Gunung Merapi Luncurkan 4 Kali Awan Panas Guguran dalam Sehari

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Minggu, 09 Nov 2025 18:37 WIB
Ilustrasi/guguran awan panas terjadi dua kali di Gunung Merapi, Kamis (2/10/2025) pagi. Foto: Dok. BPPTKG
Sleman -

Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan dengan meluncurkan empat kali awan panas guguran (APG) dalam rentang waktu singkat pada sore ini. Rentetan awan panas guguran tersebut mengarah ke sektor barat daya, yakni hulu Kali Krasak dan Kali Bebeng.

Berdasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), rangkaian awan panas tersebut terjadi dalam periode pengamatan pukul 12.00 hingga 18.00 WIB.

"Hari ini teramati empat kali awan panas guguran ke arah Kali Krasak," ujar Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso dalam keterangannya, Minggu (9/11/2025).

Awan panas guguran pertama tercatat pada pukul 14.57 WIB dengan estimasi jarak luncur 1.500 meter ke hulu Kali Krasak. Selang 22 menit, pada pukul 15.19 WIB, awan panas kembali terjadi dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah yang sama.

Selanjutnya, pukul 15.32 WIB, awan panas meluncur sejauh 1.600 meter ke hulu Kali Bebeng dan Krasak. Terakhir terjadi pada pukul 15.36 WIB. Awan panas meluncur paling jauh mencapai 2.000 meter ke hulu Kali Krasak.

Selain awan panas, BPPTKG juga mencatat aktivitas kegempaan internal yang masih tinggi.

"Secara visual, teramati pula dua kali guguran lava ke arah Kali Krasak dengan jarak luncur lebih pendek, yakni maksimum 1.000 meter," ujarnya.

Dengan rangkaian aktivitas ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III (Siaga), yang telah ditetapkan sejak 5 November 2020. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya yang telah ditetapkan.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong maksimal 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng maksimal 7 km. Sektor tenggara meliputi Sungai Woro maksimal 3 km dan Sungai Gendol maksimal 5 km.

Agus Budi juga mengingatkan potensi bahaya sekunder berupa lahar, terutama mengingat curah hujan yang tinggi di sekitar puncak.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Antisipasi juga gangguan akibat abu vulkanik," tegasnya.



Simak Video "Video: Pendaki Nekat Naik Puncak Merapi, Berujung Disanksi Bersih-bersih"

(ams/ams)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork