Seorang Remaja Telan Hampir 200 Magnet, Sebagian Usus Hilang

Internasional

Seorang Remaja Telan Hampir 200 Magnet, Sebagian Usus Hilang

Aisyah Kamaliah - detikJogja
Selasa, 28 Okt 2025 22:23 WIB
Remaja 13 tahun asal Selandia Baru menelan hampir 200 magnet yang sangat kuat. Akibatnya, dia harus kehilangan sebagian ususnya.
Remaja 13 tahun asal Selandia Baru menelan hampir 200 magnet yang sangat kuat. Akibatnya, dia harus kehilangan sebagian ususnya. (Foto: Lekamalage et al., NZMJ, 2025)
Jogja -

Seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun di Selandia Baru harus menjalani operasi besar setelah menelan hampir 200 magnet neodymium berdaya tinggi. Akibatnya, sebagian ususnya terpaksa diangkat karena mengalami nekrosis atau kematian jaringan.

Dilansir detikInet dari Science Alert, remaja tersebut datang ke Tauranga Hospital dengan keluhan nyeri perut dan mengaku telah menelan sekitar 100 magnet seminggu sebelumnya. Namun, hasil pemeriksaan sinar X menunjukkan jumlah magnet jauh lebih banyak dan telah membentuk empat rantai linier di berbagai bagian usus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama operasi, dokter menemukan magnet saling menekan di usus halus dan sekum, menyebabkan gangguan aliran darah dan kerusakan jaringan. Dokter bedah terpaksa mengangkat sebagian ususnya. Kemudian remaja itu pulih dan diperbolehkan pulang delapan hari kemudian. Kasus ini telah dipublikasikan di The New Zealand Medical Journal.

"Seperti yang ditunjukkan oleh studi kasus ini, menelan magnet kecil berdaya tinggi dapat mengancam jiwa," ujar Alex Sims, peneliti dari University of Auckland.

ADVERTISEMENT

Ia menyoroti bahaya magnet yang sering dijual sebagai mainan fidget berwarna cerah, menarik perhatian anak-anak.

"Magnet kecil berdaya tinggi telah dipasarkan dan dijual sebagai mainan yang menyenangkan untuk orang dewasa dan anak-anak ketika dijual dalam bentuk set, karena dapat digunakan untuk membuat berbagai bentuk dan juga dapat digunakan sebagai mainan fidget. Sayangnya, magnet-magnet tersebut seringkali berbentuk bola-bola kecil berwarna cerah, sehingga menarik untuk ditelan anak-anak," ujarnya.

Pemerintah Selandia Baru juga memperingatkan tren media sosial yang mendorong anak-anak menggunakan magnet sebagai tindik palsu di lidah, hidung, atau bibir. Magnet ini bisa tertelan secara tidak sengaja dan menimbulkan risiko serius.

Sejak 2013, Selandia Baru telah melarang penjualan magnet neodymium-iron-boron (NIB) karena kekuatannya yang ekstrem, hingga 50 kali lipat lebih kuat dari magnet biasa. Para ahli bedah mengimbau agar anak yang diduga menelan magnet segera dibawa ke rumah sakit, karena lebih dari 75 persen kasus memerlukan tindakan bedah atau endoskopi.




(aap/aap)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads