Tawaran Bisnis Berujung Ilham Malah Ditarget Komplotan Maling Rekening Dormant

Jabodetabek

Tawaran Bisnis Berujung Ilham Malah Ditarget Komplotan Maling Rekening Dormant

Wildan Noviansah - detikJogja
Kamis, 18 Sep 2025 11:15 WIB
Mohamad Ilham Pradipta, Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank di Jakarta dibunuh dan jasadnya dibuang di Bekasi.
Foto: Mohamad Ilham Pradita, Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank di Jakarta dibunuh dan jasadnya dibuang di Bekasi. (dok. Istimewa)
Jogja -

Sebelum menjadi korban penculikan dan pembunuhan, kepala cabang (kacab) bank, Mohamad Ilham Pradipta (37), awalnya menawarkan bisnis pemasangan Electronic Data Capture (EDC) kepada tersangka C alias Ken. Nahas, penawaran itu justru membuat Ilham menjadi target komplotan maling rekening dormant.

Dilansir detikNews pada Kamis (18/9/2025), kuasa hukum keluarga Ilham, Boyamin Saiman, menuturkan kantor korban di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, sempat didatangi orang dari komplotan tersebut. Boyamin menerangkan maksud kedatangan orang tersebut hendak mengurus ATM, tetapi meminta untuk bertemu Ilham sebagai pimpinan.

"Ada orang mendatangi kantor cabang, Cempaka Putih akan mengurus ATM, tapi nggak membawa KTP. Rekening ditanya nggak tidak punya. Tapi ujung-ujungnya meminta untuk bertemu pimpinan. Kan berarti mau bertemu pimpinan kan, tapi kemudian tidak berhasil," kata Boyamin di Polda Metro Jaya, Rabu (17/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Boyamin menerangkan Ilham dan Ken sempat bertemu. Dalam pertemuan tersebut dibahas penawaran pemasangan EDC.

ADVERTISEMENT

"Bahwa adalah almarhum pernah menawari salah satu mungkin C karena dia punya bisnis nawari untuk masang EDC untuk gesek kartu tunai, kartu kredit ATM. Jadi dia punya usaha," ujarnya.

Ilham pun memberikan kartu nama kepada Ken. Boyamin menjelaskan Ken diduga menggunakan kartu nama Ilham untuk memilih korban kacab bank untuk diculik dan dipaksa memberi otorisasi. Hal itu dilakukan agar dana dari rekening dormant bisa dicuri Ken dan komplotannya.

"Karena almarhum sudah pernah mendatangi yang bersangkutan untuk memberikan kartu nama dan kalau random kan tidak begitu. (Pemberian kartu nama) untuk menawarkan bisnis untuk rekening dan segala macam dan sudah bertemu sebelumnya si C, sudah ketemu. Makanya kartu namanya disimpan," ujarnya.

Ilham diculik karena Ken hendak mencolong dana dalam rekening dormant. Sebab itu, persetujuan kacab bank dibutuhkan Ken untuk dapat mencuri duit dari rekening dormant ke rekening penampungan.

Ilham diculik kala berbelanja di pusat perbelanjaan di Pasar Rebo, Jakarta Timur pada 20 Agustus 2025. Namun, Ilham didapati tewas dengan kondisi wajah, kaki, dan tangan terikat lakban hitam di semak-semak di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8) lalu.

Polisi menguak para pelaku penculikan dan pembunuhan Ilham memilih korban secara acak. Dipilihnya Ilham berdasarkan kartu nama yang telah dikantongi para pelaku.

"Ini dipilih secara random karena kebetulan salah satu tersangka ini punya kartu namanya saja awalnya. Jadi tidak ada yang kenal dengan korban," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, kepada wartawan, Selasa (16/9).

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim, mengungkapkan aksi tersebut berawal dari Ken yang ingin memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan. Sebab perlu persetujuan kacab bank, para pelaku memilih secara acak kacab bank yang hendak diajak bekerja sama.

Selama sebulan tak satupun kacab bank yang hendak bekerja sama. Para pelaku akhirnya menculik korban berdasarkan kartu nama yang dipegang.

"Bahwa korban ini adalah acak, yang mana acaknya berawal dari tim K ini sebar mencari kacab yang bisa didekati. Namun, tidak bisa didekati, tapi sudah dapat datanya. Atas data tersebutlah yang diberikan kepada DH," ujar Abdul.

Polda Metro Jaya telah menangkap dan melakukan proses hukum terhadap 15 tersangka. Polisi tengah melakukan pengejaran terhadap tersangka lainnya yakni berinisial EG.




(ams/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads