Renungan Harian Katolik Senin, 1 September 2025 dan Bacaannya: Mukjizat

Renungan Harian Katolik Senin, 1 September 2025 dan Bacaannya: Mukjizat

Santo - detikJogja
Senin, 01 Sep 2025 03:30 WIB
Renungan harian
Renungan harian Katolik. (Foto: freepik/Freepik)
Jogja -

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan harian Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.

Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, 1 September 2025 merupakan hari biasa dengan orang kudus Santo Pedro Armengol (1238-1304); Santa Verena (350); Ruth (abad 11 SM). Kemudian, warna liturgi hari ini adalah hijau.

Mengangkat tema tentang mukjizat, mari simak renungan Katolik hari Senin, 1 September 2025 yang dihimpun detikJogja dari buku "Limitless: Renungan Harian untuk Kehidupan yang Luar Biasa Asyik" oleh Nick Vujicic. Renungan harian berikut juga dilengkapi dengan bacaan Injil hari ini dan doa Katolik hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Katolik Hari Ini Senin, 1 September 2025

Bacaan Injil 30 Agustus

1Tes. 4:13-17a;

  • 1Tes 4:13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
  • 1Tes 4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
  • 1Tes 4:15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.
  • 1Tes 4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
  • 1Tes 4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

Mzm. 96:1,3,4-5,11-12,13;

  • Mzm 96:1 Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi!
  • Mzm 96:3 Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan yang ajaib di antara segala suku bangsa.
  • Mzm 96:4 Sebab Tuhan maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah.
  • Mzm 96:5 Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit.
  • Mzm 96:11 Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya,
  • Mzm 96:12 biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai
  • Mzm 96:13 di hadapan Tuhan, sebab Ia datang. sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia datang menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetianNya.

Luk. 4:16-30

  • Luk 4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
  • Luk 4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
  • Luk 4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
  • Luk 4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
  • Luk 4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
  • Luk 4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
  • Luk 4:22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?"
  • Luk 4:23 Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!"
  • Luk 4:24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
  • Luk 4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
  • Luk 4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.
  • Luk 4:27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
  • Luk 4:28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
  • Luk 4:29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
  • Luk 4:30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

ADVERTISEMENT

Renungan Harian Katolik 30 Agustus 2025

Orang-orang di seluruh dunia dibuat sedih dan prihatin mendengar gempa bumi dahsyat yang menimpa Haiti pada tahun 2009. Namun, terlepas dari berbagai tragedi yang datang bersamaan dengan bencana dahsyat tersebut, kondisi mengerikan itu juga memunculkan kualitas terbaik dalam diri orang-orang, khususnya para korban selamat yang menolak untuk menyerah, meski dihadapkan pada kondisi yang sangat tidak memungkinkan.

Putra Marie, Emmanuel, diyakini sebagai salah satu korban meninggal yang terkubur di bawah sebuah gedung. Penjahit berusia 21 tahun itu tadinya berada bersama ibunya di apartemen mereka ketika gempa melanda. Sang ibu berhasil lolos, tapi tak bisa menemukan putranya sesudahnya, sementara bangunan apartemen mereka kini sudah menjadi timbunan puing.

Marie mencari-cari putranya di sebuah kemah darurat yang didirikan bagi orang-orang yang telah kehilangan tempat tinggal, tapi tak bisa menemukannya di antara korban yang selamat. Dia menunggu, berharap putranya berhasil mencapai kemah darurat.

Setelah beberapa hari, dia kembali ke kekacauan dan kehancuran di kota untuk mencari putranya. Peralatan berat yang dioperasikan di lokasi gempa membuatnya sulit mendengar, tapi di satu titik, Marie merasa mendengar Emmanuel berseru memanggilnya.

"Saat itu," katanya pada seorang reporter, "saya tahu kami masih bisa menyelamatkannya."

Mari memberitahu semua orang bahwa putranya berseru memanggilnya dari balik timbunan puing itu, tapi tak seorang pun bisa membantunya. Ketika anggota regu penyelamat internasional tiba, dia berhasil menemukan satu tim insinyur yang ber pengalaman.

Dia meyakinkan mereka bahwa putranya masih hidup. Dengan peralatan dan pengetahuan mereka, mereka memotong besi baja, beton, dan puing-puing tepat di titik dia mendengar suara putranya. Mereka terus menggali sampai menemukan tangan Emmanuel.

Dia sedang berupaya meraih mereka. Mereka terus bekerja sampai bisa membebaskan bahunya agar bisa menariknya keluar. Dia telah terkubur selama sepuluh hari. Dia mengalami dehidrasi parah, tertutup debu, dan sangat lapar, tapi selamat.

Terkadang yang anda miliki hanyalah keyakinan bahwa segalanya mungkin, bahwa mukjizat dapat terjadi. Bagi marie, dunia di sekelilingnya bisa kacau-balau, tapi dia tidak berhenti dan menyerah pada rasa putus asa.

Sebaliknya, percayalah bahwa apa pun yang tidak anda miliki, Allah akan mencukupkannya! Keyakinan itu mendorong Marie untuk bertindak. Tindakannya membuat suara putranya berhasil mencapainya. Tentunya tak berlebihan bila kita mengakui bahwa harapan Marie-lah yang membuat Emmanuel tetap hidup.

Doa Katolik Hari Ini

Tuhan, Allah Yang maha Kuasa, Engkau menghantar kami kepada hari ini. Selamatkanlah kami dengan kuasa-Mu, agar pada hari ini kami tidak jatuh ke dalam dosa.

Bimbinglah kiranya perkataan kami dan arahkanlah pikiran serta perbuatan kami kepada keadilan dan kejujuran. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.

Demikian renungan harian Katolik hari Senin, 1 September 2025 dengan bacaan Injilnya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.




(sto/sto)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads