Demo Berdarah di Nepal, Menlu Dipukuli-Menkeu Diburu Massa

Internasional

Demo Berdarah di Nepal, Menlu Dipukuli-Menkeu Diburu Massa

Novi Christiastuti - detikJogja
Rabu, 10 Sep 2025 19:08 WIB
Fire rages through the Singha Durbar, the main administrative building for the Nepal government, in Kathmandu on September 9, 2025, a day after a police crackdown on demonstrations over social media prohibitions and corruption by the government. Nepali youth protesters set fire to parliament on September 9 as the veteran prime minister obeyed furious crowds to quit, a day after one of the deadliest crackdowns in years in which at least 19 people were killed. (Photo by Prabin RANABHAT / AFP) / The erroneous mention[s] appearing in the metadata of this photo by Anup OJHA has been modified in AFP systems in the following manner: [Byline - Prabin RANABHAT] instead of [Byline - Anup OJHA]. Please immediately remove the erroneous mention[s] from all your online services and delete it (them) from your servers. If you have been authorized by AFP to distribute it (them) to third parties, please ensure that the same actions are carried out by them. Failure to promptly comply with these instructions will entail liability on your part for any continued or post notification usage. Therefore we thank you very much for all your attention and prompt action. We are sorry for the inconvenience this notification may cause and remain at your disposal for any further information you may require.
Demo berdarah di Nepal. (Foto: AFP/PRABIN RANABHAT)
Jogja -

Aksi demonstrasi di Nepal semakin brutal usai sejumlah pejabat tinggi negara diserang. Salah satunya Menteri Luar Negeri (Menlu) Arzu Deuba yang dipukuli dan ditendang demonstran yang menyerang ke rumahnya.

Dikutip detikNews dari NDTV, Rabu (10/9/2025), aksi demonstrasi berdarah itu beredar di media sosial. Video yang terlihat direkam para pendemo itu menunjukkan massa menerobos masuk ke kediaman Menlu Deuba.

Tidak diketahui bagaimana para pendemo itu bisa menerobos masuk ke rumah Menlu tersebut. Dalam rekaman video yang dilaporkan NDTV, Deuba tampak sedang menyeka darah dari wajahnya. Dia dikelilingi para demonstran yang merekamnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video itu juga memperlihatkan menteri wanita berusia 63 tahun itu ditendang dari belakang, dan dipukul wajahnya oleh massa yang marah. Belum diketahui kondisi Deuba usai rekaman video itu beredar.

ADVERTISEMENT

Deuba merupakan salah satu target kemarahan para pendemo usai pemerintah Nepal memblokir akses media sosial seperti Facebook, X, dan YouTube pekan lalu. Sebab, perusahaan media sosial itu gagal mendaftar dan tunduk pada pengawasan pemerintah Nepal.

Aksi massa itu pun tak mereda meski blokir pada media sosial di Nepal telah dicabut pada Senin (8/9) malam. Aksi unjuk rasa itu pun menjadi rusuh dan meluas menjadi kritik bagi pemerintah Nepal, yang merembet hingga tuduhan korupsi di kalangan elite politik negara itu.

Sejumlah demonstran juga nekat membakar rumah pejabat tinggi Nepal dan membakar gedung parlemen. Situasi semakin memanas usai kepolisian Nepal melepas tembakan ke arah demonstran yang menewaskan sedikitnya 22 orang.

Buntut kerusuhan itu membuat PM Khadga Prasad Sharma Oli mengundurkan diri pada Selasa (9/9). Namun, pengunduran diri itu tak cukup meredam gejolak demonstran. Kediaman Oli ikut dibakar demonstran.

Menkeu Nepal Diuber Pendemo di Jalan

Adapun Menteri Keuangan (Menkeu) Nepal Bisnhu Paudel juga menjadi target kemarahan pendemo. Dalam sebuah rekaman video yang dilaporkan NDTV, menunjukkan Paudel sedang berlari di tengah jalanan ibu kota Kathmandu dengan banyak orang yang mengejarnya.

Menteri berusia 65 tahun itu terlihat mendapat tendangan terbang dari pendemo hingga tersungkur ke tanah. Menteri itu kehilangan keseimbangan dan tubuhnya menghantam tembok di sebelahnya.

Dalam rekaman itu, Paudel tampak kembali berdiri dan mengambil langkah seribu menjauhi orang-orang yang mengejarnya. Rekaman video pun terputus pada adegan tersebut. Tidak diketahui jelas kondisi Paudel dan keberadaannya saat ini.




(ams/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads