Putusnya Jembatan Apung di Kali Progo Usai Diterjang Banjir

Round-Up

Putusnya Jembatan Apung di Kali Progo Usai Diterjang Banjir

Tim detikJogja - detikJogja
Sabtu, 25 Okt 2025 07:28 WIB
Kondisi jembatan apung rusak parah di Ngentakrejo, Lendah, Kulon Progo, Jumat (24/10/2025).
Kondisi jembatan apung rusak parah di Ngentakrejo, Lendah, Kulon Progo, Jumat (24/10/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja.
Jogja -

Jembatan apung yang menghubungkan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul di Sungai Progo, DIY, terputus usai diterjang banjir. Jembatan tersebut saat ini sudah tidak bisa dilewati.

Jembatan buatan juragan tahu yang viral itu menyisakan sebagian jembatan saja.

Jembatan Putus Usai Hujan

Putusnya Jembatan yang menghubungkan Kalurahan Ngentakrejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo, dengan Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Bantul, terjadi saat hujan deras mengguyur pada Selasa (21/10) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kejadiannya Selasa malam, saat hujan. Jembatan jebol, lalu hanyut ke sisi timur," terang Lurah Ngentakrejo, Sumardi, saat dimintai konfirmasi wartawan lewat telepon, Jumat (24/10/2025).

ADVERTISEMENT

Tidak Ada Korban

Sumardi menerangkan, jembatan yang dibangun secara swadaya masyarakat itu mengalami kerusakan berat. Struktur jembatan putus total dan sudah tidak bisa dilewati pejalan kaki maupun kendaraan.

"Sudah tidak tersambung lagi. Aksesnya juga sudah ditutup karena memang tidak bisa dilewati," ucapnya.

"Untungnya saat kejadian tidak ada yang melintas, sehingga tidak membahayakan masyarakat," imbuhnya.

Kerusakan Struktur Jembatan

Salah seorang pemrakarsa jembatan apung, Sukidi, membenarkan kabar jebolnya jembatan tersebut. Dia menyampaikan, sebelum jembatan itu putus, debit Sungai Progo mengalami peningkatan yang cukup besar. Struktur jembatan itu tidak mampu menahan derasnya aliran air.

"Karena hal itu, bagian tiang seling sisi barat patah dan membuat jembatan jebol," ungkapnya.

Kerugian Rp 150 Juta

Sukidi menyebut rusaknya jembatan ini membuat akses masyarakat dari Kulon Progo ke Bantul maupun sebaliknya jadi terputus kembali. Kerugian akibat kejadian ini ditaksir sekitar Rp 150 juta, berdasarkan modal awal pembangunan.

"Untuk kerugiannya Rp 150-an juta, sesuai dana pembangunan dulu," ucapnya.

Sebagai informasi, jembatan apung ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat dengan sokongan dana dari pengusaha setempat pada Agustus 2025 lalu. Kehadiran jembatan sepanjang 70 meter dengan lebar 2,5 meter ini sempat viral di sosial media, sampai mendapat perhatian dari pemangku kebijakan setempat.

Dari sisi Bantul, pintu masuk jembatan ini berada di selatan Kantor Kapanewon Pajangan. Menyusuri jalan kampung, nantinya tampak jembatan apung yang membentang di atas aliran Kali Progo. Jembatan tersebut berbahan kayu dengan drum dan besi di bawahnya.

"Ada tiga orang yang menginisiasi jembatan apung ini, dua pengusaha tahu dan satunya pengusaha non-tahu. Kalau saya pengusaha tahu," kata salah satu inisiator pembangunan jembatan apung, Sudiman (34), kepada wartawan di Pajangan, Bantul, Selasa (19/8).

Pemerintah mengapresiasi jembatan tersebut, tapi di sisi lain juga menyoroti struktur jembatan yang dinilai kurang aman. Sehingga menyarankan agar ada penambahan fasilitas keamanan demi menunjang keselamatan masyarakat yang melintasinya. Namun, sebelum itu terealisasi, jembatan ini sudah hancur diterjang derasnya Sungai Progo.




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads