Petani cabai merah keriting di lahan pesisir Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluhkan kemunculan virus Gemini yang menyerang hampir seluruh lahan cabai di sepanjang pantai Kulon Progo. Virus ini menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat sehingga meningkatkan potensi gagal panen.
Ketua Kelompok Ketua Kelompok Tani Gisik Pranaji, Bugel, Panjatan, Kulon Progo, Sukarman mengungkapkan dari total 250 hektare lahan pertanian cabai di sepanjang pesisir Kulon Progo, mayoritas sudah terkena virus Gemini.
"Semua lahan pantai, jadi ada 250 hektare kan kisarannya itu udah kena semua," ujar Sukarman saat ditemui wartawan di lokasi, Selasa (18/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sukarman menerangkan virus yang muncul sejak Mei 2024 ini menyebabkan daun tanaman cabai menjadi kuning, dan buahnya mengecil atau kerdil. Beberapa kasus dilaporkan efek virus membuat hasil panen petani cabai anjlok.
Di lahan pertanian cabai Pantai Bugel misalnya, dampak virus Gemini telah menurunkan hasil panen. Dari tahun lalu 60 ton per hari, kini hanya mampu 50 ton per hari.
"Per harinya sesuai catatan di pasar lelang, panen kita sekarang 50 ton per hari. Turun dari Oktober 2023 lalu yang mencapai 60 ton. Iya pengaruh virus tadi," ujarnya.
Meski ada penurunan, Sukarman mengaku tetap bersyukur karena hasil panen tahun ini cenderung masih kategori aman. Sebab, virus Gemini baru mulai muncul saat tanaman cabai sudah berumur 50 hari atau telah memasuki masa petik pertama dan kedua.
"Iya, ini belum ada yang gagal total, karena baru muncul kan pas usia 50 hari. Kalau kena sejak awal, mungkin cabainya nggak berkembang," ucapnya.
Sejauh ini, menurutnya belum ada solusi konkret untuk menghadapi serangan virus Gemini. Para petani hanya dapat melakukan antisipasi di awal tanam, yakni dengan memusnahkan seluruh tanaman sesaat setelah masa panen usai.
"Antisipasi kita itu hanya bisa dengan sterilisasi lahan. Kalau panen udah selesai, maka lahan yang mau ditanam harus bersih total atau steril, caranya bisa dengan dibakar sampai habis," terangnya.
![]() |
Sementara itu salah satu petani di Pantai Bugel, Sutarno mengatakan 90 persen lahan cabai seluas 2.000 meter persegi miliknya sudah terjangkit virus Gemini. Kendati begitu, Sutarno masih beruntung karena hasil panennya tidak terlalu terpengaruh. Sekali petik dia masih mampu mengantongi 3-4 kuintal cabai.
"Di tempat saya sudah 80-90 persen kena, tapi enggak sampai menurunkan jumlah produksi, karena kenanya sudah usia 40 hari ke atas, buahnya udah banyak. Kalau kena sejak awal atau masih kecil mungkin ya bakal potensi gagal panen," ucapnya.
Sutarno mengatakan sejak awal kemunculan virus ini dia langsung melakukan upaya mitigasi. Yakni dengan mencabut tanaman yang terkena virus lalu diganti dengan bibit baru.
"Pas usia 15 hari itu sudah ada yang kena, tapi langsung saya cabut dan saya ganti agar pertumbuhannya bisa menyamai sebelahnya. Kalau kenanya pas 25 hari ke atas atau 1 bulan, pertumbuhannya jelas udah kalah," ucapnya.
Sutarno menyebut tanaman yang sudah terjangkit virus Gemini sudah tidak bisa diselamatkan. Meski disemprot dengan berbagai jenis pestisida, virus ini bakal bertahan bahkan akan menyebar lebih masif.
"Virus ini belum ada cara penanggulangannya. Paling cuma untuk mengurangi itu pakai semprot pestisida. Tetep nggak bisa sembuh, cuma mengurangi populasinya saja. Walaupun nanti pasti bisa nular paling nggak untuk pencegahan aja," ujarnya.
(aku/ams)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang