Abrasi Pantai Trisik Kian Menjadi, Ini Langkah Pemkab Kulon Progo

Abrasi Pantai Trisik Kian Menjadi, Ini Langkah Pemkab Kulon Progo

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Senin, 17 Nov 2025 11:18 WIB
Abrasi yang merusak sejumlah bangunan di Pantai Trisik, Galur, Kulon Progo, Jumat (7/11/2025).
Abrasi yang merusak sejumlah bangunan di Pantai Trisik, Galur, Kulon Progo, Jumat (7/11/2025). (Foto: Dok. SRI Wilayah V Kulon Progo)
Kulon Progo -

Abrasi yang terjadi di Pantai Trisik, Galur, Kulon Progo, dilaporkan semakin parah dan mengancam infrastruktur serta permukiman warga di sekitarnya. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menggandeng Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) untuk merumuskan langkah penanganan darurat.

Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, memastikan upaya penanggulangan abrasi ini menjadi prioritas dan sudah dikoordinasikan secara intensif dengan pihak terkait di tingkat pusat. Dia menjelaskan, Pemkab telah menyampaikan usulan teknis penanganan kepada BBWSO. Salah satu upaya yang direncanakan adalah pemasangan struktur penahan ombak.

"Insyaallah kita upayakan dengan BBWSO untuk penanggulangan, memasang water barrier untuk penahan ombak itu ya," ujar Agung, kepada wartawan di Kulon Progo, Senin (17/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agung menyebut penanganan ini merupakan program yang berada di bawah kewenangan pusat. Namun Pemkab telah mendesak agar implementasinya dapat segera dilakukan mengingat kondisi abrasi yang kritis.

"Wah, kalau kapannya itu kan programnya bukan di Kulon Progo, kita hanya bisa untuk menyampaikan. Berarti masih usulan kita sudah ngejar terus ini karena itu sudah sangat parah. Sudah sangat parah dan harus segera dilakukan," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Agung mengatakan upaya penanganan abrasi di Pantai Trisik ini juga disinkronkan dengan program penanganan kawasan muara Sungai Progo. Namun, keberhasilan penanganan ini juga membutuhkan dukungan dan kesadaran dari masyarakat yang tinggal di kawasan sempadan pantai. Oleh karena itu dia mengimbau agar masyarakat bersedia mundur dari zona bahaya tersebut.

"Nah, kita diharapkan untuk masyarakat sadar untuk mundur dari sempadan. Karena kalau tidak mundur, bahayanya juga di masyarakat sendiri," pesannya.

Diberitakan sebelumnya sejumlah warung hingga hunian warga dilaporkan rusak akibat diterjang gelombang laut yang kini semakin mendekati Pantai Trisik, Galur, Kulon Progo.

Informasi ini pertama kali mencuat setelah video kondisi kerusakan bangunan di sekitar Pantai Trisik diunggah oleh akun Instagram resmi Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulon Progo, @sarglagah.

Dalam video tersebut terlihat bangunan yang semula difungsikan sebagai warung dan hunian warga telah porak poranda. Penyebabnya karena diterjang gelombang laut yang berangsur mendekati area daratan Trisik.

"Kondisi terkini abrasi di Pantai Trisik Banaran Galur Kulon Progo yang terjadi beberapa hari ini mengakibatkan 3 Bangunan warung dan 1 rumah huni pengelola Penangkaran Penyu rusak berat dan hancur. Nihil korban," tulis akun tersebut seperti dilihat detikJogja, Jumat (7/11/2025).

Koordinator SRI Wilayah V Kulon Progo, Aris Widyatmoko membenarkan informasi tersebut. Dia mengatakan total ada 4 properti yang rusak parah imbas gelombang pasang, terdiri dari 3 warung dan 1 bangunan yang dihuni pengelola penangkaran penyu sekitar Trisik.

"Ya, yang kena abrasi sekarang ada 3 bangunan warung dan 1 bangunan rumah hunian," ujarnya saat dimintai konfirmasi wartawan lewat pesan singkat.

Aris menjelaskan kerusakan tersebut dilaporkan oleh masyarakat pada hari ini. Hal ini menambah daftar panjang jumlah kerusakan properti di Pantai Trisik efek abrasi. Sebelumnya Joglo beserta tempat penangkaran penyu di Trisik sudah terlebih dulu rusak karena hal tersebut.

"Untuk yang Joglo Edukasi Penyu, kemudian tempat penangkaran penyu itu sudah duluan niku. Sudah hancur. Terus ini menyusul lagi. Informasi rekan yang di Trisik, dalam satu tahun ini cukup cepat untuk abrasinya," terangnya.

Aris mengatakan abrasi di Pantai Trisik tergolong cukup parah dalam satu tahun terakhir. Hal ini terlihat dari kian dekatnya area dataran dengan bibir pantai. Yang semula berjarak 200 meter, kini menyusut tinggal kisaran 50 meter.

"Iya ini cukup parah. Kalau dulu itu dari jalan ke pantai jaraknya kisaran 200 meter, sekarang paling cuma 50 meter, atau malah nggak sampai segitu," terangnya.




(aku/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads