Gerbang Samudra Raksa (GSR) pintu masuk wisatawan dari Yogyakarta International Airport (YIA) ke kawasan Borobudur dilelang sewa per tahun Rp 609 juta. Namun ternyata lelang bangunan yang dibangun oleh Kementerian PUPR di Kulon Progo itu tidak ada peminat. Lantas, seperti apa kondisi GSR sekarang?
Pantauan detikJogja, Rabu (2/8) sore, GSR yang terletak di Klangon, Banjaroya, Kapanewon Kalibawang tampak sepi dan tidak terlihat adanya aktivitas. Akses masuk menuju area bangunan utama yang berada tepat di tepi jalan raya Klangon-Magelang itu tertutupi pagar seng setinggi sekitar satu meter.
Secara umum, kondisi GSR tampak terawat. Lingkungan bangunan utama yang terdapat tulisan PUPR Sigap Membangun Negeri bersih dari sampah.
Di sekitar kompleks bangunan utama terdapat replika kapal yang berdiri megah dengan kondisi terawat. Kapal berwarna cokelat tua itu merupakan ikon utama GSR.
Kondisi yang berbeda baru terlihat di sisi luar kompleks GSR. Tepatnya pada monumen ombak dengan tulisan Selamat Datang di Kawasan Borobudur. Sejumlah huruf pada tulisan itu copot sehingga membuat kalimat yang terpampang tidak utuh.
"Kondisinya sekarang memang ada tulisan Borobudur yang lepas. Itu copot karena tangan usil," ujar penjaga keamanan GSR, Toro saat dimintai konfirmasi detikJogja, Rabu (2/8/2023).
"Tapi tulisan yang lepas itu udah saya simpan semua. Sebenarnya mau dipasang lagi, jadi sudah saya bor buat lubang untuk saya pasang kembali, tapi nggak bisa," imbuhnya.
Toro mengungkapkan, selain tulisan yang copot, sejumlah penutup saluran air yang ada di depan pintu masuk GSR hilang dicuri. Entah siapa pelakunya, yang pasti hilangnya penutup saluran itu, kata Toro, terjadi saat ia belum kerja di GSR.
"Ada tiga yang hilang di luar gerbang pas tepi jalan raya. Hilangnya ini karena dicuri orang tapi sebelum saya kerja di sini, jadi masih dipegang oleh proyek," ujarnya.
Soal fisik bangunan, Toro menyebut GSR dalam kondisi baik tanpa ada coretan vandalisme. Area bangunan dan lingkungan sekitar terawat karena sudah ada petugas kebersihan yang tiap hari bertugas di sana.
"Kalau coretan kayak gitu nggak ada. Lingkungan sekitar juga bersih karena sudah ada petugas kebersihan yang setiap hari nyapu di sini," ujarnya.
Meski begitu, Toro menyebut ada sejumlah titik di GSR yang mengalami amblas. "Kalau soal bangunan emang ada beberapa area yang amblas. Yang ambles ada tiga titik, yaitu di parkiran atas, terus area atas ada dua titik," jelasnya.
Untuk diketahui, GSR merupakan gerbang masuk menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur dari arah Kulon Progo, sebagai petunjuk wisatawan masuk dari bandara YIA.
Bangunan senilai Rp 23 miliar itu menempati lahan seluas 7.000 meter persegi. Dibangun oleh Kementerian PUPR pada 2020 lalu, sebagai petunjuk wisatawan masuk dari YIA menuju Borobudur. Adapun status bangunan yang sebelumnya merupakan Barang Milik Negara (BMN) telah dihibahkan kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menjadi Barang Milik Daerah (BMD) per 2022 lalu.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(apl/rih)