Para pelajar kembali masuk sekolah usai libur panjang semester dan Nataru. Tak sedikit masyarakat yang membeli seragam dan sepatu untuk anak atau cucunya bersekolah, seperti yang terjadi di Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.
Pantauan detikJogja di Pasar Argosari, tampak kios kebutuhan alat sekolah didatangi pembeli. Salah satu pembeli, Tumini (56) warga Semanu mengaku hendak membelikan sepasang sepatu sekolah untuk cucunya. Tumini mengaku lebih memilih pasar tradisional untuk belanja kebutuhan alat sekolah cucunya sebab harga relatif miring.
"Rodo ringan hargane (agak murah harganya). Ini cari sepatu untuk cucu," jelas Tumini kepada awak media saat ditemui di lokasi, Selasa (2/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tumini menjelaskan cucunya mulai bersekolah TK. Selain sepatu, Tumini mengatakan ia juga membelikan cucunya seragam dan buku.
Warga lainnya, Bekti Rayahu (26) warga Wonosari mengaku dirinya datang ke Pasar Argosari untuk membelikan anaknya sepasang sepatu sekolah.
"Ini mau beli sepatu (sekolah) buat anak. Sekarang kan mulai musim hujan, harus punya (sepatu) putih," jelas Bekti kepada awak media saat ditemui di lokasi.
Bekti mengaku memilih pasar tradisional daripada daring sebab bisa menawar harga dan melihat langsung barang. "Ya bisa ditawar, bisa dilihat langsung barangnya," ujarnya.
Salah seorang penjaga toko kebutuhan alat sekolah di Pasar Argosari, Lutfia (27) mengaku belum ada peningkatan jumlah pembeli saat ini.
"Kalau peningkatan nggak mesti. Ini sepi mungkin karena tahun baru," jelas Lutfiana kepada awak media saat ditemui di kiosnya.
Lutfia menjelaskan di periode masuk sekolah ini pembeli banyak mencari tas dan sepatu bagi siswa SD dan SMP.
"Tas dan sepatu yang banyak dicari. Banyak itu dari anak SD dan SMP," ungkapnya.
Penjaga toko kebutuhan alat sekolah lainnya di Pasar Argosari, Mini (37) mengaku pembeli saat ini masih sepi.
"Sik rodo sepi yo (masih agak sepi). Sama hari biasa sama (hasil penjualannya)," jelas Mini kepada awak media saat ditemui di kiosnya.
Mini menjelaskan penjual kebutuhan alat sekolah lainnya mengalami kondisi penjualan serupa dengan dirinya. Mini menjelaskan sepinya pembeli itu akibat lama tidak turun hujan sehingga pendapatan penduduk juga berkurang.
"Rata-rata semua sambate (mengeluh) sepi karena tidak turun hujan. Mending belanja untuk kebutuhan sehari-harinya," katanya.
Penjualan di lapaknya, Mini mengungkapkan hanya laku satu hingga dua barang per harinya. "Sepi, kadang satu, kadang dua. Kadang tiga, kalau ramai lebih dari lima (barang yang terjual)," imbuhnya.
(rih/apu)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030