- Ciri-ciri Skin Barrier Rusak
- Penyebab Skin Barrier Rusak 1. Penggunaan Produk \ 2. Pengaruh Lingkungan 3. Kurangnya Pelembap 4. Paparan Polusi dan Alergen 5. Paparan Sinar Matahari Berlebihan 6. Gaya Hidup Tidak Sehat 7. Penggunaan Obat Tertentu 8. Penyakit Kulit 9. Faktor Usia 10. Cedera dan Luka pada Kulit 11. Faktor Minor Lainnya
- Bagaimana Cara Memperbaikinya? 1. Pilih Produk yang Gentle 2. Gunakan Pelembap 3. Gunakan Tabir Surya 4. Hentikan Pemakaian Produk yang \ 5. Pola Hidup Sehat
Kulit manusia memiliki lapisan pelindung penting yang disebut skin barrier. Lapisan ini sebenarnya adalah bagian terluar kulit yang tersusun dari sel-sel mati, lipid, protein, dan lemak. Fungsinya sangat vital karena bertugas menjaga kelembapan kulit sekaligus melindunginya dari zat berbahaya. Saat fungsi ini terganggu, berbagai masalah bisa muncul dan dikenal sebagai ciri-ciri skin barrier rusak.
Dikutip dari Cleveland Clinic, skin barrier sering diibaratkan seperti dinding bata. Sel kulit yang keras berperan sebagai "bata", sementara lemak alami seperti ceramide, kolesterol, dan asam lemak menjadi "semen" yang mengisi celahnya. Kombinasi keduanya menciptakan pertahanan kuat yang melindungi lapisan kulit hidup di bawahnya. Tanpa lapisan ini, kulit menjadi lebih rentan terhadap paparan lingkungan, bahan kimia, maupun bakteri penyebab infeksi.
Memahami apa itu skin barrier sangat penting sebelum mengenali tanda-tanda kerusakannya. Jika pelindung ini melemah, kulit tidak hanya terlihat kusam, tapi juga bisa mengalami masalah serius. Simak lebih lanjut mengenai penyebab, ciri-ciri skin barrier rusak, serta cara memperbaikinya dalam ulasan lengkap yang dihimpun dari Cleveland Clinic, Healthline, Real Simple, dan WebMD berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ciri-ciri Skin Barrier Rusak
Kerusakan pada skin barrier biasanya bisa terlihat langsung dari kondisi kulit. Ada banyak tanda yang dapat muncul, mulai dari perubahan tekstur hingga rasa tidak nyaman. Memahami ciri-ciri ini penting agar kamu bisa segera mengambil langkah perawatan yang tepat. Beberapa ciri yang umum muncul antara lain:
- Kulit kering, bersisik, dan mudah mengelupas
- Kulit berminyak sekaligus bersisik/mengelupas
- Rasa gatal pada kulit
- Muncul bercak kasar atau berubah warna
- Jerawat lebih mudah timbul
- Kulit memerah, meradang, dan terasa sensitif
- Kulit mudah terkena infeksi bakteri, jamur, atau virus
- Kulit terasa kencang atau kehilangan elastisitas
- Muncul kerutan halus
- Kulit mudah kehilangan kelembapan (trans-epidermal water loss)
- Lapisan kulit tampak lebih tipis
- Sensasi perih atau menyengat saat menggunakan produk perawatan
- Kulit terasa sangat sensitif atau nyeri saat disentuh
Penyebab Skin Barrier Rusak
Kerusakan skin barrier tidak terjadi begitu saja. Ada banyak faktor yang bisa membuat lapisan pelindung kulit ini melemah, baik dari luar maupun dari dalam tubuh. Dengan memahami penyebabnya, kamu bisa lebih mudah mencegah kondisi ini semakin parah. Berikut ini sejumlah hal yang bisa merusak skin barrier.
1. Penggunaan Produk "Keras"
Pertama, penggunaan produk yang terlalu keras sering menjadi penyebab utama. Sabun dengan kandungan alkali tinggi, deterjen, atau bahan kimia agresif dapat merusak lapisan lipid kulit. Kondisi ini semakin buruk bila disertai kebiasaan mencuci wajah terlalu sering atau melakukan eksfoliasi berlebihan.
2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan juga memegang peran besar. Suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, kelembapan yang rendah maupun sangat tinggi, serta paparan polusi dan alergen dapat mengganggu fungsi skin barrier. Terlalu sering mandi air panas atau berjemur di bawah sinar matahari juga bisa membuat kulit kehilangan kelembapannya.
3. Kurangnya Pelembap
Tidak menggunakan pelembap setelah membersihkan wajah membuat kulit lebih cepat kering. Kekurangan kelembapan menyebabkan lapisan pelindung alami kulit melemah. Lama-kelamaan, kondisi ini bisa memicu iritasi, rasa perih, dan membuat kulit lebih sensitif terhadap produk perawatan.
4. Paparan Polusi dan Alergen
Paparan polusi udara, asap kendaraan, hingga debu bisa memperburuk kondisi kulit. Alergen tertentu juga dapat memicu reaksi peradangan yang merusak skin barrier. Jika tidak segera ditangani, hal ini membuat kulit lebih rentan terhadap infeksi bakteri maupun jamur.
5. Paparan Sinar Matahari Berlebihan
Tahukah kamu bahwa sinar UV merupakan musuh utama kulit? Paparan berlebihan tanpa perlindungan tabir surya dapat merusak sel-sel kulit, mempercepat penuaan dini, dan membuat skin barrier kehilangan fungsinya. Efeknya tidak selalu langsung terasa, tapi dalam jangka panjang kulit akan tampak kusam dan lebih mudah iritasi.
6. Gaya Hidup Tidak Sehat
Tak hanya penyebab dari luar, faktor internal juga berperan besar. Pola makan tinggi gula dan makanan olahan, konsumsi alkohol, merokok, kurang tidur, serta stres berlebihan dapat memperlemah skin barrier. Kombinasi faktor ini mengganggu regenerasi sel kulit dan membuatnya lebih mudah mengalami kerusakan.
7. Penggunaan Obat Tertentu
Beberapa jenis obat, terutama steroid yang digunakan dalam jangka panjang, dapat menipiskan lapisan kulit luar. Akibatnya, kemampuan skin barrier untuk melindungi tubuh dari zat asing berkurang drastis. Kondisi ini membuat kulit lebih mudah luka atau mengalami iritasi.
8. Penyakit Kulit
Beberapa penyakit kulit seperti eksim, psoriasis, rosacea, hingga jerawat kronis dapat membuat skin barrier tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini biasanya memerlukan perawatan medis khusus karena tanpa penanganan, kerusakan kulit akan semakin parah dan menimbulkan komplikasi.
9. Faktor Usia
Penuaan alami juga berpengaruh pada skin barrier. Seiring bertambahnya usia, kulit kehilangan kelembapan dan elastisitas. Lapisan pelindung menjadi lebih tipis dan rentan, sehingga membuat kulit lebih sensitif terhadap cuaca maupun produk perawatan.
10. Cedera dan Luka pada Kulit
Luka gores, gigitan serangga, atau cedera kecil lainnya juga bisa melemahkan skin barrier. Kondisi ini membuka jalan bagi bakteri atau kotoran masuk lebih dalam ke kulit. Jika tidak dijaga kebersihannya, luka kecil sekalipun bisa memperparah kerusakan pada lapisan pelindung kulit.
11. Faktor Minor Lainnya
Selain penyebab utama di atas, ada faktor tambahan yang bisa memengaruhi skin barrier meski dampaknya tidak selalu langsung terasa. Faktor genetik tertentu membuat sebagian orang lebih mudah mengalami masalah kulit. Selain itu, kondisi medis seperti diabetes atau inkontinensia bisa mengubah tingkat keasaman kulit (acid mantle) sehingga mengganggu proses penyembuhan. Bahkan, perbedaan etnis kadang berpengaruh pada sensitivitas kulit terhadap lingkungan.
Bagaimana Cara Memperbaikinya?
Setelah mengetahui berbagai ciri dan penyebab skin barrier rusak, langkah selanjutnya adalah melakukan perawatan yang tepat. Tujuannya adalah mengembalikan kelembapan kulit, menenangkan peradangan, serta memperkuat lapisan pelindung agar fungsi alami kulit dapat kembali optimal. Yuk, simak caranya!
1. Pilih Produk yang Gentle
Perawatan bisa dimulai dari hal sederhana, seperti memilih pembersih wajah yang lembut atau gentle dan tidak mengandung bahan keras. Gunakan air hangat, bukan air panas, agar minyak alami kulit tidak ikut terkikis. Hindari juga kebiasaan mencuci wajah terlalu sering atau menggosok kulit dengan kasar.
2. Gunakan Pelembap
Pelembap menjadi kunci utama dalam perbaikan. Pilih pelembap dengan kandungan ceramide, hyaluronic acid, atau glycerin untuk membantu menjaga kadar air kulit. Pada kondisi tertentu, menggunakan dua lapis pelembap bisa membantu, yaitu mengaplikasikan pelembap berbasis humektan lalu ditutup dengan krim yang lebih kental.
3. Gunakan Tabir Surya
Selain itu, lindungi kulit dari paparan sinar matahari dengan tabir surya minimal SPF 30 setiap hari. Kamu juga bisa menambahkan serum antioksidan untuk menangkal radikal bebas yang memperburuk kerusakan kulit. Bila udara terlalu kering, menggunakan humidifier akan membantu menjaga kelembapan lingkungan sekitar kulit.
4. Hentikan Pemakaian Produk yang "Keras"
Yang tidak kalah penting, evaluasi kembali rutinitas perawatan. Hentikan sementara produk dengan kandungan aktif yang terlalu keras, seperti AHA, BHA, atau retinoid, hingga kondisi kulit membaik. Jika jerawat muncul, tangani dengan hati-hati tanpa dipencet agar skin barrier tidak semakin trauma.
5. Pola Hidup Sehat
Terakhir, dukung perbaikan dari dalam dengan pola hidup sehat. Konsumsi makanan bergizi seimbang, cukup minum air, tidur teratur, serta mengelola stres dengan baik. Perawatan kulit memang tidak instan, namun dengan kesabaran dan konsistensi, skin barrier dapat pulih dan kembali berfungsi melindungi kulit secara alami.
Demikianlah ciri-ciri skin barrier rusak beserta penyebab dan cara untuk memperbaikinya. Semoga bermanfaat!
(sto/dil)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan