Media sosial (Medsos) ramai dengan postingan seorang pria yang harus ditandu menggunakan kursi kayu panjang melewati jalan setapak untuk sampai di lokasi ambulans. Keluarga pria tersebut mengaku semua itu karena satu-satunya akses hanya jalan setapak tanah.
"Repost dari akun oseng kangkung menyebutkan akses jalan kurang lebih 1 km melewati pematang sawah yang licin beginilah jika ada yang darurat sakit.Dari komentar diketahui lokasi Ngrandu, Katongan, Nglipar #gunungkidul. Semoga segera dibangun infrastruktur yang memadai," kata akun Instagram @ceritagunungkidul seperti dilihat detikJogja hari ini.
Istri dari pria yang ditandu, Panikem (55), mengatakan awalnya pamit kepada suaminya, Sardiyono (72) untuk mencari pakan berupa rumput di dekat rumahnya, Ngrandu, Katongan, Nglipar, Gunungkidul, Selasa (11/11) pagi. Saat itu di rumah hanya ada cucunya yang menunggu Sardiyono.
"Terus perasaan saya tidak enak dan akhirnya saya pulang lagi. Nah, sampai rumah anak saya bilang 'mamak-mamak, bapak sakit, tidur tidak bisa bangun'," katanya kepada wartawan di Nglipar, Senin (17/11/2025).
Mendengar hal tersebut, Panikem langsung masuk ke dalam rumah menemui suaminya. Bahkan, Panikem sempat menanyai Sardiyono terkait kondisinya.
"Setelah masuk saya tanya kenapa lalu dijawab 'saya tidak bisa bangun'. Lalu saya bangunkan, tapi tidak kuat," ujarnya.
Selanjutnya Panikem langsung teriak minta tolong dan akhirnya tetangga berdatangan ke rumahnya. Sedangkan anak Panikem langsung menghubungi Dukuh Ngrandu untuk meminta tolong mencari ambulans.
"Lalu digotong (ditandu) pakai kursi panjang dikasih bambu itu, orang empat yang menggotong. Itu saja dua orang masuk ke sawah karena medannya sulit," ucapnya.
Panikem menjelaskan, dua orang sempat masuk ke sawah karena licinnya jalan setapak. Mengingat saat itu sempat turun hujan.
Usai mendapat perawatan di rumah sakit Panti Rahayu, Kelor, Karangmojo, Gunungkidul, Sardiyono akhirnya menjalani rawat jalan. Untuk kembali ke rumahnya, Sardiyono kembali harus ditandu karena jalan masuk rumahnya yang licin.
"Baliknya juga seperti itu, jadi yang di video-video itu saat perjalanan pulang hari Sabtu (15/11) jam 12 malam," katanya.
Menurutnya, perjalanan dari jalan yang bisa dilewati mobil ke rumahnya memakan waktu sekitar 20 menit. Semua itu kembali lagi karena sulitnya medan berupa jalan setapak yang licin dan sempit.
"Jalan hanya ada satu itu (yang dipakai menggotong suaminya pakai kursi), dan biasanya untuk lewat motor, itu pun kalau tidak hujan. Karena kalau hujan licin jalannya dan pilih menitipkan motor di atas (dekat rumahnya)," ucapnya.
Anak Panikem, Arif Lukman (34), menambahkan ayahnya yakni Sardiyono mengalami serangan stroke sehingga separuh bagian tubuhnya tidak bisa digerakkan. Pria yang kerap disapa Iluk ini menjelaskan ayahnya akan menjalani kontrol rutin beberapa hari lagi.
"Sementara rencana saya sendiri mungkin cari tandu biar yang menggotong lebih ringan. Kemarin kan pakai kursi panjang itu," ucapnya.
Simak Video "Video: Truk Molen Tabrak Motor-Penjual Bakso di Gunungkidul, 3 Orang Tewas"
(aap/apl)