Koki MBG Kini Wajib Punya Sertifikat, SPPG Ngeyel Bakal Disanksi

Nasional

Koki MBG Kini Wajib Punya Sertifikat, SPPG Ngeyel Bakal Disanksi

Antara - detikJogja
Kamis, 25 Sep 2025 16:05 WIB
Murid SD menerima dan menyantap menu makan bergizi gratis di SDN Jurang Mangu Timur 02, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (25/4/2025).
Ilustrasi menu makan bergizi gratis (MBG). Foto: Ari Saputra
Jogja -

Badan Gizi Nasional (BGN) kini mewajibkan setiap koki di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memiliki sertifikat dari lembaga. Hal ini merupakan prosedur operasi standar (SOP) baru buntut maraknya kasus keracunan MBG di berbagai daerah.

"Sudah diumumkan kemarin sore, semua koki yang di dapur harus bersertifikasi. Selain itu, ada kebijakan baru, yakni yayasan harus menyediakan koki pendamping," kata Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang di Cibubur, dilansir Antara seperti dikutip detikNews, Kamis (25/9/2025).

Nanik menerangkan SOP itu diterbitkan untuk melibatkan yayasan mitra turut bertanggung jawab pada pengawasan MBG.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena yayasan sudah menerima manfaat dari kita sewa lahan bangunannya, dia harus ikut bertanggung jawab dengan menyediakan koki, mengapa? Supaya ini kontrolnya bukan hanya dari BGN, melainkan ada kontrol juga dari pihak mitra," paparnya.

ADVERTISEMENT

Dia menyebut selama ini banyak SOP yang dilanggar SPPG terkait teknik memasak. Diharapkan dengan adanya koki wajib bersertifikat, kontrol bahan makanan yang dimasak sesuai dengan SOP dari BGN.

"Makanan itu dari dimasak matang, maksimal enam jam harus langsung disantap. Kalau mereka mau memberikan makanan jam 07.00 atau 08.00 pagi, artinya mereka harus masak jam 02.00, tetapi yang terjadi, mereka masak sebelum jam 12.00, padahal kami sudah ada SOP-nya. Kalau dia chef yang bersertifikasi, dia tidak akan berani melakukan hal ini," paparnya.

Ancaman Sanksi SPPG Ngeyel

Nantinya jika ada SPPG yang terbukti melanggar SOP bakal dijatuhi sanksi. Mulai dari pemberhentian operasional hingga pemberhentian oleh BGN.

"SPPG diberhentikan dan kepala SPPG juga diberhentikan. Kami serius menangani hal ini, langsung kita tutup, kita akan tegas dalam hal ini dan tidak main-main, karena semua kalau mengikuti petunjuk teknis, dapur ini sangat higienis dan tidak mungkin terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," tuturnya.

Ia menekankan satu nyawa sangat berharga. Oleh karena itu, BGN bakal tegas menutup operasional SPPG yang mengakibatkan KLB di Bandung Barat yang mengakibatkan ribuan siswa keracunan usai menyantap MBG.

"Kita sudah kerja sama dengan kepolisian, Badan Inteligen Negara (BIN), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dinas kesehatan. Di Bandung Barat ada dua dapur, pemiliknya satu yayasan, ini kita lagi investigasi, dapur sudah ditutup. Satu nyawa pun BGN sangat perhatian, satu nyawa sangat berarti bagi kami," tutupnya.




(ams/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads