Guru Ikut Jadi Korban Keracunan MBG di Saptosari Gunungkidul, Ini Sebabnya

Guru Ikut Jadi Korban Keracunan MBG di Saptosari Gunungkidul, Ini Sebabnya

Adji G Rinepta - detikJogja
Kamis, 30 Okt 2025 15:49 WIB
In the Hospital Sick Male Patient Sleeps on the Bed. Heart Rate Monitor Equipment is on His Finger.
Ilustrasi guru di Saptosari, Gunungkidul, keracunan MBG. (Foto: Getty Images/gorodenkoff)
Gunungkidul -

Ratusan siswa termasuk guru dari dua sekolah di Saptosari, Gunungkidul, diduga keracunan makan bergizi gratis (MBG) dengan gejala mual-muntah. Ternyata, guru yang keracunan sempat mencicipi MBG tersebut sebelum diedarkan ke siswa.

Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengatakan guru yang mencicipi MBG itu mengacu arahan Badan Gizi Nasional (BGN). Selain itu, pihak SPPG memang menyiapkan ekstra porsi bagi guru untuk dicicipi.

"Iya diminta mencicipi, makanya mereka keracunan lebih dulu jam 2, dan anak-anak baru jam 3 pagi," jelas Endah saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Kamis (30/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena memang BGN yang meminta kan waktu itu, sehingga dapur juga memberikan porsi untuk mencicipi," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Endah mengatakan ada satu siswa yang masih dirawat di rumah sakit. Hal ini karena siswa tersebut masih perlu dipantau kondisinya.

"Untuk sementara datanya itu, dan sudah ditangani tim kesehatan di rumah sakit. Masih ada yang dirawat di rumah sakit sampai sekarang," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Suhirman mengonfirmasi dari data yang dihimpun pihaknya, satu siswa masih dirawat di RSUD Saptosari hari ini. Sementara siswa yang sempat dirawat puskesmas sudah kembali ke rumah.

"Kemarin ada 26 (siswa) yang di puskesmas, tapi sudah pulang ke rumah. Tapi ada satu yang di rumah sakit itu, karena masih ada perlu tindak lanjut. Masih satu orang dirawat," ujar Suhirman saat ditemui di Kompleks Kepatihan.

Terkait penyebab keracunan, Hirman mengatakan sampel makanan yang dikonsumsi siswa sudah dibawa ke laboratorium untuk diteliti.

"Ini baru di lab, untuk tahu penyebabnya. Kemarin kan gejalanya itu setelah malam ya, artinya tidak langsung (setelah) makan. Kita sudah sampaikan ke sekolah-sekolah, begitu dianter langsung dimakan aja. Ternyata itu masih juga," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, ada 695 siswa dari dua sekolah di Saptosari Gunungkidul mengalami gejala keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG). Tiga korban menjalani perawatan di rumah sakit.

Para siswa itu terdiri dari 476 siswa bergejala dan 33 siswa izin sekolah dari SMKN 1 Saptosari ditambah 186 siswa dari SMPN 1 Saptosari. Selain itu, ada 10 guru dari SMKN 1 Saptosari yang juga mengalami gejala keracunan.




(ams/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads