Komika Pandji Pragiwaksono buka suara soal materi candaan adat pemakaman warga Toraja yang menuai kecaman. Pandji meminta maaf dan menghormati langkah hukum yang ditujukan kepadanya.
Permintaan maaf itu disampaikan Pandji lewat akun Instagram pribadinya. detikcom sudah meminta izin kepada Pandji untuk mengutip permintaan maafnya.
"Saya akan belajar dari kejadian ini, dan menjadikannya momen untuk menjadi pelawak yang lebih baik-lebih peka, lebih cermat, dan lebih peduli," janji Pandji dilihat dalam unggahannya, seperti dikutip detikHot, Selasa (4/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pandji Pragiwaksono mengaku sudah berdialog dengan Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi. Dalam kesempatan itu, Pandji mengaku siap menghadapi proses hukum yang ditujukan kepadanya.
"Dalam pembicaraan kami lewat telepon, Ibu Rukka menceritakan dengan sangat indah tentang budaya Toraja-tentang maknanya, nilainya, dan kedalamannya. Dari obrolan itu, saya menyadari bahwa joke yang saya buat memang ignorant, dan untuk itu saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Toraja yang tersinggung dan merasa dilukai," kata Pandji.
"Saat ini ada dua proses hukum yang berjalan: proses hukum negara, karena adanya laporan ke kepolisian, dan proses hukum adat. Berdasarkan pembicaraan dengan Ibu Rukka, penyelesaian secara adat hanya dapat dilakukan di Toraja," lanjut pria berusia 46 tahun ini.
Rencananya Pandji bakal bertemu dengan perwakilan dari 32 wilayah adat Toraja. Sekjen AMAN disebut bersedia menjadi fasilitator pertemuan itu.
"Ibu Rukka bersedia menjadi fasilitator pertemuan antara saya dengan perwakilan dari 32 wilayah adat Toraja. Saya akan berusaha mengambil langkah itu. Namun, bila secara waktu tidak memungkinkan saya akan menghormati dan menjalani proses hukum negara yang berlaku," ujarnya.
Di sisi lain, Pandji berharap para komika tak berhenti mengangkat materi tentang budaya. Meski begitu, dia meminta materi budaya itu disampaikan dengan bijak dan penghormatan.
"Saya juga berharap kejadian ini tidak membuat para komika berhenti mengangkat nilai dan budaya dalam karya mereka. Menurut saya, anggapan bahwa pelawak tidak boleh membicarakan SARA kurang tepat. Indonesia adalah negara dengan keragaman luar biasa: suku, agama, ras, dan antargolongan adalah bagian dari jati diri bangsa ini," pesan Pandji.
"Yang penting bukan berhenti membicarakan SARA, tapi bagaimana membicarakannya tanpa merendahkan atau menjelek-jelekkan. Semoga para komika di Indonesia terus bercerita tentang adat dan tradisi bangsa ini-dengan cara yang lebih baik, lebih bijak, dan lebih menghormati," pesan Pandji.
Sebagai informasi, candaan Pandji Pragiwaksono tentang adat pemakaman masyarakat Toraja, Rambu Solo, menuai sorotan. Candaan Pandji itu dinilai menyakiti warga Toraja sehingga dituntut dengan sanksi adat.
Hal itu salah satunya disampaikan Ketua Umum TAST Benyamin Rante Allo. Pihaknya menuntut Pandji untuk membayar denda 50 ekor kerbau.
"Ini kan sudah masuk pelanggaran adat. Jadi ya perlu ada sanksi secara adat juga," kata Ketua Umum TAST, Benyamin Rante Allo kepada detikSulsel, Senin (3/11).
"Kalau sudah jelas ada pelanggaran adat begini ya ada sanksi adat sebagai konsekuensi. Jadi bisa jadi mungkin nanti didenda mungkin sampai 50 kerbau," tegasnya.
(ams/dil)












































Komentar Terbanyak
Ignasius Jonan Ungkap Isi Pertemuan 2 Jam dengan Prabowo
Apa Bedanya Hamengku Buwono, Paku Alam, Paku Buwono, dan Mangkunegara?
Eks Bupati Sleman Sri Purnomo Tersangka Korupsi Hibah Pariwisata Ditahan