Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan harian Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.
Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, 3 September 2025 merupakan Peringatan Wajib St. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja. Kemudian, warna liturgi hari ini adalah putih.
Mengangkat tema tentang mengubah masa depan, mari simak renungan Katolik hari Rabu, 3 September 2025 yang dihimpun detikJogja dari buku "Limitless: Renungan Harian untuk Kehidupan yang Luar Biasa Asyik" oleh Nick Vujicic. Renungan harian berikut juga dilengkapi dengan bacaan Injil hari ini dan doa Katolik hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renungan Katolik Hari Ini Rabu, 3 September 2025
Bacaan Injil 3 September 2025
Kol. 1:1-8;
- Kol 1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, oleh kehendak Allah, dan Timotius saudara kita,
- Kol 1:2 kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu.
- Kol 1:3 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu,
- Kol 1:4 karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,
- Kol 1:5 oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil,
- Kol 1:6 yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.
- Kol 1:7 Semuanya itu telah kamu ketahui dari Epafras, kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia.
- Kol 1:8 Dialah juga yang telah menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh.
Mzm. 52:10,11;
- Mzm. 52:10 Tetapi aku ini seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah; aku percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan selamanya.
- Mzm. 52:11 Aku hendak bersyukur kepada-Mu selama-lamanya, sebab Engkaulah yang bertindak; karena nama-Mu baik, aku hendak memasyhurkannya di depan orang-orang yang Kaukasihi!
Luk. 4:38-44
- Luk 4:38 Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia.
- Luk 4:39 Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itu pun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka.
- Luk 4:40 Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka.
- Luk 4:41 Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias.
- Luk 4:42 Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka.
- Luk 4:43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."
- Luk 4:44 Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.
Renungan Harian Katolik 3 September 2025
Pertama kali saya benar-benar menyaksikan ampuhnya keyakinan seseorang terhadap nasibnya terjadi saat kegiatan temu wicara di SMA, ketika saya pertama kali mendengar perkataan seorang pakar motivasi. Dia warga Amerika bernama Reggie Dabbs dan dia mendapat pekerjaan sulit hari itu.
Ada 1.400 anak di acara tersebut. Udara terasa panas dan lengket. Perlengkapan sound system yang sering macet mengeluarkan suara berisik dan terkadang tidak berbunyi sama sekali.
Anak-anak yang hadir terlihat gelisah, tapi dia memikat kami sepenuhnya lewat kisahnya, bahwa dia dilahirkan di luar nikah oleh seorang pelacur remaja dari Louisiana yang awalnya mempertimbangkan aborsi untuk memecahkan "masalah kecilnya".
Mujur bagi Reggie, gadis itu memutuskan untuk melahirkannya. Gadis itu tidak memiliki keluarga dan tempat tinggal setelah mulai mengandung, jadi dia pindah ke sebuah kandang ayam.
Saat meringkuk di sana pada suatu malam, takut dan sendirian, dia teringat salah satu mantan gurunya, seorang wanita yang sangat simpatik, memberitahunya agar menelepon saat membutuhkan bantuan.
Nama guru itu Mrs Dabbs. Guru ini berkendara dari rumahnya di negara bagian Tennessee ke Louisiana, menjemput remaja yang sedang hamil itu, dan membawanya pulang ke keluarganya sendiri, kepada suami dan enam anaknya yang sudah dewasa.
Mrs Dabbs dan suaminya mengadopsi Reggie serta memberinya nama keluarga mereka. Pasangan itu menanamkan nilai-nilai moral yang kukuh dalam dirinya, kata Reggie. Salah satu didikan utama yang mereka ajarkan adalah tak peduli apa pun situasi atau keadaan yang menimpanya, dia selalu bisa memilih untuk merespons secara negatif atau positif.
Reggie memberitahu kami bahwa dia hampir selalu membuat keputusan yang benar sebab dia meyakini berbagai peluang yang dimilikinya atas kehidupan. Dia tidak mau melakukan hal yang buruk sebab dia yakin ada begitu banyak kebaikan yang sedang menunggunya.
Dia khususnya menekankan suatu hal yang benar-benar menghantam saya secara telak, "Kita takkan pernah bisa mengubah masa lalu, tapi kita bisa mengubah masa depan kita!" Saya menyimpan perkataannya dalam hati. Dia telah menyentuh kami semua.
Reggie juga telah membantu menanamkan benih di pikiran saya untuk memiliki karier sebagai seorang pembicara publik. Saya menyukai fakta bahwa pria rendah hati itu bisa memberikan dampak positif pada sekelompok besar remaja yang tak bisa diam.
Kelihatannya keren, mengingat dia terbang berkeliling dunia hanya untuk bicara kepada orang banyak -- dia dibayar untuk memberikan pengharapan bagi banyak orang!
Saat meninggalkan sekolah hari itu, saya berpikir, barangkali saya bisa punya kisah bagus yang bisa dibagikan kepada orang lain suatu hari nanti, seperti kisah Reggie.
Meskipun kita saat ini mungkin tidak bisa melihat jalan kita, bukan berarti jalan itu tidak ada. Yakinlah, kisah kita sedang menunggu untuk diungkapkan, dan saya tahu itu pastilah luar biasa!
Doa Penutup
Allah yang Maha Rahim, penuh belaskasihan Kaujaga umat-Mu dan Kaubimbimng dalam kasih sayang-Mu. Buatlah para pemimpin umat-Mu bersemangat dan bijaksana berkat doa bapa suci Gregorius agung.
Semoga kemajuan umat-Mu selalu menggembirakan para gembalanya. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
Demikian renungan harian Katolik hari Rabu, 3 September 2025 dengan bacaan Injilnya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.
(sto/aku)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang