Salah satu jembatan di kawasan Kleringan, Danurejan, Kota Jogja, yang biasa disebut Jembatan Kewek kondisinya dinyatakan kritis. Pemerintah Kota Jogja bakal melarang kendaraan berat seperti bus dan truk melintasi jembatan di sisi selatan perlintasan kereta api itu.
Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo mengatakan kondisi kritis Jembatan Kewek atau Jembatan Kleringan itu karena faktor usia.
"Jembatan Kewek itu sudah tua, kira-kira kekuatannya itu sekarang tinggal 10 sampai 20 persen saja, sehingga berbahaya," kata Hasto saat ditemui di Balai Kota Jogja, Rabu (19/11/25).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasto menjelaskan, kondisi jembatan tersebut mendapat perhatian serius. Diketahui, jembatan itu merupakan jalur sibuk yang menghubungkan Jalan Mangkubumi ke kawasan Malioboro.
Jembatan Kewek, Jogja, Rabu (19/11/2025) sore. Foto: Adji G Rinepta/detikJogja |
Untuk itu Pemkot Jogja akan melakukan pembatasan terhadap kendaraan atau armada besar termasuk bus pariwisata yang hendak melintasi Jembatan Kewek.
"Ke depan ini tidak membolehkan bus masuk Malioboro lewat Jembatan Kleringan, karena terlalu dekat. Kalau ada bus atau truk lewat situ rawan," ungkap Hasto.
Hasto bilang, pihaknya tengah berusaha mencari celah anggaran untuk menyelamatkan Jembatan Kewek. Diharapkan rehabilitasi jembatan itu bisa dilakukan tahun depan.
"Itu (anggarannya) kira-kira bisa sampai Rp 12-an miliar. Rencana kami minta ke pusat, minta ke APBN. Sama mungkin alternatif ke provinsi juga, tapi masih berjuang. Kalau dapat (anggaran), tahun depan (rehabilitasi) bisa dilaksanakan. Mestinya satu tahun anggaran, enam bulan bisa selesai," jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Kota Jogja Umi Akhsanti mengatakan pihaknya telah melakukan asesmen jembatan untuk mengetahui kondisi pastinya.
"Memang kondisinya sudah kritis, secara teknis ya, karena usianya sudah 100 tahun lebih, sudah kritis," jelasnya saat dihubungi, Rabu (19/11)
"Sebenarnya sudah tidak renovasi lagi, tapi dibangun ulang. Sudah tidak memungkinkan kalau hanya direhab, direnovasi. Karena memang tingkat kerusakannya sudah di titik kritis," sambungnya.
Umi menjelaskan, pemberian garis biku-biku di atas jembatan sebagai larangan parkir merupakan langkah awal yang sudah dilakukan. Sedangkan untuk proyek penyelamatan jembatan, pihaknya tengah membuat Detail Enginering Design (DED) sambil menunggu anggaran.
"Jangan sampai ada kendaraan berhenti di atas jembatan. Kalau beban mati itu kan cukup mengkhawatirkan. Kalau mobil biasa nggak apa-apa, masih aman," ujar Umi.
"Dan kita sudah mulai menyusun DED, tapi untuk pembangunan kapan kita masih berjuang untuk prosesnya. Mau dengan anggaran mana, tahun berapa, kami masih berproses," pungkasnya.
(dil/apl)













































Komentar Terbanyak
Polemik Dosen UGM Minta Naik Pangkat Berujung Dibebastugaskan
Geruduk Kantor PSSI, Ultras Garuda: Erick Thohir Out!
Pemkab Kulon Progo Lelang 15 Motor Jadul, Harga Limit Mulai Rp 200 Ribu