Emak-emak di Jogja Demo Minta MBG Disetop Buntut Keracunan Massal

Emak-emak di Jogja Demo Minta MBG Disetop Buntut Keracunan Massal

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Jumat, 26 Sep 2025 17:51 WIB
Aksi demonstrasi ibu-ibu di Bundaran UGM, tuntut MBG dihentikan buntut kasus keracunan di berbagai daerah, Jumat (26/9/2025).
Aksi demonstrasi ibu-ibu di Bundaran UGM, tuntut MBG dihentikan buntut kasus keracunan di berbagai daerah, Jumat (26/9/2025). (Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja)
Sleman -

Sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam Suara Ibu Indonesia di Yogyakarta berkumpul di sisi timur Bundaran UGM, Sleman. Mereka menggelar aksi dan menyuarakan agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan.

Pantauan detikJogja, para ibu sudah mulai memadati lokasi aksi sekitar pukul 15.45 WIB. Mereka membawa alat dapur seperti panci serta alat makan yang kemudian dipukul secara serentak sebagai bentuk protes.

Selain itu, sejumlah poster bernada protes juga turut dibawa. Seperti bertuliskan 'Hentikan MBG', 'MBG Makan Beracun Gratis', 'Guru itu tugasnya mengajar, bukan nyinom dadakan', dan lain sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami dari Suara Ibu Indonesia di Yogyakarta, kami adalah sekumpulan perempuan, ibu, akademisi, aktivis, pegiat isu-isu sosial, seniman, juga banyak lagi aktivis di Yogyakarta, berkumpul untuk menyatakan batas sabar kami atas kondisi luar biasa peristiwa keracunan massal yang terjadi akibat program prioritas MBG di berbagai wilayah," kata salah satu pegiat Suara Ibu Indonesia, Kalis Mardiasih, saat ditemui wartawan ketika aksi, Jumat (26/9/2025).

ADVERTISEMENT
Aksi demonstrasi ibu-ibu di Bundaran UGM, tuntut MBG dihentikan buntut kasus keracunan di berbagai daerah, Jumat (26/9/2025).Aksi demonstrasi ibu-ibu di Bundaran UGM, tuntut MBG dihentikan buntut kasus keracunan di berbagai daerah, Jumat (26/9/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja

Kalis bilang, dari berbagai data di sejumlah lembaga, kasus keracunan akibat MBG sudah menyentuh angka ribuan orang sejak pertama diluncurkan hingga hari ini.

"Menurut data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) itu sudah mencapai 8.000 angkanya, menurut CISDI sudah 6.618 kasus per malam hari tadi," kata dia.

Dia menjelaskan, dalam aksi itu tuntutan utama adalah untuk menghentikan total pelaksanaan MBG. Karena dia melihat program ini seperti dicoba-cobakan dan anak-anak menjadi kelinci percobaan setiap harinya.

Bahkan saat ini bukan hanya anak, namun guru juga menjadi korban keracunan MBG.

"Jadi bukan seperti pernyataan pemerintah yang bilang kita akan perbaiki sambil program berjalan, tidak, kita tidak menerima itu. Kita menyerukan untuk evaluasi total dengan menghentikan program ini," tegas dia.

Berikut isi lima tuntutan utama dalam aksi tersebut:

1. Menghentikan program prioritas MBG yang sentralistik dan militeristik.
2. Pertanggungjawaban presiden, BGN, SPPG, dan dapur penyelenggara MBG, yang menyebabkan ribuan keracunan anak-anak sepanjang Januari-September 2025.
3. BGN membentuk tim pencari fakta mengusut kasus keracunan massal ini, menuntut transparansi pengungkapan kasus (sesuai mandat UU Kesehatan), dan memberikan hak pemulihan kepada korban.
4. Pemerintah mengusut praktek pemburu rente dan korupsi dalam program MBG yang dibiayai negara, dan menghentikan praktek tersebut.
5. Pengembalian peran pemenuhan gizi anak ke komunitas dan daerah.




(aap/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads