Zohran Mamdani telah mencatatkan sejarah sebagai wali kota muslim pertama di New York City. Ini adalah sebuah pencapaian luar biasa yang menandai babak baru dalam politik Amerika. Tidak heran, banyak orang dari berbagai penjuru dunia penasaran dengan profilnya.
Dengan latar belakang yang unik dan perjalanan politik yang cepat, Mamdani kini menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang, terutama kaum muda dan komunitas yang kurang terwakili. Apakah kamu penasaran bagaimana perjalanan hidup dan karir politik Mamdani yang menempuh jalan panjang hingga meraih jabatan tertinggi di kota terbesar di Amerika Serikat, detikers?
Berikut ini adalah profil Zohran Mamdani yang menjadi wali kota muslim pertama di New York. Penjelasan lengkap ini dihimpun detikJogja dari New Yorker, The Guardian, Britannica, serta laman resmi New York Assembly.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poin utamanya:
- Zohran Mamdani adalah wali kota Muslim pertama di New York, menandakan era baru dalam politik kota besar di AS.
- Kampanye progresifnya berfokus pada kebijakan sosial seperti pembekuan sewa dan reformasi transportasi publik yang murah.
- Mamdani menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan visi radikalnya, namun tetap mendapatkan dukungan luas dari generasi muda dan komunitas minoritas.
Profil Zohran Mamdani Wali Kota New York
Kehidupan Awal dan Pendidikan
Zohran Kwame Mamdani lahir pada 18 Oktober 1991, di Kampala, Uganda. Ibunya bernama Mira Nair, seorang pembuat film India yang terkenal. Sedangkan ayahnya adalah Mahmood Mamdani, seorang profesor antropologi di Universitas Columbia.
Mamdani menghabiskan masa kecilnya di Uganda hingga usia tujuh tahun. Selanjutnya, keluarganya pindah ke New York City, tempat ayahnya menjadi profesor di Columbia University.
Mamdani bersekolah di Bank Street College of Education's School for Children. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di Bronx High School of Science, di mana dia terlibat dalam banyak kegiatan, termasuk mendirikan tim kriket sekolah.
Dia kemudian melanjutkan studi di Bowdoin College di Maine dan lulus pada tahun 2014 dengan gelar Sarjana Studi Africana. Selama di perguruan tinggi, Mamdani aktif dalam organisasi, termasuk mendirikan cabang pertama Students for Justice in Palestine (SJP) dan terlibat dalam berbagai aksi politik.
Perjalanan Karier Sebelum Berpolitik
Setelah lulus, Mamdani bekerja sebagai konselor pencegahan penyitaan di Queens. Tugasnya membantu pemilik rumah dari kalangan berpenghasilan rendah untuk mempertahankan rumah mereka.
Pengalaman ini membuka matanya terhadap ketidakadilan yang terjadi dalam sistem perumahan dan akhirnya mendorongnya untuk terjun ke dunia politik. Sebelumnya, Mamdani juga terlibat dalam berbagai organisasi progresif dan bekerja dalam kampanye-kampanye sosial untuk memperjuangkan perubahan.
Selain itu, Mamdani juga pernah bekerja di dunia film dan musik, sebelum akhirnya menemukan panggilannya di dunia politik. Ia menjadi anggota pertama dari New York State Assembly yang mewakili Distrik ke-36, yang meliputi kawasan Astoria, Ditmars-Steinway, dan Astoria Heights di Queens. Di sana, ia memperjuangkan kebijakan yang pro-rakyat, seperti pembekuan tarif sewa dan pengentasan utang bagi pengemudi taksi.
Perjalanan Politik dari Anggota Assembly hingga Wali Kota
Pada Oktober 2024, Zohran Mamdani mengumumkan pencalonannya untuk menjadi Wali Kota New York. Ia berfokus pada masalah keterjangkauan hidup, seperti sewa rumah, biaya transportasi, dan akses terhadap perawatan anak.
Kampanyenya menarik perhatian publik melalui penggunaan media sosial yang cerdas dan konten video yang menarik. Penampilannya di media mengundang simpati dengan gaya kampanye yang penuh antusiasme dan humor. Salah satu video viralnya adalah saat ia ikut serta dalam penyelaman es di Coney Island dengan mengenakan jas untuk menekankan komitmennya dalam membekukan sewa.
Dalam kampanye, Mamdani menghadapi mantan Gubernur Andrew Cuomo, yang sebelumnya dipandang sebagai favorit. Namun, dengan dukungan luas dari komunitas muda, minoritas, dan progresif, Mamdani berhasil meraih kemenangan mengejutkan di pemilihan primer pada Juni 2025.
Kemenangan ini menandai awal dari perjalanan politiknya menuju kursi Wali Kota New York. Pada November 2025, Mamdani kembali mengalahkan Cuomo dan menghadapi saingan dari Partai Republik, Curtis Sliwa, dalam pemilihan umum yang diikuti oleh tingkat partisipasi pemilih tertinggi sejak 1969.
Visi Politik dan Tantangan ke Depan
Zohran Mamdani dikenal sebagai seorang demokrat sosialis yang memprioritaskan kebijakan untuk kesejahteraan rakyat. Beberapa kebijakannya antara lain pembekuan sewa untuk unit yang disewa secara stabil, layanan bus tanpa biaya, dan pembukaan toko grosir yang dikelola kota di setiap borough.
Walaupun mendapat dukungan dari berbagai kalangan progresif, ia juga menuai kritik dari lawan politik dan beberapa pihak di dalam Partai Demokrat. Pasalnya, visinya sangat ambisius, seperti penghentian kenaikan sewa dan kebijakan perpajakan terhadap orang kaya.
Keberhasilan Mamdani memenangkan kursi wali kota adalah simbol bagi banyak orang yang mendambakan perubahan radikal dalam kebijakan sosial dan ekonomi, sekaligus menunjukkan kebangkitan politik generasi muda yang lebih progresif. Namun, tantangan besar tetap menunggu di depannya, terutama dalam menjalankan kebijakan-kebijakan yang dapat memengaruhi kehidupan banyak orang di New York City, mulai dari isu perumahan hingga reformasi kepolisian.
Sebagai wali kota muslim pertama di New York, Mamdani memegang harapan besar, baik untuk kota yang ia pimpin maupun untuk komunitas muslim dan minoritas di seluruh Amerika. Dengan latar belakangnya yang kuat sebagai seorang aktivis sosial dan pemimpin progresif, Mamdani berkomitmen untuk menjadikan New York City sebagai kota yang lebih adil dan terjangkau bagi semua warganya.
Dengan perjalanan hidup yang penuh inspirasi dan semangat juang, profil Zohran Mamdani menjadi contoh nyata bahwa perubahan besar dimulai dari tekad untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan. Semoga bermanfaat!
(sto/aku)












































Komentar Terbanyak
Apa Bedanya Hamengku Buwono, Paku Alam, Paku Buwono, dan Mangkunegara?
Pandji Pragiwaksono Dituntut 50 Kerbau gegara Candaan Adat Pemakaman Toraja
Ignasius Jonan Ungkap Isi Pertemuan 2 Jam dengan Prabowo