Kisah ABG 15 Tahun Kena Gagal Ginjal Usai Jalani Hukuman Fisik di Sekolah

Internasional

Kisah ABG 15 Tahun Kena Gagal Ginjal Usai Jalani Hukuman Fisik di Sekolah

Khadijah Nur Azizah - detikJogja
Kamis, 09 Okt 2025 11:55 WIB
Ilustrasi ginjal
Ilustrasi ginjal. Foto: Getty Images/unomat
Jogja -

ABG berusia 15 tahun di China harus mengalami transplantasi ginjal akibat menjalani hukuman fisik berlebihan di sekolahnya. Hukuman itu berupa 1.000 deep squats.

Dilansir dari SCMP via detikHealth, Kamis (9/10/2025), rejama dengan nama samaran Ajun itu bercerita jika kasus bermula pada Agustus 2023 ketika dirinya tertangkap mencuri uang tunai 3.500 yuan (sekitar Rp8,1 Juta) dari mobil yang diparkir.

Ajun yang berasal dari Guilin, Provinsi Guangxi, Tiongkok selatan dikirim polisi untuk ke Sekolah Yongqing untuk menjalani "pendidikan korektif.".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayah Ajun, Jiang Peifeng, mendukung hal itu karena menganggap hal itu bisa memberikan pelajaran berharga kepada putranya.

Di sekolah itu, Ajun dan siswa lain dikenakan hukuman dan diminta untuk melakukan deep squats. Ajun menyebut dirinya menyelesaikan sekitar 1.000 squats dalam waktu 45 menit dengan tangan dikepal di belakang kepala.

ADVERTISEMENT

"Instruktur menyuruh saya melakukannya dengan tangan terkepal di belakang kepala. Saya menghitung sekitar 1.000. Setelah itu, kaki saya gemetar dan saya hampir tidak bisa berdiri," kata Ajun.

Muncul darah di urine

Tiga hari berselang, Ajun melihat darah dalam urinenya dan mengalami pembengkakan pada kakinya.

Laporan menyebutkan sesi latihan fisik terus berlanjut meski Ajun sudah melaporkan gejala tersebut. Bahkan, Ajun dilaporkan ditampar, ditendang, dan dipaksa untuk tetap berdiri selama satu sesi pagi.

Kondisi Ajun memburuk hingga ia didiagnosis penyakit gagal ginjal. Pada Juni 2024, Ajun harus menjalani transplantasi ginjal.

Ayah Ajun bahkan terpaksa menjual rumah untuk menutupi biaya medis yang mencapai hampir satu juta yuan (sekitar Rp2,33 Miliar). Ayah Ajun kemudian mengajukan gugatan terhadap biro keamanan publik dan sekolah.

Pada Maret 2024, penyelidik forensik menyimpulkan bahwa kondisi medis Ajun disebabkan oleh hukuman fisik yang berlebihan dan mengklasifikasikannya mengalami disabilitas tingkat lima (cacat permanen) akibat insiden tersebut.




(afn/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads