Postingan berupa video adanya perdagangan anjing untuk konsumsi di Bantul, khususnya Ganjuran, Bambanglipuro ramai di media sosial (medsos). Polisi pun turun tangan mengecek ke lokasi. Apa temuannya?
"Kpd Yth @poldajogja dan @humasjogja kami menemukan praktek PERDAGANGAN ANJING untuk DIKONSUMSi masih terus berlangsung khususnya di daerah sekitaran Ganjuran, Parangtritis dan sekitarnya. Kami mohon untuk segera ditindak mengingat dampak potensi penyebaran rabies dan zoonosis lainnya sangat berpotensi menyerang warga DIY. Terima kasih," kata akun Instagram @animals_hopeshelterindonesia seperti dilihat detikJogja, Selasa (28/10/2025).
Kapolsek Bambanglipuro, AKP I Nengah Jeffry, membenarkan adanya penjual olahan anjing di Bambanglipuro. Bahkan, Jeffry mengaku sudah mendatangi lima tempat yang menjual olahan tersebut.
"Betul, dan tadi malam sudah kami datangi (tempat jualan olahan anjing)," kata Jeffry saat dihubungi wartawan.
Saat ke lokasi itu, pihaknya tidak menemukan anjing seperti yang dalam video tersebut. Dalam video itu terlihat beberapa anjing dibungkus karung dengan moncong yang diikat tali.
"Tidak ada anjing seperti di video itu, karena di lokasi itu hanya menjual olahan anjing," ujarnya.
Meski begitu, Jeffry mengaku belum bisa menindak para penjual olahan anjing tersebut. Sebab, belum ada regulasi yang mengatur larangan konsumsi daging anjing.
"Karena memang belum ada SE (Surat Edaran) larangan itu, belum ada undang-undang atau peraturan lain yang melarang konsumsi daging anjing, kami dari Polsek Bambanglipuro sejauh ini lebih ke imbauan kepada masyarakat," ujarnya.
"Dan kalau aturan tertulis di KUHP mengatur jika ada kekerasan terhadap hewan, bukan larangan konsumsi daging anjing," lanjut Jeffry.
Di sisi lain, pihaknya mengakui perdagangan daging anjing menjadi isu kontroversial. Sebab, ada pertimbangan aspek kesehatan masyarakat, kesehatan hewan, dan regulas hukum.
Dia mengatakan untuk menindaklanjutinya perlu kolaborasi antara penegakan hukum, edukasi publik, alternatif ekonomi, dan peningkatan pengawasan.
"Nah, untuk mengatasi masalah ini, kami berupaya melalui pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai pihak. Salah satunya melalui Bhabinkamtibmas yang memberi edukasi tentang risiko kesehatan terkait dampak mengkonsumsi daging anjing ke masyarakat," ucapnya.
(ams/afn)