Tanggal 25 November 2025 Memperingati Hari Apa? Rayakan Hari Guru Nasional

Tanggal 25 November 2025 Memperingati Hari Apa? Rayakan Hari Guru Nasional

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Selasa, 25 Nov 2025 08:32 WIB
Ilustrasi guru mengajar siswa di kelas.
Ilustrasi peringatan Hari Guru Nasional 25 November. (Foto: guru_esdeh)
Jogja -

Setiap tanggal dalam kalender membawa ceritanya sendiri, tak terkecuali tanggal 25 November 2025. Di berbagai belahan dunia, hari ini menjadi momen penting untuk mengenang peristiwa bersejarah yang mengubah dunia, salah satunya adalah Hari Guru Nasional. Namun bukan hanya itu, ada beberapa perayaan penting lainnya yang membuat tanggal ini istimewa.

Keunikan tanggal ini juga tercermin dari perpaduan tiga sistem kalender yang berbeda. Dalam kalender Jawa, hari tersebut jatuh pada weton Selasa Legi, 4 Jumadilakir 1959 (Dal). Sementara itu, dalam penanggalan Hijriah, hari yang sama bertepatan dengan 4 Jumadil Akhir 1447 H.

Jadi, tanggal 25 November 2025 memperingati hari apa? Hari penting apa saja yang sebenarnya kita rayakan pada 25 November 2025? Yuk, simak daftarnya agar tidak ketinggalan momen spesial hari ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanggal 25 November 2025 Memperingati Hari Apa?

Menurut National Day Calendar, Days of The Year, dan National Today, terdapat peringatan penting pada 25 November 2025 seperti Hari Guru Nasional hingga Hari Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Internasional. Mari cermati penjelasan lengkapnya!

1. Hari Guru Nasional

Di Indonesia, 25 November selalu mendapat tempat tersendiri karena menjadi momentum untuk menghargai para guru. Dikutip dari Panduan Penyelenggaraan Bulan Guru Nasional Tahun 2025 terbitan Kemendikdasmen RI, Hari Guru Nasional dirayakan di seluruh satuan pendidikan melalui upacara dan berbagai kegiatan sederhana.

ADVERTISEMENT

Peringatan ini menjadi pengingat bahwa guru dan tenaga kependidikan merupakan pilar penting dalam membangun karakter anak bangsa. Pada tahun 2025, semangat peringatannya dipadatkan dengan tema 'Guru Hebat, Indonesia Kuat'.

Peringatan tahun ini terhubung dengan rangkaian Bulan Guru Nasional. Kegiatan kampanye Terima Kasih Guruku mengajak siswa untuk membuat konten kreatif bagi guru mereka. Pemerintah melalui Kemendikdasmen juga menyelenggarakan Anugerah GTK dan Apresiasi GTK. Bentuk apresiasi itu diberikan kepada tokoh masyarakat, pendidik, dan tenaga kependidikan yang menghadirkan praktik terbaik dan berdampak nyata bagi murid.

Selain itu, puncak peringatannya akan diisi dengan penyerahan penghargaan bagi sosok yang menunjukkan inovasi serta keteladanan. Banyak sekolah mendorong warganya untuk mengunggah konten Hari Guru di Sekolahku sebagai wujud cinta terhadap profesi pendidikan. Momentum ini sekaligus menguatkan komitmen bersama untuk membangun ekosistem belajar yang inklusif dan adaptif.

2. Hari Nasional Bosnia & Herzegovina

Pada hari yang sama, masyarakat Bosnia dan Herzegovina memperingati hari kebangsaan mereka. Negara ini mengenang keputusan penting yang diambil pada 25 November 1943 ketika Bosnia dan Herzegovina ditetapkan kembali sebagai bagian dari federasi Yugoslavia dengan status republik. Keputusan itu muncul melalui sidang pertama Dewan Anti Fasis Pembebasan Nasional Bosnia dan Herzegovina.

Setelah itu, proses penetapan identitas politik dan kebangsaan berkembang melalui pertemuan lanjutan di kota Jajce. Keputusan tersebut menegaskan bahwa Bosnia dan Herzegovina menjadi wilayah bagi komunitas setara dari Muslim atau Bosniak, Serb, dan Kroat. Peristiwa itu menjadi dasar pembentukan negara modern yang kemudian diakui dalam kerangka federal Yugoslavia pada 1946.

Dalam peringatannya, masyarakat menampilkan rasa hormat melalui upacara negara, kegiatan pendidikan, serta publikasi sejarah perjuangan. Banyak ruang publik menyoroti kembali perjalanan politik yang membawa negara tersebut menuju struktur kenegaraan yang lebih jelas. Hari ini menjadi bagian penting dari identitas nasional dan dirayakan sebagai waktu untuk mengenang fondasi keberagaman Bosnia dan Herzegovina.

3. Hari Kemerdekaan Suriname

Suriname juga merayakan hari pentingnya pada 25 November. Hari Kemerdekaan Suriname diperingati sebagai momen ketika negara kecil di Amerika Selatan itu meraih kebebasan dari Kerajaan Belanda pada 1975.

Perjalanan menuju kemerdekaan tidak singkat dan melewati masa kolonial yang panjang sejak abad ke enam belas. Wilayah yang kaya alam itu sebelumnya dikuasai kolonial Eropa dan mengandalkan tenaga kerja paksa dari Afrika di berbagai perkebunan.

Perubahan besar datang setelah Perang Dunia Kedua ketika pemerintah lokal mulai mendorong negosiasi kemerdekaan. Anggota Partai Nasional Suriname menjadi penggerak utama proses politik tersebut. Pada akhirnya Belanda menyetujui tuntutan dan Suriname resmi menjadi negara merdeka. Henck Arron menjadi perdana menteri pertama sementara Johan Ferrier menjadi presiden pertama.

Kini, hari kemerdekaan dirayakan dengan parade, kegiatan budaya, dan acara keluarga. Banyak warga Suriname menonjolkan keberagaman etnis yang menjadi ciri khas negara tersebut. Perayaan juga menjadi momen untuk menegaskan kembali nilai kebebasan serta kebanggaan terhadap sejarah panjang bangsa.

4. Hari Serat Alami Nasional

Masih pada tanggal 25 November, ada pula peringatan yang membawa masyarakat untuk menghargai bahan dari alam. Hari Serat Alami Nasional mengajak orang mengenal kembali keindahan bahan seperti kapas, wol, sutra, dan linen.

Peringatan ini hadir untuk memberi ruang bagi petani, perajin, dan pembuat produk serat alami yang terus menjaga tradisi. Serat alami memiliki kelebihan berupa tekstur lembut, ketahanan tinggi, dan kemampuan kembali ke bumi saat sudah tidak terpakai.

Banyak orang merayakannya dengan mengikuti lokakarya tenun atau kunjungan ke pasar yang menjual produk serat alami. Acara pertukaran kain sering digelar sebagai cara untuk mengurangi limbah. Produsen lokal juga memanfaatkan momentum ini untuk memperkenalkan proses pengolahan serat dari bahan mentah hingga menjadi produk sehari hari.

Selain itu, kampanye media sosial mendorong masyarakat mengunggah foto produk serat alami kesukaan mereka. Banyak yang mulai mengganti perlengkapan rumah dengan produk berbahan alami yang lebih ramah lingkungan. Peringatan ini sekaligus mengajak orang mempertimbangkan kembali pilihan konsumsi mereka agar lebih sejalan dengan keberlanjutan.

5. Hari Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Internasional

Terakhir, tanggal 25 November juga menjadi hari besar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang membawa pesan mendesak. Hari Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Internasional mengingatkan dunia bahwa kekerasan berbasis gender masih terjadi di berbagai negara.

Tahun ini fokusnya tertuju pada kekerasan digital yang semakin berkembang seiring kemajuan teknologi. Ancaman seperti penyebaran konten tanpa izin, doxxing, cyberbullying, hingga deepfake dapat merusak kehidupan perempuan.

Kemudian, kampanye global UNiTE mendorong aksi selama enam belas hari hingga 10 Desember. Pemerintah didorong menguatkan hukum, perusahaan teknologi diminta meningkatkan keamanan platform, dan masyarakat diajak bersuara mendukung penyintas. Banyak perempuan dengan pekerjaan publik seperti jurnalis atau aktivis menjadi target kekerasan digital sehingga pembahasan isu ini semakin penting.

Selain itu, kegiatan edukasi digelar di banyak tempat berupa seminar, diskusi, dan pelatihan keamanan digital. Organisasi perempuan menyuarakan dampak psikologis dan sosial dari kekerasan dunia maya. Masyarakat umum dapat mengikuti kampanye ini dengan menggunakan tagar NoExcuse serta menyebarkan informasi untuk meningkatkan kesadaran publik.

Nah, itulah tadi sejumlah peringatan yang terdapat pada 25 November 2025. Semoga bermanfaat, detikers!




(anm/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads