Kisah Gardena Jadi Pionir Toserba di Jogja Sejak 1977

Mahendra Lavidavayastama, Galardialga Kustanto - detikJogja
Minggu, 26 Mei 2024 16:02 WIB
Supermarket Gardena Jogja (Foto: dok.Mahendra Lavidavayastama)
Jogja -

Gardena Department Store merupakan salah satu pionir toko serba ada (toserba) di Jogja. Toko retail ini berdiri sejak 1977 silam. Seperti apa kisahnya?

Bagian Marketing Gardena, Alfredo, menjelaskan mengenai sejarah dari Gardena Department Store. Gardena awalnya berupa toko kecil dan menjadi satu dengan Vinolia.

"Sejarah berdirinya Gardena itu di tahun 1977 tapi masih toko kecil, sebelumnya itu kan dari Vinolia kita awalnya di seberang itu. Kemudian di tahun 1988 itu berdirinya department store dan ini kita bangunnya bertahap jadi tidak langsung satu gedung begitu. Nah kemudian memang dulu hanya ada beberapa toko dept store lokal yah bisa dihitung untuk area Jogja waktu itu," kata Alfredo ditemui di Kantor Gardena, beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi, Gardena Department Store awalnya didirikan oleh pasangan suami-istri, Tan Ie Kong dan Indriyanti. Kini toko ritel dikelola oleh generasi kedua.

Alasan pemilik Gardena pada waktu itu memilih membuka usaha di sektor retail karena melihat adanya peluang bisnis di Jogja.

"Saya rasa pendiri kami melihat peluang ya, namanya peluang pasti ada, saat ini pun peluang pasti ada. Nah, gimana caranya melihat yang belum ada kita masukkan dulu, kita adakan dulu. Kalau zaman tahun 1977 kan masih belum seperti saat ini yah, retail itu mungkin beberapa dan tidak banyak," ucapnya kepada detikJogja.

Supermarket Gardena salah satu pionir toserba tertua di Jogja ternyata sudah eksis sejak 1977. Foto: dok.Mahendra Lavidavayastama

Kunci Sukses Gardena

Salah satu kunci Gardena sanggup bertahan di tengah dinamisnya bisnis retail adalah menempatkan karyawan sebagai aset perusahaan yang harus terus dijaga.

"Yang paling utama itu dari sisi SDM, bagaimana pun juga aset yang paling penting itu adalah karyawan. Nah, dari situ lah kita (belajar) bagaimana caranya untuk bisa membuat masing-masing karyawan ini istilahnya in the right place, yang tentunya juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman," ucap Alfredo.

Hal lain yang membuat Gardena dapat terus hadir memenuhi kebutuhan masyarakat Jogja sejak tahun 1977 adalah adaptif dengan keinginan konsumen. Salah satunya dengan merambah bisnis online.

"Kalau online kan baru beberapa waktu terakhir yah, sebelumnya kan tidak ada, nah ini kita mau tidak mau harus mengadaptasi itu, yang tentunya tidak mudah bagi kami. Tapi dengan keteguhan, apapun itu harus bisa, kita harus mengikuti perkembangan disana sampai ada online kita punya GPS (Garden Personal Shopping) juga, belanja via WA, dan sebagainya seperti itu," katanya.

"Kalau kita istilahnya mau tetap bersikukuh dengan cara kami yang terdahulu, lewat udah. Karena kan pola konsumen, kemudian cara konsumen untuk membeli kan pengennya praktis ya. Sekarang nggak mau berlama-lama kan begitu, nah itu kita juga berpikir. Jadi hal-hal detail pun kita mesti harus pikirkan itu, nggak mungkin kita mau melakukan hal besar tanpa dimulai dari hal-hal kecil," imbuhnya.

Alfredo juga mengungkap kiat Gardena mempertahankan loyalitas pelanggannya. Salah satunya dengan memberikan pelayanan terbaik.

"Yang pasti pelayanannya, pelayanan pasti akan kami utamakan. Bagaimanapun juga konsumen itu akan dilayani sebaik mungkin, jangan sampai menimbulkan komplain. Kita kan punya satu keunggulan nih, kita dept store pertama di Jogja, bahkan eskalator pertama juga di Jogja. Rasa hubungan ke konsumen, sudah terjalin cukup lama, kita menjaganya di sana," ucap Alfredo.

"Jadi ya kita menjaga tali silaturahmi ke konsumen, kita nggak mau meninggalkan konsumen-konsumen lama, konsumen loyal kami, jadi istilahnya merebut (konsumen) gampang, tapi mempertahankan ini yang butuh ekstra menurut kami," imbuhnya.

Pandemi COVID Jadi Tantangan Terbesar

Tantangan terbesar yang harus dihadapi Gardena adalah ketika pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Banyak cara yang dilakukan pihak manajemen hingga akhirnya Gardena tetap eksis hingga saat ini.

"Kita berat juga menghadapi (pandemi), banyak rekan-rekan kompetitor, supplier pun juga goyah semuanya. Ya kita bagaimana caranya untuk bisa tetap survive, banyak hal yang kita lakukan. Efisiensi (karyawan) tadi saya sampaikan, gimana untuk bisa efektif untuk melakukan sesuatu, mungkin yang terdahulu dari sini mau ke sini tu 5 langkah, gimana caranya cuman 2 langkah, kan ndak mudah itu, mengurangi 1 (langkah) saja kan sulit ya, tapi kita mau tidak mau harus dilakukan," ujar Alfredo.

"Daya beli konsumen (pasti) turun ya, nah kita meng-create konsumen ini supaya bisa tetap minimal belanja di kami, masuk di kami dengan banyaknya pesaing-pesaing yang ada itu gimana. Ya itu yang kami create di sini," katanya menambahkan.

Selengkapnya di halaman berikutnya.




(ams/apu)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork