Festival Lampion Pantai Gua Cemara Jadi 'Hujan Api', Panitia: Faktor Alam

Festival Lampion Pantai Gua Cemara Jadi 'Hujan Api', Panitia: Faktor Alam

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Senin, 27 Okt 2025 13:16 WIB
Festival Lampion Pantai Gua Cemara Jadi Hujan Api, Panitia: Faktor Alam
Payung stand makanan yang berlubang karena terkena tetesan api dari lampion di Pantai Gua Cemara, Bantul, Senin (27/10/2025). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja)
Bantul -

Postingan video bernarasi festival lampion di Pantai Gua Cemara Bantul berubah jadi festival hujan api ramai di media sosial (medsos). Panitia menyebut kejadian tersebut dipicu arah angin yang berubah.

Ketua Desa Wisata Pantai Gua Cemara yang juga panitia festival, Bayu Sujaka mengatakan, tidak ada bangunan atau pohon yang terbakar akibat kejadian itu. Menurutnya, hanya ada satu payung stand jualan yang terkena tetesan api dari lampion.

"Kalau bangunan dan pohon yang terbakar tidak ada, hanya ada payung stand yang kena tetesan api lampion dan itu bolong kecil saja," katanya kepada detikJogja di Pantai Gua Cemara, Bantul, Senin (27/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayu mengaku telah memberikan ganti rugi kepada pemilik payung tersebut. Adapun payung itu milik stand makanan yang berjualan di area festival lampion.

"Kemarin yang payung stand bakso tusuk kena tetesan api lampion juga langsung diganti rugi Rp 300 ribu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, di manapun lokasi festival lampion jika ada benda yang terkena tetesan api lampion pasti akan terbakar. Bayu menilai jika benda yang terkena tetesan api lampion tidak terbakar malah menjadi tanda tanya.

"Walaupun acara tidak digelar di Pantai Gua Cemara, misal ada payung stand kejatuhan (lampion) ya itu pasti terbakar. Kalau tidak terbakar kan malah aneh itu," ucapnya.

Bayu juga menceritakan bahwa awalnya panitia telah melakukan ujicoba penerbangan lampion. Namun, karena faktor alam angin bertiup ke arah selatan.

"Kami sudah melakukan uji coba dan pertama penerbangan ke arah barat daya saat cuaca mendukung. Namun karena faktor alam, dan tidak ada yang tahu akhirnya angin ke arah selatan," katanya.

Di mana arah selatan penuh dengan pohon cemara. Sehingga banyak lampion yang tersangkut di pohon tersebut.

"Tapi pohon yang kena air hujan kan basah, atap rumah basah, jadi kalau kena lampion kita tenang saja," ujarnya.

Sehingga Bayu menampik jika ada yang menyebut bahwa festival lampion di Pantai Gua Cemara berubah menjadi festival hujan api.

"Kalau memang ada dari medsos mengabarkan Gua Cemara terbakar, mau pesta lampion malah jadi pesta api mungkin kurang pengetahuan dan belum tahu kejadian sebenarnya seperti apa," ucapnya.

Di sisi lain, Bayu berharap jika tahun depan Pantai Gua Cemara tetap menjadi lokasi festival lampion. Pasalnya festival tersebut mendongkrak perekonomian masyarakat, khususnya yang berprofesi sebagai pedagang.

"Harapannya tahun depan bisa digelar lagi, karena sangat mendongkrak ekonomi. Tadi pagi ada salah satu pedagang saya tanya penghasilan satu malam bisa sama dengan buka selama empat pekan," katanya.

Diberitakan sebelumnya, dalam video yang beredar di medsos, tampak para pengunjung yang tengah berupaya menerbangkan lampion. Namun arah angin membuat lampion justru terbang ke arah pepohonan cemara.

Alhasil, banyak lampion yang tersangkut di pohon. Sementara tak sedikit yang kembali jatuh. Video tersebut memperlihatkan momen lampion yang jatuh di tikar pengunjung, bahkan di lapak pedagang.

"Ngeri Banget! Festival Lampion di Jogja ini Malah Jadi Festival Hujan Api," kata akun Instagram @jogjanewss seperti dilihat detikJogja, Senin (27/10).




(aku/apl)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads