Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meneken kerja sama dengan bank BCA Syariah di bidang layanan dan produk. Menariknya, kesepakatan ini terbangun usai ramai-ramai penarikan dana Muhammadiyah dari bank Syariah Indonesia (BSI).
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir, menjelaskan pihaknya telah melakukan kerja sama dengan berbagai perbankan. Dia tak mau kerja sama ini dikaitkan dengan penarikan dana dari BSI.
"Kami sudah bekerjasama dengan seluruh perbankan syariah yang semua didasari oleh saling percaya, menjaga amanah, kemudian justru meningkatkan produktivitas bagi masyarakat," jelas Haedar usai acara penandatanganan kerja sama di kantor PP Muhammadiyah, Terban, Kota Jogja, Selasa (2/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haedar membantah kerja sama yang terkait dengan layanan dan produk dengan BCA Syariah ini berhubungan dengan penarikan dana dari BSI beberapa waktu lalu. Menurutnya, pembicaraan mengenai kerjasama ini sudah berlangsung lama.
"Nggak, ini 6 bulan lebih ya prosesnya di Jakarta sudah dimulai. Ini semua normal jangan dikaitkan dengan tarik-menarik dana," tegas Haedar.
"Muhammadiyah tetap berjalan secara rasional, objektif, dan paling utama menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan diri," lanjutnya.
Haedar menegaskan untuk tidak menyangkut-pautkan kerja sama ini dengan penarikan dana dari BSI beberapa waktu lalu.
"Muhammadiyah kan sudah kerja sama sebelumnya Indonesia merdeka, dengan berbagai lembaga pemerintahan, agama, bahkan dengan berbagai golongan sekalipun. Jadi jangan dikait-kaitkan ini dengan peristiwa-peristiwa pendek ya," terangnya.
Labih lanjut, Haedar mengaku tidak tahu menahu tentang ada atau tidaknya dana Muhammadiyah di BSI sekarang ini.
"Dana kita itu di berbagai tempat ya, saya tidak tahu persis, ketua umum kan nggak ngurus dana sampai detail," tuturnya.
Adapun perwakilan dari BCA Syariah yang hadir dalam acara penandatanganan kerja sama itu enggan diwawancarai media.
Dikutip dari detikHikmah, PP Muhammadiyah mengalihkan penyimpanan dana dari BSI ke sejumlah bank syariah lain. Keputusan ini tertuang dalam memo tertanggal 30 Mei 2024.
Menurut informasi dalam memo "Konsolidasi Dana" itu, keputusan pengalihan dana ini dilakukan usai PP Muhammadiyah mengadakan pertemuan bersama Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Jogja pada 26 Mei 2024. Selanjutnya pihaknya minta untuk rasionalisasi dana simpanan dan pembiayaan yang sebelumnya ada di BSI.
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas pun membeberkan alasan pengalihan dana dari BSI ke bank syariah lain. Hal ini berkaitan dengan risiko bisnis.
"Muhammadiyah terus melakukan rasionalisasi dan konsolidasi terhadap masalah keuangannya agar Muhammadiyah bisa berkontribusi bagi terciptanya persaingan yang sehat di antara perbankan syariah yang ada, terutama ketika dunia perbankan syariah tersebut berhubungan dengan Muhammadiyah," ujar Anwar Abbas dalam keterangannya kepada detikHikmah, Rabu (5/6).
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu merasa Muhammadiyah perlu menata masalah keuangan terutama dalam penempatan dana. Selain itu, alasan lainnya karena penempatan dana Muhammadiyah di BSI terlalu banyak sehingga secara bisnis dapat menimbulkan risiko konsentrasi.
"Sementara di bank-bank syariah lain masih sedikit sehingga bank-bank syariah lain tersebut tidak bisa berkompetisi dengan margin yang ditawarkan oleh BSI baik dalam hal yang berhubungan dengan penempatan dana maupun pembiayaan," terang dia.
Pihaknya tidak ingin kondisi ini menyebabkan persaingan tidak sehat.
"Bila hal ini terus berlangsung maka tentu persaingan di antara perbankan syariah yang ada tidak akan sehat dan itu tentu jelas tidak kita inginkan," pungkasnya.
(ams/ahr)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi