Kangkung menjadi salah satu sayuran yang sangat populer di Indonesia. Sayuran hijau ini kerap hadir di berbagai menu rumahan, baik ditumis, dibuat cah, maupun dijadikan pelengkap hidangan seperti mi.
Tingginya minat masyarakat terhadap kangkung membuat banyak orang tertarik untuk menanamnya sendiri di rumah. Kabar baiknya, budidaya kangkung termasuk mudah dan bisa dilakukan siapa saja, bahkan bagi yang baru belajar bercocok tanam.
Selain lezat, kangkung juga menyimpan banyak manfaat. Berdasarkan informasi dari Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian Provinsi Banten, sayuran ini mengandung gizi cukup tinggi, termasuk vitamin A, B, dan C, serta mineral khususnya zat besi yang penting untuk pertumbuhan dan menjaga kesehatan tubuh.
Kangkung juga tergolong tanaman semusim berumur pendek yang tidak membutuhkan lahan luas, sehingga ideal dibudidayakan di wilayah perkotaan dengan ruang tanam terbatas.
Jika kamu ingin mencoba menanam kangkung di rumah dengan cara yang sederhana dan praktis, yuk simak panduan lengkap cara menanam kangkung dari biji sampai panen berikut ini!
Mengenal Jenis-jenis Kangkung
Sebelum menanam kangkung di rumah, penting untuk memahami bahwa tanaman ini ternyata memiliki beberapa jenis dengan karakteristik yang berbeda.
Dinas Pertahanan Pangan Provinsi Lampung menyampaikan, di wilayah Asia Tenggara, kangkung atau Ipomoea spp menjadi salah satu sayuran daun yang paling banyak dikonsumsi. Tanaman ini juga dikenal dengan sejumlah nama lain, seperti kubis rawa dan konvolvulus air, tergantung daerah dan kebiasaan masyarakat setempat.
Dalam budidayanya, kangkung umumnya dibedakan menjadi dua kelompok utama. Jenis pertama adalah kangkung darat (Ipomoea reptans) dan kangkung air (Ipomoea aquatica).
Dalam buku Grow Your Own Vegetables karya Cahyo Saparinto disebutkan bahwa warna bunga kangkung air cenderung putih kemerahan, sedangkan kangkung darat memiliki bunga putih cerah. Batang kangkung air berwarna hijau, sementara kangkung darat tampak lebih pucat dengan warna putih kehijauan.
Cara membudidayakannya pun tidak sama, kangkung darat cenderung menghasilkan banyak biji sehingga lazim diperbanyak melalui biji, sedangkan kangkung air lebih sering dikembangkan melalui stek pucuk batang.
Memahami perbedaan ini penting sebelum memulai menanam. Jenis kangkung yang kamu pilih akan menentukan teknik penanaman yang tepat dan perawatan yang sesuai, sehingga hasil panennya bisa lebih maksimal.
Persiapan Sebelum Menanam Kangkung di Rumah
Sebelum mulai menanam kangkung, ada beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan agar tanaman bisa tumbuh subur. Informasi mengenai syarat tumbuh, bibit, serta media tanam yang sesuai dijelaskan dalam buku Grow Your Own Vegetables karya Cahyo Saparinto. Berikut hal-hal yang perlu disiapkan:
1. Ketinggian lokasi 5-1.200 mdpl
- Tanaman ini bisa tumbuh dari dataran rendah hingga wilayah yang cukup tinggi.
2. Tanah gembur dan kaya bahan organik
- Ketika menanam kangkung, kamu membutuhkan tanah yang tidak padat dan memiliki kandungan organik cukup agar akar mudah berkembang.
3. pH tanah 5,6-6,5
- Keasaman tanah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat pertumbuhan kangkungmu.
4. Suhu ideal 20-32°C
- Suhu hangat membuat pertumbuhan daun lebih cepat. Sedangkan di suhu 10°C kangkung akan rusak dan gagal tumbuh.
5. Akses air yang mengalir sepanjang pemeliharaan
- Kangkung memerlukan cukup air, terutama jika ditanam di musim panas. Pada musim hujan, daun kangkung tumbuh lebih lebat.
6. Kangkung darat membutuhkan tanah kering namun lembab
- Kangkung darat harus tumbuh di tanah yang kering dan tidak tergenang. Jika terkena genangan, akarnya mudah membusuk.
Cara Menanam Kangkung di Rumah: Metode Hidroponik
Menanam kangkung di rumah bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu ditanam langsung di tanah atau menggunakan metode hidroponik. Jika ruang di rumah terbatas, hidroponik sering menjadi pilihan yang lebih praktis karena tidak membutuhkan lahan luas.
Dalam pembahasan ini, kita fokus pada penanaman kangkung menggunakan biji, khususnya untuk jenis kangkung darat dengan sistem hidroponik. Informasi berikut dirangkum dari buku Panen Sayuran Hidroponik Setiap Hari karya Untung Prastio.
1. Alat dan Bahan Hidroponik
- Wadah tanam seperti baskom, besek, atau polybag hidroponik.
- Benih kangkung yang akan ditanam.
- Nutrisi hidroponik sebagai sumber hara utama.
- ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) untuk membantu proses pertumbuhan bibit.
- Rockwool dan tray pembibitan untuk proses penyemaian.
2. Tahapan Menanam Kangkung Secara Hidroponik
Hari ke-1 - Penyemaian Benih Kangkung
- Mulai dengan menyemai benih kangkung di media semai. Pastikan benih tersebar merata dan mendapatkan kelembaban yang cukup.
Hari ke-4 - Perkembangan Bibit
- Pada hari keempat, benih biasanya mulai berkecambah. Jaga kondisi media tetap lembap agar kecambah tidak layu dan pertumbuhan berlangsung stabil.
Hari ke-6 - Pindah Tanam ke Instalasi Hidroponik
- Bibit kangkung yang sudah cukup kuat dapat dipindahkan ke media tanam hidroponik. Pada tahap ini akar sudah mulai terbentuk dan siap beradaptasi dengan nutrisi hidroponik.
Hari ke-7 - Memasuki Fase Pembesaran
- Setelah dipindahkan, kangkung mulai memasuki fase pembesaran. Daun pertama tumbuh lebih lebar dan batang mulai memanjang. Perhatikan nutrisi dan cahaya agar pertumbuhan optimal.
Hari ke-16 sampai 19 - Perawatan Intensif
- Pada rentang hari ini, kangkung berada pada fase vegetatif aktif. Rutin cek kadar nutrisi, kejernihan air, dan kebersihan instalasi. Jaga akar tetap terendam dengan baik dan terhindar dari lumut.
Hari ke-20 sampai 25 - Masa Panen
- Kangkung hidroponik umumnya dapat dipanen pada usia 20-25 hari setelah semai. Potong bagian batangnya dengan rapi agar beberapa varietas masih bisa tumbuh kembali.
3. Tips Panen dan Keberlanjutan
Panen dengan Memotong Batang Utama
- Memotong hingga bagian batang memungkinkan tanaman untuk tumbuh kembali tanpa harus memulai penyemaian dari awal.
Gunakan Lebih dari Satu Lajur Tanam
- Misalnya, lajur pertama disemai lebih dulu, lalu lajur kedua menyusul beberapa hari kemudian. Cara ini membantu menyediakan panen secara bergilir.
Buat Jadwal Penyemaian Teratur
- Atur jeda waktu penyemaian (misalnya setiap 3-5 hari) agar kangkung bisa dipanen berkala tanpa jeda kosong.
Cara Menanam Kangkung di Rumah: Media Tanah
Kangkung darat merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat mudah dibudidayakan di rumah, bahkan tanpa lahan luas. Dengan perawatan sederhana dan media tanah yang tepat, kangkung bisa tumbuh subur meskipun hanya ditanam di pekarangan kecil atau pot besar.
Berikut panduan menanam kangkung di tanah berdasarkan buku Vegetable Gardening: Panduan Praktis Menanam Sayur di Rumah karya Galuh Iritani.
1. Menyiapkan dan Menanam Biji Kangkung
- Rendam biji semalaman. Perendaman membantu mempercepat proses perkecambahan agar biji lebih cepat tumbuh.
- Tentukan metode semai. Biji bisa langsung disemai di tanah atau menggunakan pot/polybag terlebih dahulu.
- Atur kedalaman tanam. Tanam biji sedalam ±0,5 cm agar tidak mudah hanyut saat disiram.
- Jaga kelembaban tanah. Siram dua kali sehari dan, bila perlu, tutup permukaan tanah dengan sekam agar kecambah cepat muncul.
- Tunggu daun lembaga. Dalam 5-7 hari, kecambah akan tumbuh dan mengeluarkan daun lembaga pertamanya.
- Pindah tanam bibit. Bibit siap dipindahkan setelah berumur ±15 hari atau setelah memiliki 4-5 helai daun.
- Atur jarak tanam. Jika menanam lebih dari satu pohon, beri jarak sekitar 60 cm antar tanaman pada tanah yang sudah diberi pupuk dasar.
- Lakukan penjarangan. Pilih satu tanaman terkuat di setiap titik tanam agar pertumbuhannya optimal.
2. Perawatan Tanaman Kangkung
- Jaga kelembaban tanah. Kangkung menyukai tanah lembap. Semakin lembap, biasanya teksturnya lebih renyah.
- Siram setiap hari. Pastikan media tidak kering, terutama saat cuaca panas.
- Pangkas ujung batang muda. Jika setelah 40 hari kangkung masih pendek dan berdaun kecil, pangkas pucuknya untuk merangsang pertumbuhan cabang dari ketiak daun.
- Pertahankan penyiraman harian. Siram hingga permukaan tanah basah jika tidak ada hujan.
3. Pemupukan
- Pemupukan pertama setelah 60 hari. Gunakan pupuk organik atau kimia sesuai petunjuk kemasan.
- Tambahkan kompos atau humus. Berikan kompos atau humus sewaktu-waktu untuk menjaga struktur tanah tetap gembur.
- Pupuk rutin 2 minggu sekali. Taburkan pupuk secara melingkar pada bagian luar diameter daun agar akar aman.
- Aduklah pupuk dengan tanah. Gunakan sekop kecil untuk mengaduk pupuk dan tanah agar tercampur merata.
4. Panen
- Mulai panen ketika batang sudah gemuk. Kangkung siap dipanen ketika cabangnya mencapai panjang ±20 cm.
- Petik bagian pucuk. Memetik ujung batang yang lunak akan memunculkan lebih banyak cabang baru.
- Panen berkala setiap minggu. Dengan perawatan baik, tanaman kangkung bisa dipanen berulang kali.
- Cabut tanaman yang mulai berbunga. Kangkung yang sudah berbunga biasanya kurang produktif, jadi sebaiknya diganti dengan tanaman baru.
Itulah tadi dua cara menanam kangkung dari biji hingga panen yang cocok untuk pemula, Semoga informasi ini dapat memudahkan kamu ketika berkebun sederhana di rumah.
Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Program MagangHub Bersertifikat dari Kemnaker di detikcom.
Simak Video "Siap-siap "War" Tiket Indonesia Vs Argentina Segera Dimulai"
(sto/apl)