Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober diperingati dengan cara menggelar upacara. Biasanya, di sekolah-sekolah, momen itu digunakan pembina upacara untuk menyampaikan amanat berkenaan seputar Pancasila.
Ada banyak aspek Pancasila yang cocok diangkat untuk amanat pembina upacara Hari Kesaktian Pancasila. Misal, pembina dapat membahas sejarah kemunculan Pancasila, makna filosofis yang dikandung, hingga kedigdayaan Pancasila yang tak mampu dirongrong ideologi Komunis.
Tema-tema ini sesuai dengan fakta penetapan 1 Oktober 1965 sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Dirujuk dari Badan Kesbangpol Kota Jogja, penetapan ini didasarkan atas kemampuan Pancasila untuk bertahan dari gangguan ideologi luar, seperti komunis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaiknya, teks amanat pembina tidak terlalu panjang agar peserta upacara bersemangat mendengarkan. Penggunaan kata-kata yang membakar semangat dan selipan pelajaran di dalamnya juga diperlukan agar tujuan amanat tercapai.
Berikut beberapa contohnya sebagai referensi.
Kumpulan Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Kesaktian Pancasila 2025
Contoh Amanat #1
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Shalom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Hadirin yang saya hormati,
Anak-anakku peserta upacara yang saya banggakan,
Hari ini, tanggal 1 Oktober 2025, kita kembali memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Sebuah momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk mengenang kembali bagaimana Pancasila terbukti tangguh, kokoh, dan sakti menghadapi rongrongan ideologi yang berusaha merobohkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kita tidak boleh melupakan bahwa pada tahun 1965, bangsa ini sempat diguncang oleh gerakan komunis yang mencoba menggantikan dasar negara kita dengan paham yang bertentangan dengan nilai-nilai bangsa. Gerakan itu tidak hanya meninggalkan luka, tetapi juga menguji seberapa kuat persatuan rakyat Indonesia dalam mempertahankan Pancasila. Alhamdulillah, ujian itu berhasil kita lewati. Pancasila tetap berdiri tegak, dan bangsa ini tetap satu.
Anak-anakku yang saya banggakan,
Kesaktian Pancasila bukanlah mitos, melainkan bukti nyata bahwa ideologi ini lahir dari jati diri bangsa Indonesia. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial terbukti mampu menangkis segala paham yang berlawanan, termasuk komunisme. Pancasila menjadi benteng ideologis yang menjaga agar bangsa kita tidak terpecah belah, tidak kehilangan arah, dan tidak kehilangan identitasnya.
Hari ini, tugas kita bukan hanya mengenang, tetapi juga melanjutkan perjuangan. Ancaman ideologi tidak selalu datang dalam bentuk senjata, tetapi bisa hadir lewat informasi menyesatkan, budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai kita, atau perilaku yang mengikis persatuan. Karena itu, generasi muda harus menjadi penjaga Pancasila, menanamkannya dalam hati, mengamalkannya dalam tindakan, serta menjadikannya pedoman dalam setiap langkah kehidupan.
Hadirin sekalian,
Mari kita jadikan peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2025 ini sebagai momentum untuk mempertegas komitmen kita menjaga Pancasila dari segala ancaman, serta menumbuhkan semangat untuk terus membangun bangsa yang adil, makmur, dan bermartabat. Dengan Pancasila, kita yakin Indonesia akan terus berdiri tegak, kuat menghadapi zaman, dan tidak pernah goyah oleh paham apa pun.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Contoh Amanat #2
Para peserta upacara Hari Kesaktian Pancasila 2025,
Tanggal 1 Oktober diperingati bangsa Indonesia sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Momentum bersejarah ini lahir dari tragedi G30S/PKI tahun 1965, sebuah peristiwa kelam ketika paham komunis berusaha menggantikan dasar negara. Pancasila saat itu dihadapkan pada ujian berat, namun terbukti tetap kokoh, tidak tergantikan, dan menjadi penopang tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Gerakan 30 September/PKI tidak hanya menelan korban jiwa, termasuk para Pahlawan Revolusi, tetapi juga memperlihatkan betapa berbahayanya ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai bangsa. Upaya untuk memecah belah persatuan telah gagal, sebab rakyat Indonesia berdiri bersama membela Pancasila. Dari sanalah lahir keyakinan bahwa Pancasila adalah ideologi yang sakti, mampu melawan segala bentuk ancaman.
Hadirin sekalian,
Makna kesaktian Pancasila terlihat jelas dalam peristiwa tersebut. Nilai Ketuhanan menjadi penolakan atas paham yang meniadakan Tuhan. Nilai Kemanusiaan menentang kebiadaban dan kekerasan. Nilai Persatuan menjaga bangsa agar tidak tercerai-berai. Nilai Kerakyatan menunjukkan jalan musyawarah, bukan kekerasan. Nilai Keadilan Sosial mengingatkan bahwa kesejahteraan hanya bisa dibangun di atas keadilan. Semua itu menjadi benteng yang membuat bangsa ini tetap berdiri tegak.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bukan semata mengenang masa lalu, melainkan juga penegasan untuk masa depan. Ancaman ideologi bisa datang dalam berbagai rupa, tetapi selama kita menghayati dan mengamalkan Pancasila, bangsa Indonesia tidak akan mudah goyah. Generasi muda memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga api Pancasila tetap menyala, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga melalui sikap dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Marilah kita perkuat komitmen bersama: Pancasila adalah dasar negara yang final, tak tergantikan, dan akan terus kita bela sampai kapan pun. Dengan semangat itu, pengorbanan para pahlawan revolusi tidak pernah sia-sia, dan Indonesia akan tetap berdiri kokoh di atas persatuan dan keadilan.
Contoh Amanat #3
Peserta upacara yang saya banggakan,
Berdirinya kita di lapangan upacara pada kesempatan ini bukan sekadar seremonial belaka. Ini adalah wujud penghormatan kepada para pahlawan bangsa yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi tegaknya Pancasila sebagai dasar negara. Tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, sebuah momentum berharga untuk meneguhkan kembali keyakinan kita pada ideologi bangsa.
Sejarah mencatat bahwa Pancasila pernah menghadapi ancaman serius melalui peristiwa Gerakan 30 September 1965. Ideologi komunis kala itu mencoba meruntuhkan sendi-sendi bangsa dengan jalan kekerasan dan pengkhianatan. Namun, berkat keteguhan rakyat dan keutuhan persatuan nasional, upaya tersebut gagal. Pancasila tetap berdiri tegak, membuktikan dirinya sebagai ideologi yang sakti dan tidak tergantikan.
Hadirin sekalian,
Kesaktian Pancasila bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja. Ia sakti karena berakar pada nilai luhur bangsa Indonesia: pengakuan kepada Tuhan, penghormatan pada martabat manusia, semangat persatuan, demokrasi yang berlandaskan musyawarah, dan cita-cita keadilan sosial. Semua nilai itu menjadikan Pancasila relevan di masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Memperingati Hari Kesaktian Pancasila berarti kita tidak hanya mengingat tragedi kelam, tetapi juga menyadari pentingnya kewaspadaan terhadap setiap bentuk ancaman ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Ancaman tersebut bisa saja muncul kembali dengan wajah yang berbeda, melalui berita bohong, intoleransi, perpecahan, atau gaya hidup yang mengikis persatuan bangsa.
Anak-anakku, generasi muda penerus bangsa,
Kalianlah harapan untuk menjaga api Pancasila tetap menyala. Menghayati Pancasila tidak cukup hanya dengan menghafalnya, tetapi harus diwujudkan dalam sikap sehari-hari. Menghargai guru, menghormati orang tua, menolong sesama, bersikap adil, serta menjaga persatuan adalah wujud nyata pengamalan Pancasila di lingkungan kita.
Hari Kesaktian Pancasila juga menjadi pengingat bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah. Dari peristiwa G30S/PKI, kita belajar bahwa persatuan adalah benteng utama dalam menghadapi ancaman apa pun. Selama Pancasila dipegang teguh, bangsa ini akan tetap kokoh berdiri di tengah gempuran zaman.
Peserta upacara yang saya hormati,
Marilah kita jadikan peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2025 ini sebagai momentum untuk memperbarui janji setia kepada Pancasila. Kita berkomitmen menjaganya, mengamalkannya, dan mewariskannya kepada generasi berikutnya. Dengan itu, pengorbanan para pahlawan revolusi tidak sia-sia, dan Indonesia akan terus berdiri tegak, merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Contoh Amanat #4
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hadirin peserta upacara, guru-guru, dan anak-anakku sekalian.
Mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat berkumpul di tempat ini untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Tanggal 1 Oktober adalah momen bersejarah yang mengingatkan kita pada peristiwa tragis Gerakan 30 September PKI. Peristiwa itu adalah upaya keji yang mencoba mengganti ideologi bangsa kita.
Anak-anakku, Hari Kesaktian Pancasila bukan sekadar seremonial. Ini adalah pengingat betapa berharganya Pancasila sebagai dasar negara kita. Pancasila adalah benteng yang menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Tanpa Pancasila, bangsa kita akan mudah terpecah belah.
Tahun 1965, bangsa Indonesia menghadapi cobaan berat. Ada sekelompok orang yang ingin merusak fondasi negara kita. Mereka adalah G30S/PKI yang melakukan kudeta. Mereka menculik dan membunuh para jenderal terbaik bangsa.
Tindakan kejam tersebut adalah bukti nyata bahwa ideologi lain tidak cocok dengan karakter bangsa Indonesia. Pancasila adalah jiwa kita. Pancasila lahir dari nilai-nilai luhur budaya bangsa. Maka, kita harus menjaganya dengan segenap jiwa.
Para pahlawan kita gugur dalam peristiwa G30S/PKI. Mereka adalah contoh teladan sejati yang menjaga Pancasila. Mereka berkorban nyawa untuk mempertahankan ideologi negara kita. Perjuangan mereka tidak boleh sia-sia.
Oleh karena itu, mari kita renungkan makna dari setiap sila dalam Pancasila. Sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa," mengingatkan kita pada pentingnya iman dan takwa. Sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," mengajarkan kita untuk menghormati sesama. Sila ketiga, "Persatuan Indonesia," mengajak kita untuk selalu menjaga persatuan bangsa.
Sila keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan," mengajarkan kita untuk selalu bermusyawarah dalam mengambil keputusan. Sila kelima, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," adalah cita-cita bangsa untuk mewujudkan keadilan sosial. Kelima sila tersebut adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Sebagai generasi muda, kalian memiliki peran penting. Jadikan Pancasila sebagai pedoman hidup sehari-hari. Tunjukkan sikap toleransi, gotong royong, dan cinta Tanah Air. Masa depan bangsa ini ada di tangan kalian.
Marilah kita berkomitmen untuk terus mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Jauhkan diri dari perpecahan dan intoleransi. Jadilah pribadi yang berakhlak mulia dan berprestasi. Ingatlah, bahwa Pancasila adalah harga mati.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan perlindungan kepada bangsa kita. Mari kita terus bersatu padu, menjaga keutuhan NKRI, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian sedikit yang bisa saya sampaikan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Contoh Amanat #5
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hadirin peserta upacara yang saya hormati,
Berkumpulnya kita dalam upacara pagi ini merupakan tanda kesadaran bersama bahwa bangsa Indonesia memiliki sejarah yang tidak boleh diabaikan. Tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, sebuah peringatan nasional untuk meneguhkan kembali keyakinan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang mampu menjaga keutuhan Republik Indonesia dari ancaman apa pun.
Enam puluh tahun silam, bangsa ini diguncang oleh tragedi besar, yakni Gerakan 30 September/PKI. Gerakan tersebut adalah upaya terorganisir untuk mengganti Pancasila dengan ideologi komunis yang bertentangan dengan jati diri bangsa. Peristiwa itu meninggalkan luka mendalam, terutama dengan gugurnya para perwira bangsa yang kemudian dikenal sebagai Pahlawan Revolusi. Namun dari tragedi itu, kita belajar bahwa persatuan rakyat Indonesia di bawah Pancasila lebih kuat daripada segala bentuk pengkhianatan.
Pancasila terbukti bukan sekadar rumusan politik, melainkan ideologi yang hidup dan berakar dalam masyarakat. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa menegaskan bahwa bangsa ini tidak bisa dipisahkan dari keyakinan spiritual. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menunjukkan bahwa kebiadaban tidak akan pernah mendapat tempat. Nilai Persatuan Indonesia menegaskan bahwa hanya dengan kebersamaan, bangsa ini tetap berdiri. Nilai Kerakyatan mengajarkan bahwa kekuasaan sejati ada di tangan rakyat. Dan nilai Keadilan Sosial menuntun kita menuju cita-cita kesejahteraan bersama.
Hadirin sekalian,
Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya momen mengenang masa lalu, tetapi juga refleksi bagi masa kini. Ancaman terhadap persatuan bangsa tidak selalu datang dalam bentuk senjata, melainkan bisa hadir melalui penyebaran hoaks, ujaran kebencian, radikalisme, hingga sikap individualisme yang menggerus nilai kebersamaan. Semua itu adalah tantangan baru yang harus kita hadapi dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup.
Dalam konteks birokrasi dan lembaga pemerintahan, pengamalan Pancasila harus tampak dalam pelayanan publik yang jujur, adil, dan profesional. Setiap pegawai negeri, aparatur sipil, dan pejabat publik memikul tanggung jawab moral untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam bekerja. Bukan hanya melaksanakan tugas secara administratif, tetapi juga mewujudkan nilai-nilai keadilan sosial dan kemanusiaan di tengah masyarakat.
Saudara-saudara sekalian,
Kesaktian Pancasila mengajarkan kita satu hal penting: bangsa ini tidak akan pernah tumbang selama kita setia pada dasar negaranya. Peringatan ini menjadi panggilan agar setiap generasi, termasuk kita yang ada di lembaga pemerintahan, menjaga integritas, mengutamakan kepentingan rakyat, dan tetap setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kita percaya, dengan Pancasila sebagai pegangan, Indonesia mampu menghadapi arus globalisasi, perkembangan teknologi, dan dinamika politik internasional tanpa kehilangan jati diri. Pancasila bukan sekadar milik masa lalu, melainkan pedoman yang relevan sepanjang masa, dari generasi ke generasi.
Peserta upacara yang saya hormati,
Marilah kita isi peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2025 ini dengan memperbarui tekad kita. Kita berkomitmen untuk menjaga kesucian nilai-nilai Pancasila, menolak segala ideologi yang bertentangan dengannya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Wassalamualaikum warahmautullahi wabarakatuh.
Nah, itulah 5 contoh teks amanat pembina untuk upacara Hari Kesaktian Pancasila 2025. Semoga bermanfaat, ya, detikers!
(par/apu)
Komentar Terbanyak
Aktivis Jogja Muhammad Fakhrurrazi alias Paul Ditangkap Polda Jatim
Istri Diplomat Arya Daru Muncul ke Publik, Serukan Ini ke Presiden dan Kapolri
Sentil MBG, Sultan HB X Cerita Pengalaman Dapur Umum Erupsi Merapi