Viral Driver Ojol Makanan di Sleman Dipukul Saat Tunggu Orderan

Viral Driver Ojol Makanan di Sleman Dipukul Saat Tunggu Orderan

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Selasa, 18 Nov 2025 08:25 WIB
Ilustrasi Penganiayaan
Ilustrasi driver ojol makanan di Sleman dipukul saat menunggu orderan. Foto: Edi Wahyono
Sleman -

Kasus dugaan penganiayaan terhadap pengendara ojek online (ojol) di sebuah warung makan terjadi di Kabupaten Sleman. Korban, yakni pengemudi ojol berinsial MH (23) yang sedang mengambil orderan makanan.

Peristiwa ini pun viral di media sosial. Beberapa postingan kejadian diunggah di akun Instagram @merapi_uncover.

Dalam postingan yang beredar, tampak ratusan driver Shopee Food mendatangi Polresta Sleman untuk membuat laporan. Sementara di postingan lain, terlihat ratusan driver mendatangi asrama terduga pelaku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Forum Ojek Online Yogyakarta Bergerak (FOYB), Rie Ramawati, saat dimintai konfirmasi mengatakan peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Senin (17/11) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Saat itu korban mendapat orderan makanan di warung lesehan.

ADVERTISEMENT

"Dia dapat orderan di lesehan. Nah, pas posisi dapat orderan di situ itu ada orang lagi mabuk. Lagi minum. Nah, dia ditawari, ditawarin minum, tapi kan dia enggak minum," kata Rie saat dihubungi wartawan, Selasa (18/11/2025).

Korban lantas tidak menghiraukan dan mengecek ponselnya untuk menghubungi pelanggan. Tapi tiba-tiba korban dipukul dari belakang.

"Setelah ditolak, dia ngecek customer, lihat orderan, sama lihat HP, nunggu orderan jadi. Nah, tahu-tahu dari belakang itu dipukul sebelah kiri terus ada pengancaman," ujarnya.

Korban saat itu sendirian, sementara terduga pelaku bersama tiga orang temannya. Sesaat setelah kejadian itu, korban membatalkan pesanan dan segera meninggalkan lokasi.

Korban juga sempat curhat mengenai kejadian itu di media sosial. Akhirnya kejadian itu memantik rasa solidaritas antar sesama rekan ojol.

"Ya sudah, terus teman-teman kan solidaritas toh, ini mau gimana. Korban disuruh visum itu dia dari tadi kan enggak punya uang. Nah, setengah empat kita pengumpulan, kita ngumpul di Wahid Hasyim, terus teman-teman urunan buat visum. Tapi ternyata visumnya ditanggung sama pihak manajemen Shopee," ujarnya.

Usai visum, pada Senin (17/11) malam kasus ini kemudian dilaporkan ke Polresta Sleman. Selain itu, mereka juga turut mengecek ke tempat kejadian perkara (TKP) di Kapanewon Depok, Sleman sebagai bentuk solidaritas.

"Kita ke SPKT buat laporan, dari laporan terus berlanjut ke BAP. Nah, sesudah BAP, posisi korban di-BAP itu, saya sama teman-teman ke restonya. Sebenarnya hanya untuk menanyakan ke saksi, karena kan saksinya dari karyawannya," ujarnya.

Akan tetapi, saat di resto, saksi tersebut tidak dapat ditemui. Rie mengatakan, dari situ sebagian massa kemudian bergeser ke gang tempat asrama terduga pelaku tinggal.

"Sebenarnya ke depan gang tempat asrama (terduga pelaku tinggal). Nah, di situ kan, sebenarnya teman-teman ingin ngerti korban ingat nggak sama pelakunya. Tapi korban posisi masih di Polres, masih BAP," ujarnya.

Selang beberapa waktu, akhirnya korban datang bersama pihak kepolisian ke asrama tersebut. Mereka mencari terduga pelaku namun tak ada di asrama tersebut.

"Tidak ada terduga pelaku di situ," ujarnya.

Terpisah, Kasi Humas Polresta Sleman AKP Salamun mengatakan kasus ini telah dilaporkan ke Polresta Sleman semalam.

"Benar, sudah laporan di SPKT Polresta Sleman," ujar Salamun.

Dia bilang, kasus ini masih dalam proses penyelidikan Sat Reskrim Polresta Sleman. Petugas, kata Salamun, semalam juga telah melakukan olah TKP.

"Sekarang masih dalam penyelidikan Sat Reskrim Polresta Sleman," pungkasnya.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads