Dalam membantu mengamankan aksi demonstrasi di wilayah Jogja dan Jawa Tengah (Jateng), Kodam IV Diponegoro mengerahkan 9.000 pasukan. Kodam IV Diponegoro juga mengerahkan kendaraan tempur (ranpur) ringan sebagai pembantuan evakuasi darurat.
Kapendam IV/Diponegoro, Kolonel Inf Andy Soelistyo, menyebutkan pihaknya pembantuan itu dilakukan untuk mengamankan demonstrasi yang terjadi di sejumlah wilayah di Jogja dan Jateng.
"Untuk seluruh wilayah Jawa Tengah dan DIY Kodam IV sudah menyiapkan pasukan untuk membantu pengamanan jumlah 9.000-an orang tersebar, juga ada yang standby, untuk memastikan situasi Jateng-DIY aman terkendali, kondusif, masyarakat supaya tidak perlu khawatir lagi," kata Andy saat dihubungi Senin (1/9/2025), dikutip dari detikJateng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Semarang dan sekitarnya, Andy menyebutkan, pihaknya menerjunkan 282 personel guna melakukan penjagaan di sejumlah titik vital seperti Kantor Gubernur, Polda Jateng, lembaga perbankan, hingga kantor PLN. Andi mengatakan, ranpur dikerahkan untuk fokus terhadap evakuasi darurat, bukan bentuk represi.
"Fungsi ranpur TNI itu biasanya untuk membantu proses evakuasi darurat. Jadi ranpur itu kami bukan untuk tujuan lain, tapi evakuasi darurat yang membutuhkan kecepatan," jelasnya.
Andy menyebutkan, pihaknya kemungkinan menerjunkan heli dan ambulans terutama saat melibatkan objek VIP/VVIP yang juga berlaku di Jogja.
"Dan yang paling utama di sini juga kita ke depankan perintah Pak Pangdam IV Diponegoro, yang santun, persuasif, humanis. Apabila memang nanti masih ada menemui kegiatan penyampaian pendapat di muka umum," ujarnya.
Andy menyampaikan, jajaran kodam bakal menggelar secara serentak doa bersama lintas umat dan patroli malam. Pihaknya menggelar kegiatan tersebut untuk mengajak masyarakat mewaspadai berita bohong atau hoax dan memastikan situasi tetap kondusif.
"Ini seluruh wilayah di Jateng-DIY, Kodam IV Diponegoro berkeliling ke pusat-pusat keramaian warga, supaya memberikan kepastian situasi yang ada di lingkungan masyarakat tersebut aman," jelasnya.
Sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto, Andy menyebutkan sinergi TNI dan Polri dilakukan guna mengamankan dan mengendalikan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
"Dari penyampaian Bapak Presiden Prabowo Subianto TNI-Polri harus mampu mengendalikan, menjaga kamtibmas, menjamin situasi aman bagi masyarakat. Jadi kami bersama-sama dengan Polri kalau secara prosedurnya, melaksanakan tugas perbantuan sesuai undang-undang," jelasnya.
Masyarakat juga diimbau masyarakat tidak terpancing provokasi dan menyampaikan pendapat secara damai.
"Jangan sampai kita terprovokasi karena memang itu yang diinginkan oleh oknum-oknum ataupun pihak yang ingin mengadu domba bangsa Indonesia," ujarnya.
"Kita harus mewaspadai, contoh ada yang mulai melakukan aksi anarkis. Apa betul itu mahasiswa atau dari rekan-rekan sekalian? Apa benar dia memiliki latar belakang yang betul-betul ingin memajukan bangsanya. Apabila ada berita-berita beredar berkaitan TNI-Polri yang saling difitnah, saya minta tidak mudah terprovokasi," lanjutnya.
(afn/aku)
Komentar Terbanyak
Pengakuan Pacar-pacar Eks Dirut Taspen Kosasih, Dikado Mobil-Dibelikan Tas LV
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang