Pernah melihat karakter hewan di kartun yang digambarkan suka kentut dan menebarkan bau menyengat? Nah, karakter itu sebenarnya terinspirasi dari sigung. Banyak orang penasaran dan sering bertanya hewan sigung itu apa, karena sosoknya cukup unik dengan garis putih di tubuhnya dan bau yang khas.
Sigung dikenal sebagai mamalia yang punya pertahanan diri tidak biasa. Saat merasa terancam, hewan ini bisa menyemprotkan cairan dengan bau busuk yang sangat kuat. Bau tersebut mampu membuat predator kabur seketika dan bahkan bisa bertahan lama di udara maupun benda yang terkena semprotan.
Penasaran dan ingin tahu lebih dalam mengenai sigung, detikers? Yuk, simak informasi yang dirangkum dari laman PBS, Britannica, serta San Diego Wildlife Alliance berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hewan Sigung Itu Apa?
Sigung adalah mamalia yang termasuk dalam keluarga Mephitidae. Dalam keluarga Mephitidae terdapat 10 spesies sigung yang masih hidup hingga sekarang. Seluruh spesies tersebut terbagi ke dalam tiga genus utama, yaitu Conepatus, Mephitis, dan Spilogale.
Sigung adalah hewan nokturnal yang dikenal karena kemampuan uniknya dalam mempertahankan diri. Hewan ini bisa menyemprotkan cairan dengan bau menyengat ketika merasa terancam. Bau tersebut sangat kuat dan bisa bertahan lama, sehingga banyak hewan lain di alam cenderung menghindarinya. Dengan ciri khas inilah, sigung sering dianggap sebagai salah satu hewan yang paling mudah dikenali.
Tubuh sigung memiliki pola bulu yang bervariasi. Ada yang bergaris, berbintik, berhidung babi, hingga berbulu lebat seperti berjubah. Salah satu jenis yang paling terkenal adalah sigung belang dengan garis putih mencolok berbentuk huruf V dari kepala hingga punggung. Walaupun berbeda pola, seluruh jenis sigung memiliki kesamaan berupa kemampuan menghasilkan bau yang sangat tajam sebagai perlindungan diri.
Selain itu, sigung juga termasuk hewan yang hidup menyendiri. Kehidupan soliter membuatnya lebih sering ditemui sendirian, kecuali pada musim kawin. Dengan tubuh yang kokoh, beberapa jenis sigung juga pandai menggali tanah atau memanjat, sedangkan jenis lain lebih sering beraktivitas di daratan. Dari pola hidup hingga ciri fisiknya, sigung memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya menarik untuk dipelajari lebih lanjut.
Fakta Sigung, Mamalia dengan Bau Busuk
Hewan ini bukan hanya menarik karena semprotan berbau tajam, tetapi juga karena berbagai sisi kehidupannya yang penuh keunikan. Dari cara hidup hingga habitat, ada banyak hal menarik yang bisa dipelajari tentang mamalia ini. Berikut adalah beberapa fakta sigung yang menarik untuk diketahui.
1. Ciri Fisik yang Beragam
Ukuran tubuh sigung berbeda-beda tergantung pada spesiesnya. Panjang tubuhnya bisa mencapai 40 hingga 100 centimeter dengan berat antara 0,5 hingga 6 kilogram. Spesies terkecil adalah sigung berbintik, sedangkan yang terbesar adalah sigung berhidung babi. Perbedaan ukuran ini membuat sigung terlihat sangat beragam di alam liar.
Tubuh sigung berbentuk memanjang dengan kaki pendek dan kokoh. Pada setiap kakinya terdapat lima jari dengan cakar panjang yang berguna untuk menggali. Warna bulunya umumnya hitam dan putih, meskipun ada juga yang berwarna cokelat atau abu-abu. Pola bulu selalu memiliki garis atau bintik putih yang menjadi ciri khas utama.
Beberapa spesies memiliki garis lebar tunggal di punggung, sementara yang lain memiliki dua garis tipis atau bahkan pola berupa bintik dan garis terputus. Meskipun pola berbeda-beda, penampilan khas itu membuat sigung mudah dikenali di alam. Perpaduan warna bulu juga menjadi pertahanan visual agar predator lebih berhati-hati.
2. Habitat Luas dan Mudah Beradaptasi
Sigung dapat ditemukan di berbagai habitat mulai dari padang rumput, hutan, pegunungan hingga gurun. Hewan ini mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan yang berbeda, termasuk area pertanian dan bahkan perkotaan. Kehadirannya di dekat manusia cukup sering terlihat karena sigung tidak terlalu pemilih dalam mencari tempat tinggal.
Mamalia ini juga memanfaatkan berbagai tempat untuk berlindung. Lubang bekas hewan lain, rongga pohon, tumpukan batu, hingga ruang bawah bangunan sering dijadikan sarang. Pada musim dingin, beberapa sigung betina dapat berbagi satu liang untuk tetap hangat. Fleksibilitas inilah yang membuat sigung tetap bertahan di berbagai kondisi.
Selain itu, rentang wilayah jelajah sigung biasanya tidak terlalu luas. Pada musim kawin, jantan bisa bepergian lebih jauh, tetapi pada umumnya wilayah jelajahnya hanya sekitar satu hingga tiga kilometer. Kebiasaan ini membuat sigung sering beraktivitas di area yang sama dalam waktu lama.
3. Pola Makan yang Oportunis
Uniknya, sigung dikenal sebagai hewan omnivora yang sangat oportunis. Makanan utamanya berupa serangga, tetapi hewan ini juga memakan tikus, kadal, burung, dan telur. Selain itu, sigung juga mengonsumsi buah-buahan, akar, jamur, hingga daun. Pola makan yang bervariasi ini membuat sigung mampu bertahan di berbagai musim.
Pada musim panas dan semi, serangga seperti jangkrik, belalang, dan kumbang menjadi santapan favorit. Sedangkan pada musim gugur dan dingin, sigung lebih banyak mengonsumsi daging dari mamalia kecil, burung, atau bahkan bangkai. Kemampuan mencakar tanah dengan kukunya membantu menemukan larva dan serangga di bawah permukaan tanah.
Di sekitar manusia, sigung kerap memanfaatkan sisa makanan. Sampah rumah tangga, pakan hewan peliharaan, hingga telur burung di sekitar pekarangan dapat menjadi sumber makanan. Perilaku ini sering menimbulkan konflik, tetapi juga menunjukkan betapa fleksibelnya pola makan sigung.
4. Kehidupan Sosial yang Sederhana
Sigung umumnya hidup soliter. Hewan ini lebih suka beraktivitas sendirian, kecuali saat musim kawin. Namun, pada daerah yang lebih dingin, sigung betina kadang berbagi sarang untuk menjaga suhu tubuh. Kebiasaan itu hanya terjadi saat musim dingin dan tidak berlangsung lama.
Pada musim kawin, jantan biasanya mencari lebih dari satu pasangan. Setelah proses perkawinan, betina akan melahirkan setelah melewati masa kehamilan sekitar dua bulan. Anak sigung lahir dalam kondisi buta, tuli, dan tidak berdaya, tetapi mulai membuka mata pada usia tiga minggu.
Anak sigung biasanya tinggal bersama induk hingga berusia sekitar satu tahun. Selama masa itu, induk akan menjaga ketat keturunannya, bahkan siap menyemprotkan bau busuk jika merasa terancam. Perlindungan ini sangat penting mengingat banyak predator yang mengincar sigung muda.
5. Umur dan Ancaman Alami
Rata-rata umur sigung di alam liar berkisar dua hingga empat tahun. Namun, jika hidup dalam penangkaran, umurnya bisa mencapai sepuluh tahun. Kondisi lingkungan dan predator menjadi faktor utama yang memengaruhi usia sigung.
Ancaman terhadap sigung cukup banyak. Hewan ini sering menjadi mangsa anjing, rubah, bobcat, hingga burung pemangsa seperti elang dan burung hantu. Selain itu, sigung juga rentan terhadap penyakit seperti rabies, distemper, dan virus West Nile yang bisa mematikan dalam waktu singkat.
Salah satu ancaman terbesar datang dari aktivitas manusia. Jalan raya menjadi penyebab utama kematian sigung karena penglihatan hewan ini sangat terbatas. Sigung tidak bisa melihat dengan jelas objek pada jarak lebih dari tiga meter, sehingga sering tertabrak kendaraan saat melintas.
6. Status Konservasi
Sebagian besar spesies sigung masuk kategori risiko rendah dalam daftar IUCN. Namun ada dua spesies yang berstatus rentan, yaitu sigung berbintik timur dan sigung berbintik kerdil. Ancaman utama bagi keduanya adalah hilangnya habitat akibat aktivitas manusia.
Selain habitat yang menyusut, penyebaran penyakit dan penggunaan pestisida juga mempercepat penurunan populasi. Kondisi ini membuat beberapa populasi sigung mengalami penurunan cukup signifikan dalam beberapa dekade terakhir.
Meskipun begitu, sigung masih dianggap sebagai hewan yang mampu bertahan di berbagai kondisi. Fleksibilitas dalam memilih habitat dan makanan membuat populasi sebagian besar spesies tetap stabil. Dengan perlindungan habitat yang baik, sigung dapat terus menjadi bagian penting dalam keseimbangan ekosistem.
Setelah menyimak seluruh penjelasan di atas, apakah kamu sudah memahami hewan sigung, detikers? Semoga bermanfaat!
(sto/afn)
Komentar Terbanyak
UGM Batalkan Sewa Gedung untuk Launching Buku Roy Suryo dkk
Ditolak UGM, Launching Buku Roy Suryo dkk Pindah ke Kafe
Judul Buku Roy Suryo dkk yang Batal Dilaunching di UC UGM: Jokowi's White Paper