Eks Jenderal Israel Sebut Negaranya Tak Mampu Kalahkan Palestina

Internasional

Eks Jenderal Israel Sebut Negaranya Tak Mampu Kalahkan Palestina

Tim detikcom - detikJogja
Rabu, 08 Okt 2025 22:55 WIB
Israeli Blackhawk helicopter perform with flag during an air show as part of a graduation ceremony of Israeli pilots at the Hatzerim air force base in the southern Negev desert, near the city of Beersheva,on December 22, 2021. (Photo by Menahem KAHANA / AFP)
Ilustrasi helikopter militer Israel Foto: AFP/MENAHEM KAHANA
Jogja -

Seorang pensiunan perwira tinggi, Mayor Jenderal Yizthak Brick, buka suara terkait konflik yang tengah berlangsung di Gaza. Secara blak-blakan, dia mengungkap bahwa Israel tidak mampu mengalahkan Palestina.

Dilansir Middle East Monitor, Rabu (8/10/2025), Yizthak Brick memperingatkan bahwa negaranya telah mencapai "titik tidak bisa kembali" dari perangnya di Jalur Gaza. Ia juga menyampaikan bahwa militer Israel telah mengerahkan kekuatan sepenuhnya tapi tetap tak mampu mematahkan perlawanan Palestina.

Dikutip dari detikNews, Brick menuturkan Tel Aviv gagal mencapai satu pun tujuan strategisnya dalam perang yang berkecamuk selama dua tahun terakhir di Jalur Gaza. Ia lantas menuding para pemimpin politik dan militer Israel telah menyesatkan publik melalui "propaganda media" tentang kemenangan yang akan segera diraih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Militer Israel telah menghabiskan energinya tanpa mampu mematahkan perlawanan Palestina," sebut Brick dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

"Para pemimpin (Israel-red) telah menipu publik dengan mengklaim bahwa kemenangan pasti sudah dekat, padahal kenyataannya, Israel terperosok ke dalam perang atrisi yang berkepanjangan yang mengancam keruntuhan internal," katanya.

Brick Sebut Israel Gagal Hancurkan Hamas

Lebih lanjut, Brick menyatakan bahwa Israel belum merengkuh satu pun tujuan utamanya, termasuk menumbangkan kelompok Hamas, memulihkan pencegahan, dan mengamankan area permukiman perbatasan di dekat Jalur Gaza.

Dia mengungkapkan bahwa militer Israel hanya menghancurkan sekitar 20 persen jaringan terowongan Hamas -- komponen kunci infrastruktur militer kelompok tersebut -- di wilayah Jalur Gaza.

Kemudian, Brick menekankan bahwa penilaian yang menunjukkan Hamas hampir kalah adalah "tidak benar dan menyesatkan".

Dikatakan oleh Brick bahwa menurut laporan keamanan internal, kelompok Hamas telah membangun kembali kemampuan militernya dan sekarang mengerahkan lebih dari 30.000 petempur.

Terakhir, Brick mengkritik ketergantungan militer Israel yang besar pada serangan udara. Dia berargumen bahwa kekuatan udara saja tidak dapat membawa kemenangan.

"Pasukan darat menderita karena kurangnya kesiapan dan organisasi. Perang saat ini dilancarkan tanpa rencana strategis yang jelas," kritik Brick untuk militer Israel.

Tekad PM Israel Netanyahu

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sudah menekankan tekadnya untuk menghapuskan kekuasaan Hamas di Gaza.

"Kita berada di hari-hari yang menentukan. Kita akan terus bertindak untuk mencapai semua tujuan perang: memulangkan semua korban penculikan, menghapuskan kekuasaan Hamas, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah lagi menjadi ancaman bagi Israel," ujarnya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Netanyahu pada Selasa (7/10) waktu setempat, genap dua tahun berlangsungnya perang di Gaza, dilansir kantor berita AFP, Rabu (8/10).

Sementara itu, negosiator utama kelompok Hamas, Khalil El-Hayya, mengatakan bahwa kelompok tersebut menginginkan jaminan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan negara-negara sponsor bahwa perang di Gaza "akan berakhir untuk selamanya". Hal itu disampaikannya dalam perundingan tidak langsung dengan Israel di Mesir.

"Kami tidak mempercayai pendudukan, bahkan sedetik pun," ujar Khalil El-Hayya kepada media pemerintah Mesir, Al-Qahera News, merujuk pada Israel, dilansir kantor berita AFP, Rabu (8/10/2025).

"Pendudukan Israel sepanjang sejarah tidak menepati janjinya, dan kami telah mengalaminya dua kali dalam perang ini. Oleh karena itu, kami menginginkan jaminan yang nyata," imbuhnya, menuduh Israel telah melanggar dua gencatan senjata dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza.




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads