Bus sekolah khusus melayani siswa penyandang disabilitas resmi beroperasi di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bus ini dapat memuat 20 penumpang dan dilengkapi sejumlah fasilitas pendukung kebutuhan siswa.
Layanan ini bernama Transigrak yang merupakan akronim dari Transportasi Inklusif Gratis Ramah Anak Sekolah. Sesuai namanya, layanan ini memungkinkan siswa berkebutuhan khusus mendapatkan akses berangkat dan pulang sekolah menggunakan microbus secara gratis. Adapun Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Kulon Progo dipilih jadi pilot project layanan tersebut.
Ada dua rute yang ditempuh bus ini. Pertama dari Pangkalan Congot menuju Halte Bus Mlangsen ke arah Kapanewon Temon lanjut ke Masjid Al Iman Siluwok, melalui timur traffic light toyan, pertigaan Ngestiharjo ke arah timur traffic light Bendungan dan tujuan akhir SLB N 1 Kulon Progo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun rute kedua mulai dari SLBN 1 Kulon Progo langsung ke Sungapan dilanjut ke Cangakan mengarah ke utara Pasar Legi ke arah Apotek Srikayangan lantas ke Tugu Pensil menuju Milir Tlusupan ke STM Kembang melalui traffic light Dayakan dilanjutkan ke Masjid Siti Khodijah Mutihan melintasi Stadion Cangkring dan kembali ke SLBN 1 Kulon Progo.
Kepala Dinas Perhubungan Kulon Progo, Ariadi, mengatakan bus ini merupakan hibah dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia tahun 2024 yang akhirnya bisa dioperasionalkan pada Oktober 2025. Untuk sementara baru ada satu unit bus yang melayani antar jemput siswa dari SLB N 1 Kulon Progo melewati sejumlah rute di Kulon Progo sisi selatan.
Baca juga: Megawati Tanam Pohon Bodhi di UGM |
![]() |
"Untuk tahun ini ada satu unit bus digunakan untuk transportasi siswa SLB Negeri 1 Kulon Progo. Sebelumnya sudah dilakukan uji coba dan uji kelayakan serta keamanan, sehingga bisa diresmikan hari ini," ucap Ariadi saat ditemui wartawan dalam peluncuran bus Transigrak di SLB N 1 Kulon Progo, Kapanewon Panjatan, Rabu (1/10/2025).
Ariadi mengatakan secara umum bus inklusif ini mirip dengan bus sekolah reguler yang sudah mengaspal di Kulon Progo. Yang jadi pembeda, bus ini hanya khusus untuk melayani siswa penyandang disabilitas. Selain itu juga sudah dimodifikasi sedemikian rupa agar dapat menampung banyak siswa serta kursi roda bagi penyandang disabilitas fisik.
"Kalau dengan reguler hampir sama, hanya memang untuk bus ini diperuntukkan bagi siswa berkebutuhan khusus. Di bagian belakang juga sudah didesain agar dapat memuat kursi roda," terangnya.
Tak hanya itu, petugas operasional bus Transigrak juga sudah mendapat pelatihan tentang bahasa isyarat. Ini penting demi memudahkan komunikasi dengan siswa tuna rungu, sehingga meminimalisir kesalahan dalam menentukan titik antar maupun jemput.
"Untuk itu sudah ada sosialisasi kepada sopir dan kernetnya. Kami juga sudah sosialisasi dengan orang tua dan wali murid siswa pengguna layanan ini untuk bisa memonitor perjalanan," ucapnya.
Sopir bus Transigrak, Agus Paran,to mengatakan komunikasi menjadi kunci utama dalam kelancaran operasional layanan ini. Oleh karena itu, dirinya belajar bahasa isyarat demi kenyamanan penumpang.
"Kalau tantangan utama kita itu bahasa isyarat ya, yang memang kita belum benar-benar memahami, tapi kita terus belajar," ucapnya.
Selain belajar bahasa isyarat, Agus juga menghafalkan nama dan alamat setiap siswa penumpang bus. Di samping itu juga sudah ada grub WhatsApp berisikan dirinya, kernet dan orang tua atau wali murid siswa untuk memonitor perjalanan bus memakai fitur live location.
"Iya betul, dari kami juga sudah menghafalkan nama-nama siswa serta alamat titik jemput dan antarnya. Kemudian juga sudah ada grub WhatsApp wali murid, selama perjalanan kita akan share lokasi ke grub biar bisa dipantau oleh wali murid," terangnya.
Baca halaman berikutnya, respon para siswa.
Disambut Sukacita
Kehadiran bus Transigrak disambut sukacita oleh para siswa SLB N 1 Kulon Progo. Pantauan detikJogja, tampak rona bahagia muncul di wajah siswa tatkala menjajal layanan tersebut. Senyum sumringah pun mekar selama perjalanan bus berlangsung.
Salah satu siswa kelas 12 SLB N 1 Kulon Progo, Rizky mengatakan layanan ini sudah dinantikan sejak lama.
"Seolah-olah kayak diperhatikan ya, karena selama ini belum pernah. Saya benar-benar sudah menunggu ini sejak lama," ucapnya.
Pemuda yang tinggal di Tawangsari, Pengasih ini mengaku sangat terbantu dengan kehadiran bus tersebut. Menurutnya layanan ini meringankan beban orang tuanya yang saban hari harus antar jemput dirinya di SLB N 1 Kulon Progo. Sebagai informasi jarak dari rumah Rizky ke sekolah ini mencapai 6 km.
"Kalau biasanya diantar ibu atau enggak kakak pakai motor. Kadang sampai harus kehujanan. Sekarang sudah ada bus ini, jadi lebih nyaman," ujarnya.
Terkait kondisi bus, Rizky menyebut cukup nyaman. Sopir dan kernet bus juga benar-benar membantu dirinya yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan.
"Suasananya nyaman, adem juga. Terus petugasnya juga ramah-ramah banget, benar-benar membantu saya naik bus ini," ujarnya.
Kepala SLB N 1 Kulon Progo, Titin Nurhayati, mengatakan hadirnya bus khusus siswa penyandang disabilitas ini sangat memudahkan siswanya menjangkau sekolah. Selama ini, siswa sering kesulitan berangkat sekolah karena minimnya transportasi yang ramah difabel.
"Alhamdulillah sudah ada armada ini, jadi anak-anak sampai di sekolah bisa tepat waktu. Orang tua siswa juga merasa diringankan karena dalat mengurangi biaya BBM dan biaya lain kaya naik angkot. Jadi bermanfaat dari sisi perekonomian dan ketenangan orang tua karena sudah diantar-jemput oleh armada ini," ucapnya.
Titin pun berharap jumlah armada bus Transigrak bisa ditambah agar dapat menjangkau siswa lain yang berada di luar rute saat ini. Dijelaskan Titin, banyak siswanya yang tinggal di Kulon Progo sisi utara, di mana lokasi tersebut belum terjamah bis Transigrak.
"Harapannya bisa ada tambahan armada khususnya untuk siswa kami yang ada Kulon Progo sisi utara. Selama ini mereka masih diantar jemput orang tua, di mana jarak sampai sekolah ini tergolong cukup jauh," ujarnya.
"Apalagi sekarang kan total siswa kami ada sekitar 200 an, yang menghuni asrama 30 dan sisanya antar jemput. Semoga bisa ada tambahan armada untuk mencukupi siswa yang butuh layanan ini," tambahnya.
Merespon hal itu, Wakil Bupati Kulon Progo, Ambar Purwoko, menyatakan sudah mengusulkan tambahan armada bus sekolah untuk menjangkau siswa lain di Kulon Progo. Idealnya Kulon Progo punya 8-12 armada sehingga bisa mencakup 12 kapanewon.
"Pemkab sudah mengajukan lagi ke kementerian sejumlah 12. Kami mohon doanya mudah-mudahan diberikan kemudahan dan kelancaran dan apa yang kita minta sesuai dengan harapan supaya ke depan saya paling tidak di Kulon Progo itu paling sedikitnya ada 8 dari utara, tengah, selatan, timur, sehingga semua jadi adil, saya pingin di Kulon Progo ini memperlakukan semua masyarakat dengan adil," ucapnya.
Komentar Terbanyak
Aktivis Jogja Muhammad Fakhrurrazi alias Paul Ditangkap Polda Jatim
Istri Diplomat Arya Daru Muncul ke Publik, Serukan Ini ke Presiden dan Kapolri
Sentil MBG, Sultan HB X Cerita Pengalaman Dapur Umum Erupsi Merapi