Pemerintah Kalurahan (Pemkal) Katongan, Nglipar, Gunungkidul berencana merelokasi rumah warganya yang viral ditandu untuk mencapai titik jemput ambulans. Sedangkan Panewu (Camat) Nglipar mengungkapkan untuk perbaikan jalan terkendala dengan pemilik lahan.
Lurah Katongan, Jumawan, mengatakan sedang berkoordinasi dengan Ketua RT, Dukuh hingga Panewu terkait relokasi rumah Sardiyono (72) dan satu keluarga lainnya. Pasalnya apabila melakukan pembangunan jalan ukurannya akan sangat kecil dan tidak representatif.
"Karena itu dua kepala keluarga seyogyanya direlokasi saja dan tadi sudah saya sampaikan ke yang bersangkutan," katanya kepada wartawan di Nglipar, Gunungkidul, Senin (17/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, Jumawan mengaku jika dua keluarga itu telah memiliki tanah lain di Katongan. Sedangkan kalurahan nantinya mengupayakan bantuan terkait pembangunan rumah.
"Tanahnya juga sudah ada dan saat saya tanya soal relokasi juga mau," ujarnya.
Sementara itu, Panewu Nglipar, Sugito, menyebut pembangunan berupa pelebaran jalan setapak di dekat rumah Sardiyono terkendala lahan. Mengingat pemilik lahan tidak mengizinkannya.
"Pemilik lahan di perantauan dan tidak mengizinkan, tapi ini nanti kita coba mediasi dengan pak dukuh dan pak lurah dulu," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, media sosial (Medsos) ramai dengan postingan berupa seorang pria yang harus ditandu menggunakan kursi kayu panjang melewati jalan setapak di persawahan untuk sampai di lokasi ambulans. Keluarga pria tersebut mengaku semua itu karena satu-satunya akses hanya jalan setapak tanah.
"Repost dari akun oseng kangkung menyebutkan akses jalan kurang lebih 1 km melewati pematang sawah yang licin beginilah jika ada yang darurat sakit.Dari komentar diketahui lokasi Ngrandu, Katongan, Nglipar #gunungkidul. Semoga segera dibangun infrastruktur yang memadai," kata akun Instagram @ceritagunungkidul seperti dilihat detikJogja hari ini.
Istri dari pria yang ditandu, Panikem (55) mengatakan, bahwa awalnya pamit kepada Sardiyono (72) untuk mencari pakan berupa rumput di dekat rumahnya, Ngrandu, Katongan, Nglipar, Gunungkidul, Selasa (11/11) pagi. Saat itu di rumah hanya ada cucunya yang menunggu Sardiyono.
"Terus perasaan saya tidak enak dan akhirnya saya pulang lagi. Nah, sampai rumah anak saya bilang 'mamak-mamak, bapak sakit, tidur tidak bisa bangun'," katanya kepada wartawan di Nglipar, Senin (17/11).
Mendengar hal tersebut, Panikem langsung masuk ke dalam rumah menemui suaminya. Bahkan, Panikem sempat menanyai Sardiyono terkait kondisinya.
"Setelah masuk saya tanya kenapa lalu dijawab 'saya tidak bisa bangun'. Lalu saya bangunkan, tapi tidak kuat," ujarnya.
Selanjutnya Panikem langsung teriak minta tolong dan akhirnya tetangga berdatangan ke rumahnya. Sedangkan anak Panikem langsung menghubungi Dukuh Ngrandu untuk meminta tolong mencari ambulans.
"Lalu digotong (ditandu) pakai kursi panjang dikasih bambu itu, orang empat yang menggotong. Itu saja dua orang masuk ke sawah karena medannya sulit," ucapnya.
Panikem menjelaskan, dua orang sempat masuk ke sawah karena licinnya jalan setapak. Mengingat saat itu sempat turun hujan.
(apl/alg)












































Komentar Terbanyak
Penjelasan Gus Elham soal Viral Video Cium Anak di Panggung
Polemik Dosen UGM Minta Naik Pangkat Berujung Dibebastugaskan
Museum Soeharto Gelar Doa Bersama Jelang Pengumuman Gelar Pahlawan