi yang terjadi.
Selain itu terdapat pula cara mengatasi inflasi dengan kebijakan nonmoneter dan nonfiskal, yaitu:
- Meningkatkan produksi dan jumlah barang di pasar.
- Melakukan pengawasan dan pengendalian harga dengan menetapkan kebijakan harga maksimum di pasar.
- Perubahan kebijakan terkait kenaikan upah dengan memperhitungkan tingkat inflasi yang terjadi.
Contoh Inflasi
Kembali dikutip dari buku Inflasi, berikut salah satu contoh terjadinya Inflasi di Indonesia.
Pada tahun 1998, perekonomian Indonesia sempat mengalami laju inflasi yang meningkat sangat tajam mencapai 77,6% per tahun. Hal tersebut disebabkan oleh terjadinya krisis finansial di Asia yang berdampak hingga berbagai negara di dalamnya, termasuk Indonesia.
Terjadinya inflasi tersebut juga berkaitan pada semakin tingginya harga barang di pasaran dengan kandungan impor tinggi sebagai dampak terjunnya nilai tukar. Namun dengan adanya kenaikan harga hal tersebut, laju inflasi dapat ditekan pada tahun berikutnya, inflasi mulai menurun tajam menjadi 2,01% di tahun 1999.
Meskipun demikian, upaya penurunan yang dilakukan saat itu tidak hanya dengan menaikkan harga saja, namun juga terdapat berbagai perubahan dalam hal terkait penawaran, produksi sektoral, hingga kelancaran distribusi barang-barang.
Nah, itulah sajian lengkap tentang inflasi mulai dari pengertian, penyebab, dampak, jenis, cara mengatasi, hingga contohnya. Semoga bermanfaat, Dab.
(sto/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM