Bangunan di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Desa Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk. Suara rintihan dan tangis terdengar dari reruntuhan bangunan.
Bangunan itu ambruk pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB atau saat salat Asar. Bangunan itu ambruk disertai suara gemuruh dan getaran seperti gempa bumi.
Kantor Basarnas Surabaya mengerahkan 13 personel dan dua tim rescue untuk mengevakuasi para santri yang terjebak puing-puing bangunan. Petugas masih belum bisa memastikan jumlah korban karena masih ada yang terjebak di dalam reruntuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak bisa memastikan jumlahnya, yang pasti banyak terdengar suara tangisan dari dalam. Tadi di Ponpes ini yang berhasil terevakuasi 4 orang, dibawa ke RS terdekat," ujar Kepala Kantor SAR Surabaya Nanang Sigit seperti dikutip dari detikJatim, Selasa (30/9).
Nanang menjelaskan proses evakuasi korban yang masih terjebak dilakukan dengan hati-hati. Sebab kondisi bangunan yang masih berpotensi runtuh kembali.
"Artinya masih ada kemungkinan runtuh kembali. Karena itu, kita menjaga itu, hanya peralatan tertentu yang digunakan. Mesin dan alat yang menimbulkan getaran dihindari dulu," terangnya.
Kata Pengasuh Ponpes
Di sisi lain, pengasuh Ponpes Al Khoziny, mengungkap bangunan itu dalam tahap pengecoran terakhir. Bangunan tiga lantai itu, ditambahkan dek di bagian paling atas.
"Ini pengecoran yang terakhir saja, itu jebol. Ya, hanya itu. (Proses pembangunan) sudah lama, sudah 9 bulan. Kurang lebih 9 sampai 10 bulan," ujar pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH Abdus Salam Mujib, Senin (29/9).
Dalam kesempatan itu juga, Salam menyampaikan maaf kepada wali santri. Ia menyebut musibah tersebut sebagai takdir dari Allah swt. Pihaknya juga akan menghentikan semua kegiatan di ponpes karena akan difokuskan pencarian korban yang masih terjebak.
"Saya kira memang ini takdir dari Allah. Jadi semuanya harus bisa bersabar dan mudah-mudahan diberi ganti oleh Allah yang lebih baik. Diberi pahala yang sangat-sangat Apa yang enggak bisa mengutarakan, mudah-mudahan yang dibalas dengan balasan kebaikan oleh Allah," ungkapnya.
Sampai saat ini tercatat ada 84 santri yang berhasil dievakuasi. Para santri ini dirawat di tiga rumah sakit yakni RSUD Sidoarjo, RS Delta Surya, dan RSI Siti Hajar.
Satu santri dilaporkan meninggal akibat insiden itu. Identitas santri tersebut yakni Alfan Ibrahim (11) asal Bangkalan yang berdomisili di Surabaya. Hingga saat ini petugas masih melakukan pendataan terhadap jumlah korban.
(ams/alg)
Komentar Terbanyak
Aktivis Jogja Muhammad Fakhrurrazi alias Paul Ditangkap Polda Jatim
Istri Diplomat Arya Daru Muncul ke Publik, Serukan Ini ke Presiden dan Kapolri
Sentil MBG, Sultan HB X Cerita Pengalaman Dapur Umum Erupsi Merapi