China memamerkan rudal nuklir strategis antarbenua terbarunya saat parade militer besar-besaran di Lapangan Tiananmen, Beijing, hari ini. Rudal itu diklaim bisa menjangkau benua Amerika Serikat, dan Eropa bagian barat.
Dilansir detikNews, Rabu (3/9/2025), rudal itu bernama Dongfeng-5C (DF-5C). Dikutip dari BBC dan The Economic Times, selain rudal DF-5C ini juga dipamerkan sejumlah alat militer canggih lainnya seperti kendaraan luncur hipersonik, drone anjing robotik, rudal mobile berbasis darat, rudal jelajah antikapal, dan kendaraan bawah air tanpa awak.
Dikutip dari BBC, analis pertahanan Alecander Neill, mengatakan rudal balistik DF-5C ini memiliki jangkauan lebih jauh dari versi sebelumnya, dan bisa membawa beberapa hulu ledak hingga 12 hulu ledak dalam satu nuklir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DF-5C merupakan jenis rudal balistik antarbenua (ICBM) yang berbahan bakar cair dua tahap ini ditenagai dua tahap roket berurutan, masing-masing dengan mesinnya sendiri. Rudal ini pun disebut berbasis silo dan diluncurkan dari fasilitas bawah tanah serta dirancang sebagai pencegah strategis.
Neill mengatakan rudak DF-5C ini bisa digunakan untuk menargetkan daratan AS. Analisis Neill itu tak jauh beda dengan klaim yang disampaikan pakar teknologi rudal dan perlucutan senjata nuklir, Profesor Yang Chengjun.
Dalam laporan The Global Times, Profesor Yang mengatakan rudal DF-5C tipe baru ini memiliki jangkauan lebih jauh dibanding seri sebelumnya. Jangkauan maksimum melebihi 20.000 kilometer. Menurut Yang, rudal nuklir strategis antarbenua ini mampu menjangkau target di seluruh dunia.
Yang menyebut rudal tipe baru ini memiliki waktu persiapan peluncuran yang lebih singkat dibanding seri DF-5 sebelumnya. Rudal baru ini juga diklaim memiliki kecepatan respons yang lebih cepat.
Yang mengatakan dengan rudal tersebut China memiliki kemampuan serta sarana untuk melancarkan serangan balasan terhadap target-target militer mana pun di dunia yang memicu ancaman nuklir nyata bagi Beijing.
Sebagai informasi, rudal DF-5C itu dipamerkan dalam parade militer besar-besaran di Lapangan Tiananmen, Beijing, Rabu (3/9). Parade militer itu digelar untuk memperingati 80 tahun kemenangan China atas Jepang dalam Perang Dunia II silam, dan dihadiri 26 kepala negara, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un.
Selain dimaksudkan sebagai peringatan kemenangan bersejarah China di masa perang, parade militer itu juga dinilai menjadi platform bagi Presiden Xi Jinping untuk memamerkan kekuatan dan kemampuan strategis Tentara Pembebasan Rakyat, nama resmi militer China, yang terus berkembang.
(ams/apu)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan