Siklon Tropis Itu Apa? Ini Penyebab, Proses, hingga Upaya Mitigasinya

Siklon Tropis Itu Apa? Ini Penyebab, Proses, hingga Upaya Mitigasinya

Angely Rahma - detikJogja
Senin, 08 Des 2025 11:54 WIB
Siklon Tropis Itu Apa? Ini Penyebab, Proses, hingga Upaya Mitigasinya
Ilustrasi siklon tropis. (Foto: Reuters)
Jogja -

Musim hujan kembali datang membawa potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia. Bukan hanya hujan deras, angin kencang, hingga gelombang tinggi di laut, fenomena siklon tropis juga turut menjadi penyebab utama yang memicu berbagai gangguan cuaca tersebut.

Meski istilah ini sering muncul dalam peringatan BMKG, tak sedikit masyarakat yang masih belum memahami apa sebenarnya siklon tropis itu, bagaimana proses terbentuknya, dan apa saja langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampaknya.

Oleh karena itu, detikJogja akan menjelaskan secara ringkas mengenai definisi siklon tropis, faktor pemicunya, hingga berbagai upaya pencegahan agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman cuaca ekstrem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Siklon Tropis?

Siklon tropis merupakan salah satu fenomena cuaca paling kuat yang muncul di wilayah beriklim hangat. BPBD DIY menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi ketika pusat tekanan rendah di lautan memicu terbentuknya pusaran angin yang sangat kencang.

ADVERTISEMENT

Di Indonesia, siklon tropis kerap disebut dengan istilah "angin tropis" karena badai ini kemunculannya dominan di kawasan tropis. Ukurannya sangat besar, dapat meluas hingga sekitar 150-200 kilometer, dan hanya terbentuk di atas perairan luas yang suhunya melebihi 26,5 Β°C. Bagian inti siklon memiliki angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam.

BMKG menjelaskan bahwa siklon tropis adalah sebuah badai besar yang terbentuk di laut dengan suhu hangat. Badai ini tidak berhubungan dengan pertemuan dua massa udara (front), tetapi muncul karena adanya pusat tekanan rendah di lautan.

Ciri-cirinya adalah adanya kumpulan awan tebal yang terus tumbuh dan angin kencang yang kecepatannya bisa mencapai sekitar 34 knot (sekitar 63 km/jam) di area sekitar pusat badai. Untuk disebut sebagai siklon tropis, badai ini harus bertahan minimal enam jam.

Fenomena ini dapat membawa hujan lebat, gelombang tinggi, dan bisa menyebabkan kerusakan bangunan atau fasilitas di wilayah yang terkena dampaknya. BMKG juga menambahkan bahwa siklon tropis paling sering muncul di perairan selatan garis khatulistiwa, terutama di Samudra Hindia.

Proses Terbentuknya Siklon Tropis

BMKG menjelaskan bahwa awal mula siklon tropis selalu berkaitan dengan laut hangat di wilayah tropis, karena perairan dengan suhu tinggi menjadi "bahan bakar" utama bagi tumbuhnya badai tersebut. Di area tropis inilah sebagian besar siklon terbentuk.

Pembentukan siklon tropis membutuhkan serangkaian kondisi tertentu. Prosesnya dapat terjadi apabila:

  1. Laut memiliki suhu minimal 26,5Β°C dan panas ini meresap hingga kedalaman kurang lebih 60 meter, sehingga cukup untuk menyalurkan energi bagi pertumbuhan badai.
  2. Atmosfer berada dalam keadaan labil, yang memungkinkan pertumbuhan awan badai cumulonimbus. Awan jenis ini adalah tanda adanya aktivitas konveksi kuat (udara hangat yang naik ke atas, lalu digantikan oleh udara yang lebih dingin dari bawah) dan menjadi elemen penting dalam perkembangan siklon.
  3. Pada lapisan atmosfer menengah, kira-kira 5 kilometer di atas permukaan, udara harus cukup lembap. Jika lapisan ini terlalu kering, proses pembentukan badai guntur yang menjadi inti siklon akan terhambat.
  4. Lokasi awal pembentukan berada setidaknya 500 kilometer dari garis khatulistiwa, karena siklon hampir tidak pernah terbentuk tepat di sekitar garis khatulistiwa.
  5. Adanya gangguan angin di dekat permukaan laut, seperti pusaran kecil atau daerah berkumpulnya angin, yang menjadi pemicu awal putaran siklon.
  6. Perubahan arah dan kekuatan angin dari permukaan ke lapisan atas tidak boleh terlalu tajam, karena perbedaan angin yang besar dapat merusak struktur badai yang sedang tumbuh.

Dampak Siklon Tropis

Siklon tropis membawa paket lengkap gangguan cuaca seperti pusaran besar, angin sangat kencang, serta kumpulan awan badai. Dikutip dari publikasi ilmiah berjudul Siklon Tropis, Karakteristik dan Pengaruhnya di Wilayah Indonesia pada Tahun 2012 oleh Syaifullah dalam Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca, kombinasi tersebut dapat menimbulkan kerusakan besar di wilayah yang dilewatinya.

Hujan yang jatuh tak henti-henti, gelombang laut yang meninggi, hingga hempasan air laut ke daratan (storm surge) merupakan beberapa konsekuensi paling umum. Di laut, kondisi ini berbahaya bagi jalur pelayaran internasional karena angin dan ombak bisa mengancam stabilitas kapal.

Sementara itu, di daratan, bangunan, kendaraan, hingga jembatan dapat rusak atau hancur diterjang angin. Dari seluruh dampaknya, storm surge dipandang sebagai yang paling mematikan ketika mencapai kawasan pesisir.

Catatan historis menunjukkan bahwa sekitar 90% siklon tropis dapat menyebabkan korban jiwa. Ketika sistem badai besar ini bergerak ke daratan dan berinteraksi dengan perubahan arah angin, ia juga dapat memunculkan tornado. Tornado sering kali terbentuk dari sisa pusaran di sekitar dinding mata siklon yang tetap aktif setelah mencapai darat.

Upaya Mitigasi Dampak Siklon Tropis

Menurut paparan dari laman Universitas Gadjah Mada dan BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta, sejumlah langkah perlu dilakukan untuk meminimalkan risiko banjir dan longsor yang biasanya muncul ketika curah hujan meningkat akibat fenomena atmosfer seperti siklon tropis. Upaya-upaya tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:

1. Menjaga aliran air tetap lancar

Membersihkan saluran drainase dari tumpukan sampah menjadi langkah paling dasar. Jika gorong-gorong dan jalur air bebas hambatan, air hujan yang turun deras bisa langsung mengalir menuju sungai tanpa meluap ke permukiman.

2. Memperbesar kapasitas sungai

Pendangkalan sungai membuat air mudah meluap saat hujan ekstrem. Karena itu, sungai perlu dikeruk agar kedalamannya bertambah sehingga mampu menampung debit air yang lebih besar.

3. Mengoptimalkan penyerapan air tanah

Sumur resapan dan biopori harus rutin dibersihkan. Ketika kedua fasilitas ini berfungsi baik, air hujan dapat meresap ke dalam tanah sehingga mengurangi genangan.

4. Mengurangi risiko pohon tumbang

Pohon yang sudah terlalu tua atau sangat tinggi berpotensi tumbang saat angin kencang. Penebangan pohon berisiko dapat mencegah kecelakaan maupun kerusakan ketika cuaca ekstrem terjadi.

5. Memberikan peringatan dini bagi nelayan

Angin kencang dan gelombang tinggi yang menyertai siklon bisa berbahaya di laut. Karena itu, nelayan perlu mendapat imbauan untuk menghindari aktivitas melaut.

6. Perhatikan Informasi Cuaca

Selalu cek update cuaca dari BMKG, terutama bila tinggal di daerah pesisir atau wilayah yang sering dilanda angin kencang. Pastikan Anda memantau peringatan dini yang mengindikasikan potensi munculnya siklon tropis.

7. Perkuat dan Cek Kondisi Rumah

Amankan bagian rumah yang mudah rusak seperti atap berbahan ringan (misalnya seng). Pastikan talang, saluran air, dan pompa pembuangan bekerja baik agar tidak tersumbat saat hujan deras. Pangkas cabang pohon di sekitar rumah yang terlalu rimbun untuk mengurangi risiko tumbang.

8. Siapkan Tas Darurat

Susun tas siaga berisi dokumen penting, air minum, makanan tahan lama, obat-obatan, senter, dan baterai cadangan. Simpan juga kontak darurat seperti BPBD dan BMKG.

9. Edukasi Keluarga dan Lingkungan

Kenalkan tanda-tanda datangnya siklon kepada anggota keluarga, seperti langit yang sangat gelap, hujan intens, dan hembusan angin yang makin kuat.
Tentukan rute evakuasi aman bersama tetangga atau komunitas. Buat rencana aksi darurat yang mencakup pencegahan, peringatan dini, langkah evakuasi, hingga proses pemulihan bencana.

Demikian penjelasan singkat mengenai siklon tropis itu apa. Mulai dari pengertian, penyebab, proses, hingga upaya mitigasinya. Semoga bermanfaat, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Program MagangHub Bersertifikat dari Kemnaker di detikcom.




(sto/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads